Senin - Jumat , 27 Maret 3 April 2023
Aprizal
IPS
IX. A Selasa 78 Rabu 78
IX. B Selasa 45 Jumat 45
IX. C Kamis 34 Jumat 23
IX. D Senin 56 Selasa 12
IX. E Selasa 910 Rabu 910
IX. F Senin 12 Rabu 12
Kompetensi Dasar
3.4. Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan sampai awal reformasi.
4.4. Menyajikan hasil analisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan sampai awal reformasi.
Tujuan Pembelajaran
Melalui Pembelajaran Discovery Learning peserta didik diharapkan dapat
Ø Menjelaskan perubahan dan kesinambungan (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) masyarakat Indonesia pada masa awal kemerdekaan
Materi
Pokok
Perubahan
dan kesinambungan (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya)
masyarakat Indonesia pada masa awal kemerdekaan, proklamasi kemerdekaan RI
Materi
Peristiwa Heroik Sekitar Proklamasi
Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang
mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah
kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia
diduduki oleh Jepang.
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika
Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus
1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Menyerahnya Jepang kepada sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945 membawa hikmah yang sangat besar kepada perkembangan
bangsa Indonesia sebagai sebuah Negara yanag berdaulat. “Vacuum of Power”,
yaitu kekosongan kekuasaan yang terjadi di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh
para “Founding fathers” untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan
dilanjutkan dengan upaya melengkapi kelengkapan Negara melalui sidang
PPKI tanggal 18, 19 dan 22 Agustus 1945. Maka lengkap dan sah lah Indonesia
sebagai sebuah Negara berdaulat dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan menyerahnya Jepang terhadap Sekutu
pada tanggal 15 Agustus 1945, dan disusul dengan diproklamarkan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945, maka seharusnya tamatlah kekuasaan Jepang di
Indonesia. Akan tetapi setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang
Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran
yang memakan korban di banyak daerah.
Berikut ini adalah daftar-daftar
peristiwa heroik yang ada di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
di kumandangkan :
A. Pertempuran
Lima Hari di Semarang
Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5
Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di
Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat
rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan Peristiwa
10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan
Belanda). Pertempuran ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau
kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berakhir tanggal 20
Oktober 1945.
B. Pertempuran
Surabaya
Pertempuran
Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara
pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi
pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran
terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol
nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
C. Pertempuran
Ambarawa
Pertempuran Ambarawa atau yang sering
disebut sebagai palagan Ambarawa memang menarik. Secara singkat, dapat
diceritakan bahwa disebut Pertempuran Ambarawa karena memang terjadinya di kota
Ambarawa. Pertempuran itu sebenarnya sudah diawali sejak Oktober 1945, di mana
pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara Sekutu mendarat di Semarang di bawah
pimpinan Brigadir Jenderal Bethel
Pada tanggal 20
Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah
pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan
perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini
diboncengi olehNICA. Kedatangan Sekutu ini mulanya
disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr
Wongsonegoro menyepakati
akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu,
sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Namun, ketika pasukan Sekutu dan
NICA telah sampai di Ambarawa dan
Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut
malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden
bersenjata timbul di kota Magelang,
hingga terjadi pertempuran.
D. Pertempuran
Medan Area
Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara
pemerintah Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan
yang terkenal dengan nama civil Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini
disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang
kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.
Awalnya mereka diterima secara baik oleh
pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan
tawanan perang (tentara Belanda). Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali,
Medan pada tanggal 13 Oktober 1945.
Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan
NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda
Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi
perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA. Pada
tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan
Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan, Sejak saat itulah
Medan Area menjadi terkenal.
E. Bandung
Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan
Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar
rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer
dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia.
Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara
Republik Indonesia (TRI, TNI kala itu) meninggalkan kota Bandung
mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumihangus". Para pejuang
pihak Republik
Indonesia tidak rela bila Kota Bandung
dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumi hanguskan Bandung diambil melalui
musyawarah Madjelis
Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan
perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 24
Maret 1946. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan
Divisi III TRI mengumumkan hasil
musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.
Soooo… selain periwtiwa diatas masih ada
peristiw heroik lainnya yang terjadi diantaranya :
a.
Pertempuran Margarana
b.
Pertempuran Laut Aru
c.
Tindakan
Heroik Di Yogyakarta
d.
Peristiwa 11 Nopember 1946 di Sulawesi
Selatan
e.
Tindakan Heroik Di Aceh
f.
Tindakan Heroik Di Palembang
g.
Tindakan Heroik Di Kalimantan
h.
Peristiwa Merah Putih di Manado
i.
Tindakan Heroik di Nusa Tenggara
j.
Tindakan Heroik di Papua
k.
Tindakan Heroik di Padang dan Bukit
Tinggi
l.
Tindakan Heroik di Surakarta
m.
Tindakan Heroik di pulau Sumbawa
n.
Tindakan Heroik di Lampung
Baiklah kids pemaparan materi kali ini
cukup luaskan… dan masih banyak lagi periswtiwa heroik sekitar Proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
Ok children, to close the material in
our meeting today, Mr. will give an assignment or evaluation to find out how
far you understand the material that we have discussed together.
Tugas kalian
1. Setiap anak mencari gambar contoh
materi diatas dan diberikan penjelasan sesuai pemahaman kalian berdasarkan
materi kita hari ini.
Sumber Referensi
https://www.sma-syarifhidayatullah.sch.id/2021/06/kedatangan-bangsa-eropa-ke-nusantara.html
https://www.ruangguru.com/Sardiman AM, Lestariningsih AD. (2017) Sejarah Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar