Welcome

<< IPS Papi Ijal>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Kamis, 26 Oktober 2023

P20 P5 HARI KE 4

 


 

Tema

Stop Bully  lingkungan sekitar

 

 

                                            

Identitas

 

Mata Pelajaran

IPS

Kelas/Fase

Fase D kelas 7

Materi

Stop bully

Pertemuan ke

      dari     (      JP)

Guru Pengampu

Aprizal

Waktu Pembelajaran

Senin - Kamis

 

 

CP

Komitmen pengakuan dan perlindungan terhadap hak atas anak telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan anak telah banyak diterbitkan, namun dalam implementasinya di lapangan masih menunjukkan adanya berbagai kekerasan yang menimpa pada anak antara lain adalahbullying.

 

Tujuan Pembelajaran

Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan fenomena lingkungan sekitar sebagai proses geografis, serta perubahan karakterisitik lokasi dari waktu ke waktu berdasarkan aspek fisik dan sosial  serta persamaan dan perbedaan suatu lokasi berdasarkan kondisi alam dan komposisi penduduknya dengan baik serta mempresentasikan di depan kelas menggunakan Canvas, PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan diferensiasi gaya belajar siswa.

 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

 

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

 


Materi


Apa Itu Bullying di Sekolah?

Bullying di sekolah adalah kekerasan yang dilakukan oleh siswa kepada siswa lain yang dilakukan secara berulang dengan tujuan untuk menyakiti secara fisik maupun psikis.

Tidak semua kasus kekerasan yang terjadi di sekolah sebagai bullying. Kekerasan yang dilakukan siswa masuk kategori bullying apabila memenuhi unsur berikut,

·            Mengakibatkan kerusakan secara fisik, psikologis, dan sosial pada korban.

·            Kekerasan dilakukan secara berulang-ulang, atau

·            menimbulkan serangkaian dampak negatif pada korban dalam jangka panjang, atau

·            memicu tindakan kekerasan lain yang berulang pada korban.

   ·                Adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, baik secara fisik maupun non fisik.

Mata Rantai Bullying di Sekolah

Dalam banyak kasus, kekerasan di sekolah melibatkan tiga pihak yang biasa disebut dengan tiga mata rantai bullying.

1. Pelaku

2. Korban

3. Saksi

 

 

Jenis dan Contoh Bullying di Sekolah

Perundungan di sekolah terjadi dalam beragam bentuk. Siswa bisa menjadi korban dari satu jenis kekerasan.

Namun, tidak menutup kemungkinan juga menjadi korban dari semua jenis bullying yang ada di sekolah.

1. Bullying Fisik

Contoh bullying fisik secara langsung:

·            mencubit

Contoh bullying fisik secara tidak langsung:

·            merusak tas

2. Bullying Verbal

Kekerasan verbal merupakan bentuk bullying yang paling banyak terjadi. Mudah dilakukan, sulit untuk dideteksi, dan tidak memerlukan kekuatan fisik karena dilakukan dengan lisan.

Contoh bullying verbal:

3. Bullying Relasional

Penindasan relasional merupakan upaya pelemahan harga diri korban, memanipulasi persahabatan. Sangat sulit dideteksi, bahkan oleh siswa yang menjadi korban.

Contoh bullying relasional:

·                 pengucilan

Perundungan ini bisa juga dalam bentuk isyarat tubuh,

·                 tatapan agresif

4. Cyberbullying

Cyberbullying merupakan bentuk perundungan baru dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, teknologi digital.

Perundungan dilakukan menggunakan berbagai peralatan elektronik yang terkoneksi dengan internet.

Cyberbullying bisa dilakukan 24 jam sehari tanpa batasan ruang dan waktu, kapan saja dan dimana saja. Dan dapat menjangkau korban dimanapun ia berada.

Pelaku bisa bersembunyi dibalik akun anonim, menyembunyikan identitasnya. Menjadi lebih berani karena tidak membutuhkan kekuatan fisik.

Contoh cyberbullying:

·                 mengirimkan pesan teks berisi kata-kata provokasi dan amarah

Dampak Bullying di Sekolah

Perundungan di sekolah memiliki dampak negatif bagi pelaku, korban, maupun siswa yang menyaksikan peristiwa terjadinya bullying.

Dampak negatif bagi pelaku

1.              Gagal mengembangkan kemampuan sosial

2.              Drop out

3.              Berpotensi melakukan tindakan kriminalitas

Dampak bagi korban

1. Akademis

·  takut berangkat ke sekolah

·  drop out

2. Fisik

·  menderita luka pada tubuh

·  mengeluh kepala pusing

3. Sosial

·  kehilangan kepercayaan diri

·  menarik diri dari pergaulan dengan teman

4. Emosi

·  sensitif, suasana hati sering berubah-ubah

·  murung, gelisah, cemas, takut

Dampak bagi saksi

  1. Jika perundungan dibiarkan tanpa adanya tindak lanjut, siswa yang menyaksikan akan menganggap kekerasan sebagai perilaku yang diterima.

Pemahaman yang keliru ini mendorong saksi untuk melakukan bullying di kemudian hari karena menganggapnya sebagai hal yang biasa, yang boleh dilakukan.

  1. Saksi akan merasakan kecemasan dan ketakutan akan menjadi korban selanjutnya.

Kecemasan ini bisa mengganggu fokus anak, sehingga bisa mengakibatkan penurunan nilai akademis.

  1. Perasaan bersalah atau menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya, apalagi jika korban adalah teman dekatnya.

Mengingat dampak bullying yang tidak hanya terjadi sesaat, berdampak jangka panjang, saatnya stop bullying di sekolah dengan mengenali penyebabnya.

Mengapa Siswa Melakukan Bullying di Sekolah?

Kekerasan di sekolah sudah sering terjadi, bahkan terus berulang. Apa sesungguhnya yang menjadi penyebab bullying di sekolah.

Berikut beberapa faktor penyebab mengapa siswa melakukan bullying:

1. Muatan Kurikulum yang Padat

2. Metode Mengajar yang Kaku

3. Budaya Senioritas

4. Pendisiplinan yang Otoriter

5. Pengawasan Sekolah yang Lemah

6. Faktor Keluarga

7. Faktor Lingkungan Sosial

8. Kelompok Sebaya

9. Tayangan Kekerasan di Media

 

Bagaimana Mengatasi Bullying di Sekolah?

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk stop bullying di sekolah, atau setidaknya mencegah dan mengatasi perundungan yang dilakukan siswa di sekolah.

1. Mengubah Cara Mendidik dan Memperlakukan Siswa

2. Mengembangkan Budaya Sekolah

3. Membangun Komunikasi Aktif dengan Orang tua

4. Pemahaman dan Kepedulian Warga Sekolah Terhadap Bullying

5. Deklarasi Anti Bullying di Sekolah dan Internet Positif

6. Membentuk Bullying Center

 

Guru bimbingan dan konseling bisa ditunjuk sebagai koordinator pelaksana dibantu dengan guru yang lain dan siswa.

Bullying center sebagai pusat kegiatan anti bullying dengan ketugasan,

  • menyusun materi tentang bullying di sekolah sebagai bahan sosialisasi
  • menyusun program kegiatan anti bullying yang akan dilaksanakan di sekolah
  • menerima pengaduan bagi korban bullying, yang perlu diperhatikan adalah menjaga kerahasiaan pelapor
  • menyelesaikan kasus kekerasan yang terjadi di sekolah, penanganan harus dilaksanakan secara komprehensif melibatkan pelaku, korban, dan saksi
  • melakukan pengawasan pada tempat-tempat yang berpotensi terjadi bullying
  • melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam upaya pencegahan perundungan di sekolah

Tidak ada komentar: