Welcome

<< Mulai dengan cerita yang menarik>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Senin, 14 April 2025

Ceita fiksi : siswa baru kelas 8 SMP SPALGA

 Bab 1: Hari Pertama yang Berputar

Anya menarik napas dalam-dalam di depan gerbang SMP SPALGA. Hari pertamanya sebagai murid kelas 8 terasa seperti mimpi yang campur aduk antara gugup dan penasaran. Gedung sekolah yang megah dengan lapangan basket yang luas membuatnya sedikit terintimidasi. Ia memeluk erat tas ranselnya, mencari-cari sosok yang dikenalnya. Nihil. Ia benar-benar sendirian.

Kilasan mundur: Dua minggu sebelumnya, Anya masih tertawa riang di sekolah lamanya, dikelilingi teman-teman yang sudah dikenalnya sejak taman kanak-kanak. Kepindahan ayahnya karena pekerjaan membuat Anya terpaksa meninggalkan semua itu. Ia ingat jelas pelukan erat dari sahabatnya, Lila, dan janji mereka untuk tetap saling berkabar. Rasa rindu tiba-tiba menusuk hatinya.

Anya memberanikan diri melangkah masuk. Suara riuh rendah siswa yang berlalu lalang membuatnya semakin cemas. Ia mencari papan pengumuman untuk melihat kelasnya. VIII-B. Oke, langkah pertama.

Saat Anya berjalan menyusuri koridor, tanpa sengaja ia bertubrukan dengan seorang siswi berambut panjang dikuncir kuda. Buku-buku yang dibawa siswi itu jatuh berserakan.

"Aduh, maaf!" ucap Anya cepat-cepat sambil membantu memungut buku.

Siswi itu mendongak. Matanya yang bulat menatap Anya dengan sedikit kesal. "Lain kali hati-hati dong!" ujarnya ketus, lalu merebut buku-bukunya dan berlalu tanpa menunggu jawaban Anya.

Kilasan maju: Beberapa bulan kemudian, Anya dan siswi berambut panjang itu, yang ternyata bernama Regina, sudah menjadi teman dekat. Mereka sering belajar bersama di perpustakaan dan berbagi cerita tentang suka duka di sekolah. Anya bahkan sudah tahu bahwa Regina sebenarnya anak yang baik hati, hanya saja sedikit perfeksionis dan mudah panik.

Anya melanjutkan langkahnya, mencoba melupakan insiden kecil tadi. Ia menemukan kelas VIII-B dan masuk dengan jantung berdebar. Beberapa siswa sudah duduk di bangku masing-masing. Ia memilih tempat duduk kosong di barisan tengah.

Tak lama kemudian, seorang guru berkacamata dengan senyum ramah memasuki kelas. "Selamat pagi, anak-anak. Saya Pak Guru, wali kelas kalian di tahun ajaran ini."

Bab 2: Pertemuan Tak Terlupakan

Pelajaran pertama adalah Matematika. Pak Guru menjelaskan materi dengan sabar dan sesekali melontarkan humor yang membuat suasana kelas menjadi lebih santai. Anya merasa sedikit lega, setidaknya salah satu gurunya tampak menyenangkan.

Saat jam istirahat tiba, Anya duduk sendirian di kantin sambil mengamati sekeliling. Ia melihat sekelompok siswa yang tampak akrab sedang tertawa bersama di meja pojok. Ada seorang cowok bertubuh tinggi dengan rambut gondrong (Davie), seorang cewek berkerudung yang terlihat ceria (Rasha), dan seorang cowok dengan tatapan mata yang tajam namun menyimpan senyum tipis (Casand).

Kilasan mundur: Beberapa minggu setelah Anya masuk, ia pernah tidak sengaja mendengar percakapan antara Regina dan Rasha di toilet. Regina tampak kesal karena Casand tidak mau membantunya mengerjakan tugas kelompok. Rasha mencoba menenangkan Regina dan mengatakan bahwa Casand memang sedikit sulit didekati, tapi sebenarnya dia anak yang pintar dan bisa diandalkan.

Tiba-tiba, seseorang menepuk bahu Anya. Ia menoleh dan melihat seorang siswi dengan senyum manis berdiri di sampingnya. "Hai, kamu anak baru ya? Aku Rasha."

Anya tersenyum lega. "Iya, aku Anya."

"Mau gabung sama kita?" Rasha menunjuk ke arah meja Davie dan Casand.

Anya sedikit ragu, tapi kemudian mengangguk. Ini adalah kesempatan bagus untuk mendapatkan teman baru.

Bab 3: Sahabat dalam Bayangan

Di meja kantin, Davie menyambut Anya dengan ramah. Casand hanya mengangguk singkat, tapi Anya merasa ada kehangatan tersembunyi di balik tatapan matanya. Mereka bertiga mulai mengobrol tentang pelajaran, guru-guru, dan kegiatan di sekolah. Anya merasa nyaman berada di antara mereka.

Kilasan maju: Beberapa bulan kemudian, Anya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kelompok itu. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di luar sekolah, mengerjakan tugas kelompok, bermain basket di lapangan belakang sekolah, atau sekadar nongkrong di warung Bu Siti dekat sekolah. Anya merasa beruntung bisa bertemu dengan teman-teman seperti mereka.

Namun, ada satu sosok yang selalu ada di dekat Anya sejak hari pertamanya, namun tak pernah benar-benar terlihat. Ia adalah seorang siswa laki-laki yang selalu duduk di belakang Anya di kelas Matematika. Anya sering merasakan tatapannya, tapi setiap kali ia menoleh, siswa itu selalu memalingkan wajah. Anya menjulukinya "Sahabat dalam Bayangan".

Suatu sore, saat Anya sedang menunggu jemputan di depan gerbang sekolah, "Sahabat dalam Bayangan" tiba-tiba menghampirinya.

"Hai, Anya," sapanya dengan suara pelan.

Anya terkejut. "Kamu...?"

"Aku Kevin. Kita satu kelas di Matematika."

Anya mengangguk, baru menyadari bahwa Kevin adalah siswa yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan siswa lain.

"Aku sering lihat kamu sendirian. Kalau kamu mau, kita bisa belajar bareng kapan-kapan," lanjut Kevin dengan sedikit gugup.

Kilasan mundur: Di hari pertama Anya, saat ia kebingungan mencari ruang kepala sekolah, Kevin-lah yang diam-diam mengikutinya dari belakang, memastikan Anya tidak tersesat. Ia terlalu malu untuk menyapa Anya secara langsung.

Anya tersenyum tulus. "Tentu saja, Kevin. Aku senang sekali."

Bab 4: Konflik dan Kebersamaan

Kehidupan Anya di SMP SPALGA tidak selalu berjalan mulus. Suatu hari, terjadi kesalahpahaman antara Rasha dan Regina yang menyebabkan keduanya saling menjauhi. Anya merasa sedih melihat kedua sahabatnya bertengkar.

Kilasan maju: Beberapa minggu kemudian, Anya, Davie, dan Casand berusaha keras untuk mendamaikan Rasha dan Regina. Mereka mengatur pertemuan di rumah Anya, di mana mereka semua bisa berbicara dari hati ke hati. Pertemuan itu berjalan alot, tapi akhirnya Rasha dan Regina menyadari bahwa persahabatan mereka lebih berharga daripada kesalahpahaman kecil.

Selain masalah persahabatan, Anya juga menghadapi tantangan di bidang akademik. Ia merasa kesulitan dengan pelajaran IPA, terutama materi tentang sistem pencernaan.

Suatu malam, Anya merasa frustrasi karena tidak bisa memahami soal-soal latihan. Ia mengirim pesan kepada teman-temannya di grup chat. Tak disangka, Casand yang biasanya pendiam, menawarkan diri untuk membantu Anya.

Kilasan mundur: Dulu, Casand dikenal sebagai siswa yang individualis dan tidak suka bergaul. Namun, sejak berteman dengan Davie dan Rasha, ia mulai belajar untuk membuka diri dan peduli terhadap orang lain. Ia memiliki pemahaman yang kuat tentang pelajaran IPA dan sering membantu teman-temannya yang kesulitan.

Casand datang ke rumah Anya keesokan harinya dan dengan sabar menjelaskan materi IPA yang sulit dipahami Anya. Berkat bantuan Casand, Anya akhirnya berhasil mengerjakan soal-soal latihan dan mendapatkan nilai bagus di ulangan IPA.

Bab 5: Kenangan yang Terjalin

Waktu terus berjalan. Anya semakin merasa nyaman dan bahagia di SMP SPALGA. Ia memiliki sahabat-sahabat yang selalu mendukungnya, guru-guru yang inspiratif, dan kenangan-kenangan indah yang terjalin setiap harinya.

Kilasan mundur: Anya ingat betul saat pertama kali ia diajak Davie bermain basket di lapangan belakang sekolah. Ia merasa sangat canggung karena tidak terlalu pandai bermain basket. Namun, Davie dan Rasha dengan sabar mengajarinya hingga Anya mulai bisa memasukkan bola ke ring.

Ia juga tidak akan pernah melupakan momen saat kelompok mereka harus tampil di acara pentas seni sekolah. Mereka memutuskan untuk menampilkan drama musikal yang naskahnya ditulis oleh Regina. Meskipun sempat terjadi beberapa kendala saat latihan, mereka akhirnya berhasil menampilkan pertunjukan yang memukau dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari seluruh penonton.

Kilasan maju: Di akhir tahun ajaran, saat mereka semua duduk bersama di taman sekolah sambil menunggu pembagian rapor, Anya merasa haru. Ia menyadari betapa cepatnya waktu berlalu dan betapa beruntungnya ia bisa menjadi bagian dari kelas VIII-B SMP SPALGA.

Pak Guru menghampiri mereka sambil tersenyum. "Kalian semua sudah melakukan yang terbaik tahun ini. Bapak bangga dengan kalian."

Anya menatap teman-temannya satu per satu. Regina dengan senyum cerianya, Rasha yang selalu penuh semangat, Davie yang selalu siap membantu, Casand yang kini lebih terbuka dan ramah, dan Kevin, "Sahabat dalam Bayangan" yang kini menjadi teman belajarnya. Ia juga teringat pada Lila, sahabatnya di sekolah lama, yang selalu mengiriminya surat dan video call.

Anya tahu, meskipun ia sempat merasa takut dan cemas di hari pertamanya, kini SMP SPALGA telah menjadi rumah keduanya. Ia telah menemukan sahabat-sahabat sejati dan menciptakan kenangan-kenangan yang akan selalu ia simpan di dalam hatinya. Kisah Anya di kelas 8 SMP SPALGA baru saja dimulai, dan ia tidak sabar untuk melihat petualangan apa lagi yang menantinya di masa depan.



Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)

Tidak ada komentar: