Aprizal, S.
Pd
Modul 1.4 Budaya Positif
1.4.a.8 KONEKSI ANTAR
MATERI
Salam
tergerak bergerak dan menggerakkan
Saat
ini pada modul 1.4.a.8 tugas seorang calon Guru Penggerak mencoba mengulas dan mengaitkan materi Budaya
Positif ini dengan materi di modul-modul sebelumnya yakni filosofi KHD, nilai
dan peran guru penggerak, paradigma inkuiri apresiatif yang dikoneksikan
materi antar modul dalam tugas materi 1.4.a.8 koneksi antar materi. Ki Hadjar
Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan adalah pembudayaan budi manusia yang
meiliki adab serta perjuangan terhadap dua kekuatan sejak lahir yang selalu mengelilingi hidup manusia berupa
kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Pendidikan menurut KHD merupakan tempat
bersemainya benih-benih kebudayaan, Guru ibaratnya seorang petani yang merawat
serta menuntun tumbuhnya benih agar tumbuh, berkembang dan berbuah menjadi diri
pribadi yang berjiwa Profil Pelajar Pancasila.
Tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala
kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota massyarakat.
Dalam melaksanakan proses menuntun, anak di beri kesempatan untuk mengembangkan
potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik sesuai potensi yang
dimiliki pada dirinya.
Sebagai Calon Guru Penggerak saya mendapatkan
sebuah tantangan untuk untuk merefleksikan dan mengaitkan pemahaman antar modul
yang telah dipelajari, dengan merespon pertanyaan: " Sejauh mana
pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman
dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas,
dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar
dugaan?
Dalam Modul 1.4 ini mempelajari materi
tentang budaya posotif. Banyak materi yang disampaikan seperti ; disiplin
positif dan nilai -- nilai kebijakan universal, Teori motivasi, hukuman dan
penghargaan dan restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia
berkualitas, Lima posisi kontrol, dan juga Restitusi -- Segitiga Restitusi.
Dr. William
Glasser dalam dalam Control Theory yang
kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory, meluruskan
beberapa miskonsepsi tentang makna ‘kontrol’ bahwa kita tidak dapat mengontrol
orang lain, namun dapat mengontrol diri sendiri. Disiplin positif merupakan
motivasi disiplin yang ada dalam diri sendiri / motivasi intrinsik untuk
mengontrol diri sendiri. Suatu hukuman maupun penghargaan tidaklah effektif
dalam upaya menumbuhkan disiplin positif, efek yang akan terjadi adalah
disiplin dalam waktu itu saja/disiplin sesaat karena rasa takut, cemas dan
bahkan sebuah ancaman yang meningglakna bekas luka yang tertanam dalam diri
anak. Sebagai guru sangat baik jika mengambil peran manager dalam penanganan
anak dengan pola segitiga restitusi.
Proses penanganan menggunakan restitusi, tidak
mencari siapa yang salah dan siapa yang benar bahkan mengkambing hitamkan sosok
tertentu dalam suatu masalah, tetapi mencari dengan benar serta menyadari
dengan baik, menganalisa kebutuhan dasar manusia apa yang belum terpenuhi dari
anak tersebut, sebab perilaku yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan sebabnya.
Kemudian kita bisa membuat keyakinan pada kelas yang kita ampu, bukan peraturan
yang dibuat tetapi keyakinan kelas.
Ada suatu perbedaan yang jelas antara peraturan
dengan keyakinan, jika peraturan dibuat oleh guru, namun keyakinan guru dengan
murid yang membuat dan disepakati bersama, misalnya keyakinan bertanggung jawab
berarti murid akan bertanggung jawab dengan semua yang seharusnya mereka
kerjakan misal mengerjakan tugas, mengembalikan buku ke perpustakaan dan lain
-- lain.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar
yang harus terpenuhi, kebutuhan itu antara lain
Kebutuhan bertahan hidup (survival), Kasih sayang dan
Rasa Diterima (Kebutuhan untuk Diterima), Penguasaan
(Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan), Kebebasan (Kebutuhan Akan
Pilihan), dan Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang). Diane
Gosse menegaskan ada lima posisi kontrol yang dapat diterapkan seorang guru
yaitu : Penghukum, Pembuat
Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer.
Guru dapat berperan sebagai manajer sehingga
guru berbuat / membentuk sesuatu keyakinan kelas bersama dengan murid,
mempersilakan murid belajar bertanggungjawab terhadap perilakunya, mendukung
murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Dalam segitiga restitusi, guru diarahkan untuk tidak
mencari benar dan salah terhadap suatu permasalahan murid, tetapi mencari benar
dan benar, guru dapat mengajak murid mengingat keyakinan kelas yang telah
disepakati dan menawarkan murid menentukan sendiri solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi. Langkah -- langkahnya antara lain : menstabilkan identitas,
validasi tindakan yang salah, menanyakan keyakinan.
Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika
menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan
dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Sebelum mempelajari modul 1.4 Disiplin
positif, secara tidak disadari saya
sering menerapkan segitiga restitusi dalam menghadapi permasalahan murid, namun
saya tidak mengetahui istilah segitiga restitusi, langkah-langkah yang saya terapkan
kurang sistematis. Diawal mengkonfirmasi permasalahan saya menanyakan apa yang
telah kamu lakukan? Seharusnya diawal saya menanyakan bagaimana? Dan memberikan
solusi ke murid, bukan mereka yang memikirkan sendiri tanpa tuntunan, tetapi
saya yang mengontrol nya.
Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul
ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam
proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Ada hal yang penting untuk dipelajari adalah
bagaimana cara berkolaborasi dengan rekan guru serta pemangku kepentingan di
sekolah, bahkan juga termasuk dengan orang tua murid untuk mewujudkan budaya
positif di sekolah. Karena menurut saya orang tua yang lebih berperan besar
dalam membentuk disiplin positif pada murid.
Untuk
lebih jelas dan ringkasnya mengenai koneksi antar materi dapat disimak dalam video singkat berikut :
https://drive.google.com/file/d/153xd-QSK_xsZszY9JUzWU7yvVY1oNETe/view?usp=share_link
1.4.a.8
Koneksi Antar Materi dan Rancangan Tindakan Nyata.mp4
Rancangan
Tindakan Aksi Nyata
Judul Modul : Penerapan
budaya positif dengan keyakinan kelas
Nama Peserta : Aprizal, S, Pd
A.
Latar belakang
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa:
“…kita ambil contoh perbandingannya dengan
hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan
seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya
padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi
pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup
tanaman padi dan lain sebagainya.” (Lampiran
1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan,
Febr. 1937)
Mengutif uraian diatas dapat kita fahami bahwa
sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus
mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi
murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian, karakter murid
tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat,
bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran
bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama seseorang
merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan
sulit terjadi.
Dengan demikian, salah satu tanggung jawab seorang
guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari
warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama
sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik; dari kebiasaan-kebiasaan baik akan
tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya
karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya
positif.
B.
Tujuan
Tujuan yang
diharapkan dari Aksi Nyata ini adalah :
1.
Menumbuhkan budaya positif di sekolah melalui
pembiasaan gerakan literasi disekolah
dalam menulis.
2.
Menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar
Pancasila dalam diri siswa.
3.
Menumbuhkan motivasi intrinsik siswa
terhadap penanaman nilai-nilai kebajikan.
C.
Tolok Ukur
Dalam
pelaksanaan aksi nyata ini, sebagi indikator yang menjadi acuan keberhasilan
adalah ;
1.
Siswa terbiasa dalam membaca, menulis
karya dan didokumentasikan, siswa terbiasa untuk bertutur kata sopan dan
santun, saling mengucapkan salam, taat dalam beribadah.
2.
Pembentuka karakter
positif pada siswa melalui kebiasaan-kebiasaan
positif, perilaku positif, dan
keteladanan dari semua warga sekolah (Guru dan murid), serta mengaplikasikan
nilai-nilai profil pelajar pancasila secara sadar dan berkelanjutan dalam
proses belajar dirumah maupun disekolah.
3.
Siswa menjalankan
keyakinan kelas secara sadar dan mandiri baik di
sekolah maupun dirumah.
D.
Linimasa tindakan yang akan
dilaksanakan
Alokasi atau rincian tindakan yang akan dilaksanakan dalam
Aksi Nyata ini adalah :
Minggu pertama
· Melaksanakan diskusi dengan kepala
sekolah serta rekan guru mengenai rencana yang akan dilaksanakan yaitu membuat keyakinan kelas.
· Menjelaskan kepada peserta didik
tentang maksud dan tujuan keyakinan kelas.
· Melaksanakan sosialisasi terhadap
siswa serta menuntun dalam membuat keyakinan kelas.
Minggu
kedua
·
Melaksanakan diskusi bersama siswa
dalam membuat kesepakatan keyakinan kelas sebagai langkah awal dalam membangun
budaya positif di sekolah.
·
Guru membuat resume pendapat siswa
dalam membentuk keyakinan kelas bersama baik yang dijalankan disekolah maupun
dirumah.
Minggu ketiga
· Guru melakukan pengamatan terhadap
jalannya program pembentukan budaya positif.
· Siswa melaksanakan evaluasi diri
terhadap jalannya program keyakinan kelas dalam rangka menjalankan budaya
positif di sekolah maupun dirumah.
Minggu Ke
Empat
· Melaksankan refleksi diri terhadap
jalannya program budaya positif dalam keyakinan kelas yang telah dibuat
bersama.
E.
Dukungan yang dibutuhkan
Dukungan yang
dibutuhkan dalam aksi nyata ini adalah adanya dukungan dan peran serta dari :
·
Kepala Sekolah
·
Rekan Guru
·
Siswa
· Orang Tua Siswa
· Seluruh warga sekolah
Salam
bahagia selalu.
Tergerak
Bergerak
Menggerakkan
#janganlupabahagia
3 komentar:
good job Pak
Semangat dalam mendidik merupakan suatu usaha yang tidak sia-sia Pak. semangat terus Pak.
Terima kasih ilmunya Pak
semoga bisa mengikuti jejak Bapak
Assalamualaikum pak
Nama:m.el ramzi ramadan
Kelas:9D
Keterangan:hadir
Terimakasih sudah berbagi praktik yang baik pak,semangat
Posting Komentar