Welcome

<< IPS Papi Ijal>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Jumat, 10 Februari 2023

Artikel Aksinyata Modul 1.4 Budaya Positif

 

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Aprizal, S. Pd

Modul 1.4  Budaya Positif

            1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI

 

Sahabat guru penggerak.

Salam tergerak bergerak dan menggerakkan

Saat ini pada modul 1.4.a.8 tugas seorang calon Guru Penggerak mencoba mengulas dan mengaitkan materi Budaya Positif ini dengan materi di modul-modul sebelumnya yakni filosofi KHD, nilai dan peran guru penggerak, paradigma inkuiri apresiatif yang dikoneksikan materi antar modul dalam tugas materi 1.4.a.8 koneksi antar materi.  Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan adalah pembudayaan budi manusia yang meiliki adab serta perjuangan terhadap dua kekuatan sejak lahir  yang selalu mengelilingi hidup manusia berupa kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Pendidikan menurut KHD merupakan tempat bersemainya benih-benih kebudayaan, Guru ibaratnya seorang petani yang merawat serta menuntun tumbuhnya benih agar tumbuh, berkembang dan berbuah menjadi diri pribadi yang berjiwa Profil Pelajar Pancasila.  Tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota massyarakat. Dalam melaksanakan proses menuntun, anak di beri kesempatan untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik sesuai potensi yang dimiliki pada dirinya.

Sebagai Calon Guru Penggerak saya mendapatkan sebuah tantangan untuk untuk merefleksikan dan mengaitkan pemahaman antar modul yang telah dipelajari, dengan merespon pertanyaan: " Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Dalam Modul 1.4 ini mempelajari materi tentang budaya posotif. Banyak materi yang disampaikan seperti ; disiplin positif dan nilai -- nilai kebijakan universal, Teori motivasi, hukuman dan penghargaan dan restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, Lima posisi kontrol, dan juga Restitusi -- Segitiga Restitusi.

Dr. William Glasser dalam dalam Control Theory yang kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory, meluruskan beberapa miskonsepsi tentang makna ‘kontrol’ bahwa kita tidak dapat mengontrol orang lain, namun dapat mengontrol diri sendiri. Disiplin positif merupakan motivasi disiplin yang ada dalam diri sendiri / motivasi intrinsik untuk mengontrol diri sendiri. Suatu hukuman maupun penghargaan tidaklah effektif dalam upaya menumbuhkan disiplin positif, efek yang akan terjadi adalah disiplin dalam waktu itu saja/disiplin sesaat karena rasa takut, cemas dan bahkan sebuah ancaman yang meningglakna bekas luka yang tertanam dalam diri anak. Sebagai guru sangat baik jika mengambil peran manager dalam penanganan anak dengan pola segitiga restitusi.

Proses  penanganan menggunakan restitusi, tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar bahkan mengkambing hitamkan sosok tertentu dalam suatu masalah, tetapi mencari dengan benar serta menyadari dengan baik, menganalisa kebutuhan dasar manusia apa yang belum terpenuhi dari anak tersebut, sebab perilaku yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan sebabnya. Kemudian kita bisa membuat keyakinan pada kelas yang kita ampu, bukan peraturan yang dibuat tetapi keyakinan kelas. 

Ada suatu perbedaan yang jelas antara peraturan dengan keyakinan, jika peraturan dibuat oleh guru, namun keyakinan guru dengan murid yang membuat dan disepakati bersama, misalnya keyakinan bertanggung jawab berarti murid akan bertanggung jawab dengan semua yang seharusnya mereka kerjakan misal mengerjakan tugas, mengembalikan buku ke perpustakaan dan lain -- lain.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, kebutuhan itu antara lain  Kebutuhan bertahan hidup (survival), Kasih sayang dan Rasa Diterima (Kebutuhan untuk Diterima), Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan), Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan), dan  Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang). Diane Gosse menegaskan ada lima posisi kontrol yang dapat diterapkan seorang guru yaitu : Penghukum,  Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer.  

Guru dapat berperan sebagai manajer sehingga guru berbuat / membentuk sesuatu keyakinan kelas bersama dengan murid, mempersilakan murid belajar bertanggungjawab terhadap perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.  Dalam  segitiga restitusi, guru diarahkan untuk tidak mencari benar dan salah terhadap suatu permasalahan murid, tetapi mencari benar dan benar, guru dapat mengajak murid mengingat keyakinan kelas yang telah disepakati dan menawarkan murid menentukan sendiri solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Langkah -- langkahnya antara lain : menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, menanyakan keyakinan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Sebelum mempelajari modul 1.4 Disiplin positif,  secara tidak disadari saya sering menerapkan segitiga restitusi dalam menghadapi permasalahan murid, namun saya tidak mengetahui istilah segitiga restitusi, langkah-langkah yang saya terapkan kurang sistematis. Diawal mengkonfirmasi permasalahan saya menanyakan apa yang telah kamu lakukan? Seharusnya diawal saya menanyakan bagaimana? Dan memberikan solusi ke murid, bukan mereka yang memikirkan sendiri tanpa tuntunan, tetapi saya yang mengontrol nya.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Ada hal yang penting untuk dipelajari adalah bagaimana cara berkolaborasi dengan rekan guru serta pemangku kepentingan di sekolah, bahkan juga termasuk dengan orang tua murid untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. Karena menurut saya orang tua yang lebih berperan besar dalam membentuk disiplin positif pada murid.

Untuk lebih jelas dan ringkasnya mengenai koneksi antar materi  dapat disimak dalam video singkat berikut :

https://drive.google.com/file/d/153xd-QSK_xsZszY9JUzWU7yvVY1oNETe/view?usp=share_link

1.4.a.8 Koneksi Antar Materi dan Rancangan Tindakan Nyata.mp4



Rancangan Tindakan Aksi Nyata

 

Judul Modul                            : Penerapan budaya positif dengan keyakinan kelas

Nama Peserta                         : Aprizal, S, Pd

 

 

A.     Latar belakang

 

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa:

“…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan, Febr. 1937)

 

Mengutif uraian diatas dapat kita fahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian,  karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan sulit terjadi.

Dengan demikian, salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik; dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya positif.

B.     Tujuan

 

Tujuan yang diharapkan dari Aksi Nyata ini adalah :

1.  Menumbuhkan budaya positif di sekolah melalui pembiasaan gerakan  literasi disekolah dalam menulis.

2.  Menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dalam diri siswa.

3.  Menumbuhkan motivasi intrinsik siswa terhadap penanaman nilai-nilai kebajikan.

 

C.     Tolok Ukur

Dalam pelaksanaan aksi nyata ini, sebagi indikator yang menjadi acuan keberhasilan adalah ;

1.    Siswa terbiasa dalam membaca, menulis karya dan didokumentasikan, siswa terbiasa untuk bertutur kata sopan dan santun, saling mengucapkan salam, taat dalam beribadah.

2.    Pembentuka karakter positif pada siswa melalui kebiasaan-kebiasaan

positif, perilaku positif, dan keteladanan dari semua warga sekolah (Guru dan murid), serta mengaplikasikan nilai-nilai profil pelajar pancasila secara sadar dan berkelanjutan dalam proses belajar dirumah maupun disekolah.

3.    Siswa menjalankan keyakinan kelas secara sadar dan mandiri baik di

sekolah maupun dirumah.

 

D.     Linimasa tindakan yang akan dilaksanakan

Alokasi atau rincian tindakan yang akan dilaksanakan dalam Aksi Nyata ini adalah :

Minggu pertama

·       Melaksanakan diskusi dengan kepala sekolah serta rekan guru mengenai rencana yang akan dilaksanakan yaitu membuat keyakinan kelas.

·        Menjelaskan kepada peserta didik tentang maksud dan tujuan keyakinan kelas.

·        Melaksanakan sosialisasi terhadap siswa serta menuntun dalam membuat keyakinan kelas.

                                    Minggu kedua

·           Melaksanakan diskusi bersama siswa dalam membuat kesepakatan keyakinan kelas sebagai langkah awal dalam membangun budaya positif di sekolah.

·           Guru membuat resume pendapat siswa dalam membentuk keyakinan kelas bersama baik yang dijalankan disekolah maupun dirumah.

 

Minggu ketiga

· Guru melakukan pengamatan terhadap jalannya program pembentukan budaya positif.

·  Siswa melaksanakan evaluasi diri terhadap jalannya program keyakinan kelas dalam rangka menjalankan budaya positif di sekolah maupun dirumah.

 

Minggu Ke Empat

·       Melaksankan refleksi diri terhadap jalannya program budaya positif dalam keyakinan kelas yang telah dibuat bersama.

 

E.      Dukungan yang dibutuhkan

Dukungan yang dibutuhkan dalam aksi nyata ini adalah adanya dukungan dan peran serta dari :

·         Kepala Sekolah

·         Rekan Guru

·         Siswa

·         Orang Tua Siswa

·         Seluruh warga sekolah

 

Salam bahagia selalu.

Tergerak

Bergerak

Menggerakkan

#janganlupabahagia


3 komentar:

Unknown mengatakan...

good job Pak

Patih ijal mengatakan...

Semangat dalam mendidik merupakan suatu usaha yang tidak sia-sia Pak. semangat terus Pak.
Terima kasih ilmunya Pak
semoga bisa mengikuti jejak Bapak

m.el ramzi ramadan mengatakan...

Assalamualaikum pak

Nama:m.el ramzi ramadan
Kelas:9D
Keterangan:hadir

Terimakasih sudah berbagi praktik yang baik pak,semangat