Welcome

<< Mulai dengan cerita yang menarik>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Senin, 29 September 2025

Fiksi : Sesi 6 Bukit Cendana: Kenangan yang Tak Terlupakan

 


Bukit Cendana: Kenangan yang Tak Terlupakan

Setelah melewati perjalanan yang cukup menantang, akhirnya kami sampai di Bukit Cendana. Udara sejuk dan semilir angin langsung menyambut kedatangan kami. Di sini, pemandangan kota Bandar Lampung dan laut terhampar luas di depan mata, menyuguhkan panorama yang luar biasa indah.

Suara jangkrik bersahutan, diiringi sayup-sayup tawa teman-teman, menciptakan suasana yang begitu damai dan hangat. Matahari mulai condong ke barat, perlahan mengubah langit menjadi palet warna oranye, merah muda, dan ungu. Inilah momen yang paling kami tunggu: sunset.

Kami duduk bersama di atas rumput, membiarkan keheningan mengambil alih. Setiap dari kami sibuk dengan pikiran masing-masing, merenungi keindahan alam di depan mata. Momen ini lebih dari sekadar pemandangan; ini adalah jeda dari hiruk pikuk kehidupan, kesempatan untuk terhubung kembali dengan diri sendiri dan alam.

Ketika langit mulai gelap, lampu-lampu kota mulai menyala, menciptakan lautan bintang di bawah sana. Sungguh pemandangan yang takkan pernah bisa kami lupakan. Momen itu terasa begitu singkat, namun meninggalkan jejak kenangan yang mendalam.

Cerita di Balik Lensa

Tidak hanya menikmati pemandangan, kami juga berfoto ria. Dengan tripod dan kamera yang kami bawa, kami mengabadikan setiap sudut keindahan Bukit Cendana. Ada yang berpose sendirian, ada yang berpasangan, ada pula yang berfoto bersama. Setiap jepretan kamera seolah menangkap kebahagiaan dan kebersamaan kami.

Kami juga mencoba tantangan baru: light painting. Dengan memanfaatkan cahaya dari senter dan shutter speed kamera yang lambat, kami menciptakan gambar-gambar unik yang penuh kreativitas. Momen ini bukan hanya tentang hasil foto, melainkan tentang kerja sama dan tawa yang tercipta selama prosesnya.

Makna Perjalanan

Sebelum pulang, kami duduk melingkar dan berbagi cerita. Kami menyadari bahwa perjalanan ini lebih dari sekadar liburan. Ini adalah petualangan yang membawa kami lebih dekat satu sama lain. Kami belajar bahwa keindahan sejati tidak hanya terletak pada pemandangan yang indah, tetapi juga pada kebersamaan dan kenangan yang kami ciptakan bersama.

Bukit Cendana akan selalu menjadi salah satu kenangan paling berharga dari perjalanan kami menjelajahi pesona tersembunyi Lampung. Perjalanan ini bukan hanya tentang tempat yang kami kunjungi, tetapi juga tentang orang-orang yang kami temui dan momen yang kami bagikan.

Apakah kamu juga punya pengalaman berharga saat berwisata bersama teman-teman?

K8 Kisi Kisi Sumatif Tengah Semester 2025

 

Mata Pelajaran

IPS

Kelas/Fase

8D  / Fase D 

Materi

Kisi Kisi Sumatif Tengah Semester 2025

Pertemuan ke

 34

Guru Pengampu

Aprizal

Waktu Pembelajaran

Senin juamt, 29 September 4 Oktober 2025

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

Menjelaskan Peserta didik mampu menganalisis perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan politik pada masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia serta memberikan contoh warisan budaya dari masa tersebut. (Mengacu pada CP IPS Fase D)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis Kisi Kisi Sumatif Tengah Semester 2025 dengan baik serta mempresentasikan di depan kelas menggunakan Canvas, PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan kesiapan siswa.. 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.


Kisi-kisi Materi Keragaman Alam dan Pemanfaatan SDA

  1. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis sumber daya alam yang ada di Indonesia.

  2. Peserta didik mampu membedakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.

  3. Peserta didik dapat menganalisis hubungan antara kondisi geografis dan sebaran sumber daya alam di Indonesia.

  4. Peserta didik mampu mengidentifikasi cara-cara pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.

  5. Peserta didik dapat mengevaluasi dampak positif dan negatif dari pemanfaatan sumber daya alam terhadap lingkungan.

  6. Peserta didik mampu menyebutkan contoh hasil tambang dan persebarannya di Indonesia.

  7. Peserta didik dapat menganalisis potensi sumber daya alam laut di Indonesia.

  8. Peserta didik mampu menjelaskan manfaat hutan sebagai sumber daya alam.

  9. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanah dan kesesuaiannya untuk pertanian.

  10. Peserta didik dapat menganalisis dampak eksploitasi berlebihan terhadap kelangkaan sumber daya alam.

  11. Peserta didik mampu menjelaskan konsep mitigasi bencana alam yang disebabkan oleh faktor geologis.

  12. Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri bentang alam dataran rendah dan dataran tinggi.

  13. Peserta didik dapat menganalisis hubungan antara bentang alam dan pola permukiman penduduk.

  14. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi sungai dan danau bagi kehidupan manusia.

  15. Peserta didik dapat membandingkan pemanfaatan sumber daya alam di daerah perkotaan dan perdesaan.

  16. Peserta didik mampu mengidentifikasi karakteristik iklim tropis di Indonesia.

  17. Peserta didik dapat menganalisis dampak perubahan iklim terhadap ketersediaan sumber daya alam.

  18. Peserta didik mampu menjelaskan pentingnya konservasi sumber daya alam.

  19. Peserta didik dapat menyebutkan contoh flora dan fauna endemik di Indonesia.

  20. Peserta didik dapat menganalisis peran teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam.


Kisi-kisi Materi Peran Lembaga Sosial dalam Pemanfaatan SDA dan SDM

  1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian lembaga sosial.

  2. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis lembaga sosial, seperti lembaga ekonomi, lembaga politik, dan lembaga pendidikan.

  3. Peserta didik mampu menganalisis peran lembaga ekonomi dalam mengelola sumber daya alam.

  4. Peserta didik dapat menjelaskan peran pemerintah sebagai lembaga politik dalam membuat kebijakan terkait sumber daya alam.

  5. Peserta didik mampu mengevaluasi peran lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

  6. Peserta didik dapat menganalisis peran lembaga keluarga dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai sosial.

  7. Peserta didik mampu mengidentifikasi hubungan timbal balik antara lembaga sosial dan pemanfaatan sumber daya alam.

  8. Peserta didik dapat menjelaskan peran lembaga agama dalam menumbuhkan kesadaran pelestarian lingkungan.

  9. Peserta didik mampu menganalisis dampak positif dan negatif dari globalisasi terhadap peran lembaga sosial.

  10. Peserta didik mampu mengidentifikasi tantangan yang dihadapi lembaga sosial dalam pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.

  11. Peserta didik dapat menjelaskan bagaimana lembaga sosial dapat mengatasi konflik sosial yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam.

  12. Peserta didik mampu menganalisis peran lembaga hukum dalam menegakkan aturan terkait pengelolaan sumber daya alam.

  13. Peserta didik mampu menjelaskan bagaimana lembaga sosial berperan dalam pemberdayaan masyarakat lokal.

  14. Peserta didik dapat mengidentifikasi contoh-contoh partisipasi masyarakat dalam program pelestarian lingkungan.

  15. Peserta didik mampu menjelaskan peran lembaga adat dalam pengelolaan sumber daya alam di daerah tertentu.

  16. Peserta didik dapat menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

  17. Peserta didik mampu mengidentifikasi cara lembaga sosial beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sosial.

  18. Peserta didik dapat menjelaskan peran lembaga sosial dalam meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu lingkungan.

  19. Peserta didik mampu menganalisis bagaimana lembaga sosial dapat mempromosikan pariwisata berbasis alam.

  20. Peserta didik mampu mengevaluasi keberhasilan suatu program pelestarian sumber daya alam yang digagas oleh lembaga sosial.


Kisi-kisi Materi Kondisi Geografis dan Interaksi dengan Bangsa Asing

  1. Peserta didik mampu menjelaskan letak geografis Indonesia dan dampaknya terhadap posisi silang.

  2. Peserta didik dapat mengidentifikasi jalur-jalur perdagangan internasional yang melewati Indonesia.

  3. Peserta didik mampu menganalisis dampak interaksi dengan bangsa asing terhadap kehidupan sosial budaya di Indonesia.

  4. Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong kedatangan bangsa asing ke Indonesia.

  5. Peserta didik mampu mengidentifikasi pengaruh kebudayaan India, Tiongkok, dan Eropa terhadap kebudayaan Indonesia.

  6. Peserta didik dapat menganalisis dampak positif dan negatif dari interaksi dengan bangsa asing di bidang ekonomi.

  7. Peserta didik mampu menjelaskan bagaimana kondisi geografis Indonesia mendukung interaksi maritim dengan negara lain.

  8. Peserta didik dapat mengidentifikasi contoh-contoh akulturasi dan asimilasi budaya di Indonesia.

  9. Peserta didik mampu menganalisis peran selat dan laut sebagai penghubung dan pemisah dalam interaksi antar wilayah.

  10. Peserta didik dapat menjelaskan pentingnya Indonesia sebagai jalur rempah dan dampaknya terhadap sejarah.



K9 Kisi - Kisi Sumatif Tengah Semster Ganjil 2025

 

Mata Pelajaran

IPS

Kelas/Fase

9  / Fase D 

Materi

Kisi kisi STS Semester GAnjil

Pertemuan ke

 34

Guru Pengampu

Aprizal

Waktu Pembelajaran

Senin - juamt 29 September -   3 Oktober 2025


CAPAIAN PEMBELAJARAN:

Murid  mampu  menelaah peran masyarakat dan negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di era digital, serta potensi Indonesia menjadi negara maju; mengelaborasi proses interaksi sosial, lembaga sosial, dinamika sosial dan perubahan sistem sosial budaya dalam masyarakat yang majemuk untuk mewujudkan integrasi bangsa dengan prinsip kebhinekaan; menjelaskan konsep dasar ilmu sejarah yaitu manusia, ruang, waktu, kronologi, perubahan; menganalisis keterhubungan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang ketika mempelajari sejarah lokal dan toponimi wilayah serta berbagai peristiwa atau kejadian penting dalam lingkup lokal, nasional dan global terkait asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan jalur rempah nusantara

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis  Prinsip Respect, Educate, dan Protect dalam menggunakan media internet (Intraksi Masy. Abad 21).  dengan baik serta mempresentasikan di depan kelas menggunakan Canvas, PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan kesiapan siswa.


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du. 

kita akan membahas materi  hari ini dengan memahami Kisi - Kisi Sumatif Tengah Semster Ganjil 2025 ini terlebih dulu yaa..  Ok guys... kita mulai yaaaa

  

MATERI

Perubahan Sosial

  1. Pengertian Perubahan Sosial: Menjelaskan definisi perubahan sosial menurut ahli sosiologi.

  2. Ciri-Ciri Perubahan Sosial: Mengidentifikasi karakteristik utama dari perubahan sosial.

  3. Faktor Pendorong Perubahan Sosial: Menganalisis faktor internal dan eksternal yang memicu perubahan sosial, seperti penemuan baru dan konflik.

  4. Faktor Penghambat Perubahan Sosial: Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial, seperti tradisi dan rasa takut akan kegagalan.

  5. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial: Membedakan antara perubahan evolusi dan revolusi.

  6. Perubahan Kecil dan Besar: Memberi contoh perubahan yang tidak memengaruhi masyarakat secara signifikan (kecil) dan yang berdampak luas (besar).

  7. Perubahan Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki: Menjelaskan perbedaan antara perubahan terencana dan tidak terencana.

  8. Dampak Positif Perubahan Sosial: Mengidentifikasi dampak positif perubahan sosial, seperti peningkatan taraf hidup.

  9. Dampak Negatif Perubahan Sosial: Menganalisis dampak negatif perubahan sosial, seperti disorganisasi sosial.

  10. Teori Perubahan Sosial: Menjelaskan salah satu teori perubahan sosial, misalnya Teori Siklus.

Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia di Era Modernisasi

  1. Pengertian Modernisasi: Mendefinisikan modernisasi dan kaitannya dengan perubahan sosial.

  2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern: Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat yang mengalami modernisasi.

  3. Dampak Positif Modernisasi di Indonesia: Menganalisis dampak positif modernisasi di berbagai sektor, seperti pendidikan dan ekonomi.

  4. Dampak Negatif Modernisasi di Indonesia: Mengidentifikasi dampak negatif modernisasi, seperti westernisasi dan kesenjangan sosial.

  5. Perubahan di Bidang Pertanian: Menjelaskan perubahan pola tanam dari tradisional ke modern.

  6. Perubahan di Bidang Industri: Menggambarkan perkembangan industri di Indonesia dari masa ke masa.

  7. Perubahan di Bidang Transportasi: Menganalisis perubahan moda transportasi dan dampaknya.

  8. Perubahan di Bidang Komunikasi: Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial.

  9. Perubahan di Bidang Pendidikan: Menguraikan perubahan sistem pendidikan di era modernisasi.

  10. Perubahan di Bidang Kesehatan: Mengidentifikasi peningkatan fasilitas dan layanan kesehatan.

  11. Urbanisasi sebagai Dampak Modernisasi: Menjelaskan proses urbanisasi dan dampaknya terhadap kota dan desa.

  12. Pergeseran Nilai dan Norma: Menganalisis pergeseran nilai dan norma dalam masyarakat Indonesia.

  13. Perubahan Peran Gender: Menjelaskan perubahan peran perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat.

  14. Globalisasi dan Modernisasi: Membedakan dan menjelaskan hubungan antara globalisasi dan modernisasi.

  15. Perubahan Gaya Hidup: Mengidentifikasi perubahan gaya hidup masyarakat, misalnya dari konsumtif menjadi produktif.

Globalisasi dan Kearifan Lokal

  1. Pengertian Globalisasi: Mendefinisikan globalisasi secara komprehensif.

  2. Aspek-Aspek Globalisasi: Mengidentifikasi aspek-aspek globalisasi, seperti ekonomi, sosial, dan budaya.

  3. Penyebab Terjadinya Globalisasi: Menganalisis faktor-faktor pendorong globalisasi, seperti perkembangan teknologi informasi.

  4. Dampak Positif Globalisasi: Mengidentifikasi dampak positif globalisasi, seperti kemudahan akses informasi.

  5. Dampak Negatif Globalisasi: Menganalisis dampak negatif globalisasi, seperti pudarnya identitas lokal.

  6. Globalisasi di Bidang Ekonomi: Menjelaskan peran perusahaan multinasional dan perdagangan bebas.

  7. Globalisasi di Bidang Politik: Menguraikan peran organisasi internasional dalam globalisasi.

  8. Globalisasi di Bidang Budaya: Menganalisis masuknya budaya asing dan dampaknya.

  9. Globalisasi di Bidang Teknologi: Menjelaskan kemajuan teknologi yang mendukung globalisasi.

  10. Pengertian Kearifan Lokal: Mendefinisikan kearifan lokal dan maknanya.

  11. Ciri-Ciri Kearifan Lokal: Mengidentifikasi karakteristik kearifan lokal.

  12. Contoh-Contoh Kearifan Lokal: Memberi contoh kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia.

  13. Fungsi Kearifan Lokal: Menjelaskan fungsi kearifan lokal, seperti dalam pelestarian lingkungan.

  14. Kearifan Lokal dalam Menghadapi Globalisasi: Menganalisis peran kearifan lokal sebagai filter terhadap dampak negatif globalisasi.

  15. Tantangan dalam Melestarikan Kearifan Lokal: Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam melestarikan kearifan lokal.

  16. Upaya Melestarikan Kearifan Lokal: Menguraikan upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kearifan lokal.

  17. Sikap Selektif dalam Menghadapi Globalisasi: Menjelaskan pentingnya bersikap selektif terhadap budaya asing.

  18. Integrasi Nasional dalam Era Globalisasi: Menganalisis tantangan dan peluang integrasi nasional di era globalisasi.

  19. Peran Remaja dalam Mempertahankan Kearifan Lokal: Mengidentifikasi peran aktif pelajar dalam melestarikan budaya lokal.

  20. Hubungan Globalisasi dan Identitas Nasional: Menjelaskan bagaimana globalisasi memengaruhi identitas nasional.

  21. Konflik Sosial Akibat Globalisasi: Memberi contoh konflik sosial yang muncul akibat perbedaan budaya.

  22. Peran Media Massa dalam Globalisasi: Menganalisis peran media massa sebagai agen penyebaran informasi global.

  23. Konsep Glocalisasi: Menjelaskan konsep glocalization (penerapan globalisasi secara lokal).

  24. Perubahan Sosial sebagai Proses Berkelanjutan: Menyimpulkan bahwa perubahan sosial adalah proses yang terus-menerus.

  25. Sikap Adaptif Terhadap Perubahan: Menjelaskan pentingnya memiliki sikap adaptif dalam menghadapi perubahan sosial dan globalisasi.

Minggu, 28 September 2025

Fiksi : Sesi 5! Perjalanan Jelajah Pesona Tersembunyi Lampung masih akan berlanjut

 




Petualangan di Puncak Bukit Cendana

Setelah melewati empat hari yang luar biasa di Lampung, petualangan saya masih berlanjut. Kali ini, saya memutuskan untuk menjelajahi keindahan yang tersembunyi, sebuah tempat yang namanya mungkin asing bagi banyak orang, namun memiliki pesona yang tak terlupakan: Bukit Cendana.

Perjalanan dimulai dari kota Bandar Lampung, di mana saya menyewa motor untuk memulai petualangan. Jalanan menanjak mulai menyambut, dan setiap tikungan menyuguhkan pemandangan yang semakin menakjubkan. Pepohonan rindang di sisi jalan seakan menjadi tirai hijau yang membingkai langit biru. Udara yang sejuk mulai menyapa, menggantikan kelembapan khas kota.

Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, akhirnya saya sampai di kaki bukit. Motor saya parkirkan, dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Trekking menuju puncak Bukit Cendana memang menantang, namun setiap langkahnya sepadan. Tanah merah yang lembap dan akar-akar pohon yang mencuat menjadi pijakan yang alami. Suara kicauan burung dan serangga hutan menemani setiap langkah.

Semakin tinggi mendaki, semakin luas pemandangan yang terhampar. Hutan hijau yang lebat, perkebunan kopi yang tertata rapi, dan hamparan sawah yang membentang luas. Semuanya terlihat seperti lukisan alam yang indah.

Setelah sekitar satu jam mendaki, akhirnya saya sampai di puncak. Segala penat dan lelah seakan lenyap seketika. Di hadapan saya, terhampar pemandangan 360 derajat yang luar biasa. Kota Bandar Lampung terlihat seperti miniatur di kejauhan, dikelilingi oleh pegunungan dan laut yang membiru.

Saya duduk di sebuah batu besar, membiarkan angin sejuk membelai wajah. Matahari mulai terbenam, menciptakan gradasi warna jingga, merah, dan ungu di cakrawala. Pemandangan ini terlalu indah untuk diabadikan hanya dengan kamera. Saya hanya ingin duduk, menikmati momen ini sepenuhnya, dan membiarkan diri tenggelam dalam keindahan alam yang menakjubkan ini.

Bukit Cendana bukan sekadar destinasi wisata, melainkan sebuah pengalaman spiritual. Tempat ini mengajarkan saya untuk menghargai proses, untuk menikmati setiap langkah perjalanan, dan untuk menyadari bahwa keindahan sejati sering kali tersembunyi dan perlu perjuangan untuk mencapainya.



Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)


Fiksi : Jelajah Pesona Tersembunyi Lampung Sesi 4: Berburu Fajar dan Menari Bersama Lumba-Lumba Kiluan

 



Jelajah Pesona Tersembunyi Lampung Sesi 4: Berburu Fajar dan Menari Bersama Lumba-Lumba Kiluan

Setelah debur ombak dan keindahan bawah laut Pahawang di sesi sebelumnya memanjakan mata, petualangan kami belum usai. Roda kendaraan kembali berputar, membawa kami menuju sebuah nama yang selalu disebut dengan nada berbisik penuh kekaguman: Teluk Kiluan. Sebuah teluk terpencil di Kabupaten Tanggamus yang menjanjikan sebuah tarian alam yang langka—pertemuan magis dengan ratusan lumba-lumba di habitat aslinya.

Babak 1: Perjalanan Menuju Surga yang Tersembunyi

Perjalanan menuju Kiluan adalah petualangan itu sendiri. Meninggalkan jalanan mulus, kami disambut oleh jalur yang menantang, berliku, dan terkadang berbatu. Namun, jangan biarkan ini menyurutkan semangat Anda. Justru di sinilah letak pesonanya. Setiap guncangan di dalam mobil terbayar lunas oleh pemandangan spektakuler di luar jendela: perbukitan hijau yang subur, hamparan sawah yang menenangkan, dan senyum ramah penduduk desa yang kami lewati. Perjalanan ini seolah menjadi gerbang penyaringan, memastikan hanya mereka yang berjiwa petualang sejati yang akan sampai ke surga di ujung jalan.

Setibanya di Desa Kiluan Negeri, kami disambut oleh suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota. Udara asin langsung menyapa, berpadu dengan aroma pepohonan. Kami menginap di salah satu pondok sederhana milik warga yang menghadap langsung ke teluk. Tidak ada hotel berbintang di sini, yang ada hanyalah kehangatan dan ketulusan. Sore itu kami habiskan dengan bersantai di tepi pantai, membiarkan deburan ombak yang tenang menghapus lelah perjalanan, sambil menatap cakrawala dengan penuh antisipasi akan petualangan esok hari.

Babak 2: Panggilan Laut di Kegelapan Dini Hari

Alarm berbunyi pukul 04:30. Udara dingin yang menusuk tulang tak mampu mengalahkan semangat kami. Dalam kegelapan pekat, ditemani secangkir kopi Lampung yang hangat, kami berjalan menuju bibir pantai. Di sana, puluhan perahu nelayan tradisional yang disebut Jukung telah menunggu. Jukung adalah perahu cadik yang ramping, dirancang untuk membelah ombak dengan lincah.

Satu per satu, kami menaiki jukung. Deru mesin memecah keheningan subuh saat kami perlahan meninggalkan teluk yang tenang menuju lautan lepas. Angin laut menerpa wajah, membawa butiran air asin yang menyegarkan. Di atas kami, langit masih bertabur ribuan bintang, sebuah pemandangan yang mustahil didapatkan di kota.

Saat jukung kami melaju semakin jauh, keajaiban pertama dimulai. Langit di ufuk timur yang tadinya hitam pekat perlahan berubah warna. Semburat jingga, merah muda, dan ungu mulai melukis cakrawala, menciptakan siluet megah dari Pulau Kelapa dan perbukitan di seberang teluk. Inilah momen "berburu fajar" yang sesungguhnya. Matahari terbit dari balik lautan, menyebarkan cahaya keemasannya yang hangat ke seluruh penjuru, mengubah permukaan laut menjadi permadani berkilauan. Pemandangan ini saja sudah cukup untuk membayar semua usaha kami.

Babak 3: Orkestra Alam: Tarian Sang Lumba-Lumba

Setelah fajar merekah sempurna, misi utama kami dimulai. Para nakhoda jukung, dengan pengalaman bertahun-tahun, saling berkomunikasi, mata mereka awas memindai lautan, mencari tanda-tanda kehidupan. Suasana hening dan penuh penantian.

"Di sana!" teriak seorang nakhoda sambil menunjuk ke kejauhan.

Semua mata tertuju ke satu arah. Awalnya hanya sebuah riak kecil. Lalu, sebuah sirip hitam melintas cepat di permukaan. Dan kemudian, keajaiban itu terjadi. Satu, dua, lalu puluhan lumba-lumba mulai melompat keluar dari air. Ada Lumba-Lumba Hidung Botol yang besar dan Lumba-Lumba Paruh Panjang yang terkenal dengan putaran akrobatiknya di udara.

Jukung kami mendekat dengan perlahan, menjaga jarak agar tidak mengganggu mereka. Apa yang kami saksikan selanjutnya adalah sebuah orkestra alam yang paling menakjubkan. Kawanan lumba-lumba itu seolah menyambut kami. Mereka berenang di sisi jukung, melompat anggun, berputar di udara, seakan-akan mereka sedang menari hanya untuk kami. Suara decitan khas mereka terdengar jelas, berpadu dengan deru mesin jukung dan sorak kegirangan dari para pengunjung.

Melihat makhluk cerdas ini bermain dengan bebas di habitat aslinya adalah pengalaman yang merendahkan hati sekaligus membangkitkan semangat. Ini bukan pertunjukan di akuarium; ini adalah interaksi murni dengan alam liar. Selama hampir satu jam, kami dikelilingi oleh ratusan lumba-lumba yang menari di lautan lepas. Momen itu terasa sureal, sebuah kenangan yang akan terukir abadi dalam jiwa.

Babak 4: Laguna Gayau, Kolam Pribadi Sang Bidadari

Petualangan di Kiluan belum berakhir. Setelah puas "menari" bersama lumba-lumba, jukung membawa kami kembali ke daratan, namun bukan ke penginapan. Tujuan kami berikutnya adalah Laguna Gayau. Setelah treking singkat melewati bebatuan dan pepohonan, kami tiba di sebuah kolam alami yang tersembunyi di balik bebatuan karang.

Airnya sejernih kristal dengan warna biru kehijauan yang memikat, begitu tenang dan terlindung dari ombak besar. Kami tak ragu untuk langsung menceburkan diri. Berenang di Laguna Gayau terasa seperti memiliki kolam renang pribadi di tengah surga. Kesegaran airnya seketika memulihkan energi kami setelah berpanas-panasan di lautan.

Penutup: Gema Kiluan di Hati

Senja di Kiluan terasa berbeda. Duduk di teras pondok, ditemani hidangan ikan bakar segar hasil tangkapan nelayan setempat, kami merenungkan kembali perjalanan hari ini. Kiluan lebih dari sekadar destinasi wisata; ia adalah sebuah pengalaman spiritual. Ia mengajarkan kami tentang kesabaran dalam perjalanan, tentang keindahan bangun lebih pagi, dan tentang keajaiban berinteraksi dengan alam secara hormat.

Teluk Kiluan telah mengukir kenangan yang tak terlupakan. Tarian lumba-lumba di kala fajar akan selalu menjadi simfoni yang terngiang di benak kami.

Perjalanan Jelajah Pesona Tersembunyi Lampung masih akan berlanjut. Kemana roda petualangan akan membawa kita selanjutnya? Nantikan di Sesi 5!


Tips Singkat untuk Petualang Kiluan:

  • Waktu Terbaik: Musim kemarau (sekitar April - September) saat ombak cenderung lebih tenang.

  • Akomodasi: Jangan berharap kemewahan. Penginapan berupa homestay sederhana milik warga. Pesanlah jauh-jauh hari, terutama saat akhir pekan.

  • Perlengkapan: Bawa uang tunai yang cukup karena ATM sangat jarang. Bawa juga obat-obatan pribadi, losion anti nyamuk, dan kamera tahan air.

  • Jaga Kondisi: Perjalanan cukup melelahkan. Pastikan kondisi fisik Anda prima.

  • Hormati Alam: Selalu jaga kebersihan dan jangan pernah membuang sampah sembarangan, terutama di laut.



Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)


Sabtu, 27 September 2025

Fiksi : Sesi 3: Jalur Petualangan Darat dan Senja Pertama di Teluk Kiluan Perpisahan Manis dengan Pahawang

 





Pagi di Pulau Pahawang menyambut kami dengan suasana yang begitu damai. Sisa-sisa euforia petualangan bawah laut kemarin masih terasa, terlukis dalam senyum kami saat menikmati sarapan sederhana yang disiapkan oleh pemilik penginapan. Nasi goreng hangat, ditemani kerupuk renyah dan secangkir kopi robusta Lampung yang pekat, menjadi pengisi tenaga yang sempurna. Aroma kopi yang khas berpadu dengan bau asin udara laut, menciptakan komposisi wangi yang akan selalu kami rindukan.

Dengan berat hati, kami berkemas. Rasanya baru sekejap kami berkenalan dengan ikan nemo yang malu-malu dan terumbu karang yang megah. Kami menaiki perahu yang akan membawa kami kembali ke Dermaga Ketapang. Sambil perahu perlahan menjauh, kami menatap gugusan pulau-pulau di sekitar Pahawang. Pemandangannya begitu syahdu; siluet pulau berlatar langit biru cerah, seolah melambaikan tangan dan berjanji akan selalu menjaga keindahannya hingga kami kembali lagi.

Jalur Darat Penuh Petualangan

Setibanya di Dermaga Ketapang, petualangan kami bertransformasi. Laut biru kami tinggalkan, berganti dengan perjalanan darat menuju destinasi berikutnya yang tak kalah legendaris: Teluk Kiluan. Dari informasi yang kami dapat, perjalanan ini memakan waktu sekitar 3-4 jam, namun bukan durasinya yang menjadi sorotan, melainkan medannya.

Awal perjalanan dari Padang Cermin terasa mulus. Jalanan beraspal membawa kami melintasi pemandangan pedesaan Lampung yang asri. Di kanan dan kiri, hamparan sawah hijau berselang-seling dengan kebun kelapa dan cokelat. Kami melewati desa-desa kecil di mana kehidupan berjalan dengan ritme yang tenang. Anak-anak berlarian di pinggir jalan, dan para petani berangkat ke ladang dengan senyum ramah yang khas.

Namun, semua berubah setelah kami melewati Kecamatan Punduh Pidada. Inilah awal dari "roller coaster" yang sesungguhnya. Jalanan aspal berganti menjadi jalanan tanah berbatu yang menantang. Mobil kami harus bermanuver dengan hati-hati melewati tanjakan curam, turunan tajam, dan tikungan-tikungan yang sempit. Terkadang, kami harus melintasi sungai kecil dengan jembatan kayu yang sederhana.

Meski sedikit memacu adrenalin, setiap guncangan di dalam mobil terbayar lunas oleh pemandangan yang tersaji di luar jendela. Kami melintasi perbukitan hijau yang menakjubkan, dengan lembah-lembah subur di bawahnya. Udara terasa lebih sejuk dan segar. Inilah Lampung yang berbeda, sisi liar dan otentik yang jarang tersentuh. Perjalanan ini bukan sekadar berpindah tempat, melainkan sebuah petualangan yang mengajarkan kami bahwa untuk mencapai surga tersembunyi, seringkali kita harus melewati jalan yang tak biasa.

Senja Pertama di Teluk Kiluan

Setelah perjuangan di jalur yang menantang, sebuah pemandangan magis akhirnya menyambut kami dari kejauhan. Hamparan air biru kehijauan yang tenang, diapit oleh dua tanjung gagah, terbentang di depan mata. Itulah Teluk Kiluan. Rasa lelah seketika sirna, digantikan oleh decak kagum.

Kami tiba di sebuah desa nelayan yang sederhana. Suasananya begitu tenang, jauh dari hiruk pikuk kota. Penginapan kami adalah sebuah pondok kayu sederhana yang menghadap langsung ke teluk. Begitu meletakkan barang, kami tak sabar untuk langsung menuju bibir pantai.

Pasirnya berwarna krem kecokelatan, dengan beberapa formasi bebatuan unik yang menjorok ke laut. Dari kejauhan, kami bisa melihat ikon lain dari kawasan ini, Laguna Gayau dan Batu Gigi Hiu yang berdiri kokoh melawan ombak Samudra Hindia. Perahu-perahu jukung berwarna-warni bersandar rapi di tepi pantai, seolah beristirahat setelah seharian melaut, dan kini menunggu tugas suci esok pagi: mengantar kami bertemu sang lumba-lumba.

Kami duduk di atas sebatang kayu lapuk, membiarkan angin sore membelai wajah. Matahari perlahan mulai turun, mengubah warna langit menjadi kanvas gradasi yang spektakuler. Oranye, merah muda, dan ungu berbaur menjadi satu, memantulkan cahayanya di permukaan air teluk yang tenang. Suara debur ombak yang lembut menjadi satu-satunya musik yang mengiringi senja pertama kami di surga ini.

Malam harinya, kami menikmati makan malam istimewa: ikan bakar segar hasil tangkapan nelayan setempat. Disantap dengan nasi hangat dan sambal terasi khas Lampung, rasanya begitu nikmat dan otentik. Sambil makan, kami berbincang dengan pemilik penginapan, mendengarkan cerita-cerita tentang kehidupan di Kiluan dan tentu saja, tentang kawanan lumba-lumba yang menjadi primadona teluk ini.

Malam semakin larut. Ditemani suara ombak yang menjadi lagu pengantar tidur, kami merebahkan diri dengan hati yang penuh antisipasi. Esok, saat fajar baru menyingsing, kami akan memulai babak baru petualangan kami: berlayar di lautan lepas untuk menyaksikan simfoni ratusan lumba-lumba yang menari di habitat aslinya. Sebuah janji petualangan yang membuat kami tak sabar menunggu pagi datang.

(Bersambung ke Sesi 4: Berburu Fajar dan Menari Bersama Lumba-Lumba Kiluan)

Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)


Jumat, 26 September 2025

Fiksi : Jelajah Pesona Tersembunyi Lampung: Dari Biru Pahawang hingga Simfoni Lumba-Lumba Kiluan (Sesi 2)





Jelajah Pesona Tersembunyi Lampung: Dari Biru Pahawang hingga Simfoni Lumba-Lumba Kiluan (Sesi 2)

Babak Kedua: Meninggalkan Surga Bawah Laut Menuju Orkestra Samudra

Kenangan akan gradasi biru toska di perairan Pahawang masih melekat erat di benak kami. Setiap sudut terumbu karang dan ikan badut yang menyapa dari anemonnya seakan menjadi lukisan hidup yang sulit dilupakan. Namun, petualangan kami di Bumi Ruwa Jurai belum usai. Roda kendaraan kini berputar menuju selatan, meninggalkan dermaga Ketapang di belakang. Tujuan kami selanjutnya adalah sebuah nama yang terdengar magis dan penuh janji: Teluk Kiluan. Sebuah teluk terpencil yang dijuluki sebagai panggung bagi simfoni lumba-lumba.

Perjalanan darat dari pesisir Pesawaran menuju Kabupaten Tanggamus, tempat Teluk Kiluan berada, adalah petualangan tersendiri. Jalanan aspal yang mulus perlahan berganti dengan jalur yang lebih menantang, menyusuri perbukitan hijau dan lembah yang memesona. Di sisi kiri, pemandangan Samudra Hindia sesekali mengintip, membentangkan permadani biru tak bertepi. Perjalanan sekitar 3-4 jam ini terasa singkat berkat panorama alam Lampung yang tiada duanya. Melewati desa-desa yang ramah, kami merasakan denyut kehidupan yang lebih tenang dan menyatu dengan alam.

Semakin mendekati Kiluan, peradaban kota seakan luruh sepenuhnya. Sinyal ponsel mulai hilang-timbul, memaksa kami untuk benar-benar terhubung dengan momen saat ini. Akhirnya, kami tiba di sebuah teluk yang tenang, diapit oleh dua tanjung hijau yang kokoh. Airnya jernih, dengan perahu-perahu nelayan tradisional bernama jukung yang bersandar rapi di bibir pantai. Kami disambut oleh pengelola pondok kayu sederhana yang langsung menghadap ke laut. Tak ada kemewahan hotel berbintang, yang ada hanyalah kemewahan alam: suara debur ombak sebagai musik pengantar tidur dan semilir angin laut sebagai penyejuk alami.

Puncak Petualangan: Menyambut Tarian Pagi Sang Lumba-Lumba

Panggilan untuk petualangan terbesar di Kiluan datang saat langit masih berwarna nila pekat. Pukul setengah enam pagi, kami sudah berkumpul di pantai, mengenakan pelampung dengan jantung berdebar penuh antisipasi. Udara dingin yang menusuk tulang tak menyurutkan semangat kami. Bersama seorang nelayan lokal yang merangkap sebagai pemandu, kami menaiki jukung, perahu cadik ramping yang akan membawa kami membelah samudra.

Deru mesin perahu memecah keheningan pagi. Perlahan, jukung kami menjauh dari teluk yang tenang, menuju lautan lepas yang lebih bergelombang. Matahari mulai menampakkan dirinya di ufuk timur, menebarkan cahaya keemasan yang melukis langit dan permukaan laut. Pemandu kami dengan mata tajamnya terus mengamati setiap riak air, mencari tanda-tanda kehidupan.

"Sebentar lagi," ujarnya pelan sambil menunjuk ke satu arah.

Kami menajamkan pandangan. Awalnya tak ada apa-apa. Hanya lautan biru yang luas. Lalu, keajaiban itu terjadi. Sebuah sirip hitam melintas cepat di permukaan, lalu disusul oleh puluhan lainnya. Dalam sekejap, kami dikepung oleh ratusan lumba-lumba!

Ini bukan sekadar melihat lumba-lumba. Ini adalah sebuah pertunjukan orkestra alam yang megah. Kawanan lumba-lumba hidung botol dan lumba-lumba paruh panjang melompat, berputar di udara, dan berenang lincah di samping jukung kami seolah menyambut kedatangan kami. Suara decitan riang mereka terdengar jelas, menciptakan sebuah simfoni yang harmonis dengan debur ombak. Mereka seakan menari tanpa lelah, memamerkan keanggunan dan energi mereka yang tak terbatas di habitat aslinya. Kami terdiam, terpana, hanya bisa mengabadikan momen itu dalam ingatan dan lensa kamera. Pemandangan matahari terbit yang berpadu dengan tarian ratusan lumba-lumba adalah sebuah pengalaman spiritual yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Laguna Gayau: Kolam Pribadi Sang Bidadari

Setelah puas menyaksikan simfoni agung di tengah samudra, petualangan kami belum berakhir. Pemandu mengarahkan jukung ke sebuah sisi tanjung yang dipenuhi bebatuan karang raksasa. Setelah trekking singkat melewati pepohonan dan batuan terjal, kami tiba di sebuah surga tersembunyi lainnya: Laguna Gayau.

Ini adalah sebuah kolam alami raksasa yang terbentuk persis di balik dinding karang. Airnya berwarna biru jernih sebening kristal, terpisah dari ombak ganas Samudra Hindia hanya oleh barikade karang yang kokoh. Kami tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melompat ke dalam kesegaran airnya. Berenang di Laguna Gayau terasa seperti memiliki kolam pribadi di tengah alam liar. Sesekali, ombak besar menghantam dinding karang di seberang, menciptakan percikan air yang spektakuler, namun air di dalam laguna tetap tenang dan aman.

Penutup: Dua Wajah Keindahan Lampung

Meninggalkan Teluk Kiluan, kami membawa pulang sebuah perasaan haru dan syukur. Perjalanan "Sesi 2" ini telah menunjukkan wajah lain dari pesona Lampung yang begitu beragam.

Jika Pahawang adalah tentang keindahan yang harus kita selami, sebuah puisi hening di bawah permukaan laut yang penuh warna. Maka, Kiluan adalah tentang keagungan yang melompat ke angkasa, sebuah simfoni agung yang dimainkan di panggung samudra terbuka. Keduanya melengkapi satu sama lain, membuktikan bahwa Lampung adalah kanvas alam yang lengkap. Dari biru tenang perairan dangkal hingga biru pekat lautan dalam, dari keheningan dunia bawah air hingga riuh gembira tarian lumba-lumba, Lampung telah mengukir jejak yang tak akan pernah terhapus dalam jiwa petualangan kami.



 Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)


K9BC Kisi kisi STS Semester Ganjil

 

 

Mata Pelajaran

IPS

Kelas/Fase

9 BA / Fase D 

Materi

Kisi kisi STS Semester Ganjil

Pertemuan ke

 34

Guru Pengampu

Aprizal

Waktu Pembelajaran

Jumat 26   september 2025


CAPAIAN PEMBELAJARAN:

Murid  mampu  menelaah peran masyarakat dan negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di era digital, serta potensi Indonesia menjadi negara maju; mengelaborasi proses interaksi sosial, lembaga sosial, dinamika sosial dan perubahan sistem sosial budaya dalam masyarakat yang majemuk untuk mewujudkan integrasi bangsa dengan prinsip kebhinekaan; menjelaskan konsep dasar ilmu sejarah yaitu manusia, ruang, waktu, kronologi, perubahan; menganalisis keterhubungan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang ketika mempelajari sejarah lokal dan toponimi wilayah serta berbagai peristiwa atau kejadian penting dalam lingkup lokal, nasional dan global terkait asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan jalur rempah nusantara

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis  Kisi kisi STS Semester Ganjil.  dengan baik serta mempresentasikan di depan kelas menggunakan Canvas, PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan kesiapan siswa.


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du. 

Simak dan pelajari Kisi kisi STS Semester Ganjil mata pelajaran IPS... 

MATERI

Kisi Kisi STS IPS Semester Ganjil 

Perubahan Sosial

  1. Pengertian Perubahan Sosial: Menjelaskan definisi perubahan sosial menurut ahli sosiologi.

  2. Ciri-Ciri Perubahan Sosial: Mengidentifikasi karakteristik utama dari perubahan sosial.

  3. Faktor Pendorong Perubahan Sosial: Menganalisis faktor internal dan eksternal yang memicu perubahan sosial, seperti penemuan baru dan konflik.

  4. Faktor Penghambat Perubahan Sosial: Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial, seperti tradisi dan rasa takut akan kegagalan.

  5. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial: Membedakan antara perubahan evolusi dan revolusi.

  6. Perubahan Kecil dan Besar: Memberi contoh perubahan yang tidak memengaruhi masyarakat secara signifikan (kecil) dan yang berdampak luas (besar).

  7. Perubahan Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki: Menjelaskan perbedaan antara perubahan terencana dan tidak terencana.

  8. Dampak Positif Perubahan Sosial: Mengidentifikasi dampak positif perubahan sosial, seperti peningkatan taraf hidup.

  9. Dampak Negatif Perubahan Sosial: Menganalisis dampak negatif perubahan sosial, seperti disorganisasi sosial.

  10. Teori Perubahan Sosial: Menjelaskan salah satu teori perubahan sosial, misalnya Teori Siklus.


Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia di Era Modernisasi

  1. Pengertian Modernisasi: Mendefinisikan modernisasi dan kaitannya dengan perubahan sosial.

  2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern: Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat yang mengalami modernisasi.

  3. Dampak Positif Modernisasi di Indonesia: Menganalisis dampak positif modernisasi di berbagai sektor, seperti pendidikan dan ekonomi.

  4. Dampak Negatif Modernisasi di Indonesia: Mengidentifikasi dampak negatif modernisasi, seperti westernisasi dan kesenjangan sosial.

  5. Perubahan di Bidang Pertanian: Menjelaskan perubahan pola tanam dari tradisional ke modern.

  6. Perubahan di Bidang Industri: Menggambarkan perkembangan industri di Indonesia dari masa ke masa.

  7. Perubahan di Bidang Transportasi: Menganalisis perubahan moda transportasi dan dampaknya.

  8. Perubahan di Bidang Komunikasi: Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial.

  9. Perubahan di Bidang Pendidikan: Menguraikan perubahan sistem pendidikan di era modernisasi.

  10. Perubahan di Bidang Kesehatan: Mengidentifikasi peningkatan fasilitas dan layanan kesehatan.

  11. Urbanisasi sebagai Dampak Modernisasi: Menjelaskan proses urbanisasi dan dampaknya terhadap kota dan desa.

  12. Pergeseran Nilai dan Norma: Menganalisis pergeseran nilai dan norma dalam masyarakat Indonesia.

  13. Perubahan Peran Gender: Menjelaskan perubahan peran perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat.

  14. Globalisasi dan Modernisasi: Membedakan dan menjelaskan hubungan antara globalisasi dan modernisasi.

  15. Perubahan Gaya Hidup: Mengidentifikasi perubahan gaya hidup masyarakat, misalnya dari konsumtif menjadi produktif.


Globalisasi dan Kearifan Lokal

  1. Pengertian Globalisasi: Mendefinisikan globalisasi secara komprehensif.

  2. Aspek-Aspek Globalisasi: Mengidentifikasi aspek-aspek globalisasi, seperti ekonomi, sosial, dan budaya.

  3. Penyebab Terjadinya Globalisasi: Menganalisis faktor-faktor pendorong globalisasi, seperti perkembangan teknologi informasi.

  4. Dampak Positif Globalisasi: Mengidentifikasi dampak positif globalisasi, seperti kemudahan akses informasi.

  5. Dampak Negatif Globalisasi: Menganalisis dampak negatif globalisasi, seperti pudarnya identitas lokal.

  6. Globalisasi di Bidang Ekonomi: Menjelaskan peran perusahaan multinasional dan perdagangan bebas.

  7. Globalisasi di Bidang Politik: Menguraikan peran organisasi internasional dalam globalisasi.

  8. Globalisasi di Bidang Budaya: Menganalisis masuknya budaya asing dan dampaknya.

  9. Globalisasi di Bidang Teknologi: Menjelaskan kemajuan teknologi yang mendukung globalisasi.

  10. Pengertian Kearifan Lokal: Mendefinisikan kearifan lokal dan maknanya.

  11. Ciri-Ciri Kearifan Lokal: Mengidentifikasi karakteristik kearifan lokal.

  12. Contoh-Contoh Kearifan Lokal: Memberi contoh kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia.

  13. Fungsi Kearifan Lokal: Menjelaskan fungsi kearifan lokal, seperti dalam pelestarian lingkungan.

  14. Kearifan Lokal dalam Menghadapi Globalisasi: Menganalisis peran kearifan lokal sebagai filter terhadap dampak negatif globalisasi.

  15. Tantangan dalam Melestarikan Kearifan Lokal: Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam melestarikan kearifan lokal.

  16. Upaya Melestarikan Kearifan Lokal: Menguraikan upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kearifan lokal.

  17. Sikap Selektif dalam Menghadapi Globalisasi: Menjelaskan pentingnya bersikap selektif terhadap budaya asing.

  18. Integrasi Nasional dalam Era Globalisasi: Menganalisis tantangan dan peluang integrasi nasional di era globalisasi.

  19. Peran Remaja dalam Mempertahankan Kearifan Lokal: Mengidentifikasi peran aktif pelajar dalam melestarikan budaya lokal.

  20. Hubungan Globalisasi dan Identitas Nasional: Menjelaskan bagaimana globalisasi memengaruhi identitas nasional.

  21. Konflik Sosial Akibat Globalisasi: Memberi contoh konflik sosial yang muncul akibat perbedaan budaya.

  22. Peran Media Massa dalam Globalisasi: Menganalisis peran media massa sebagai agen penyebaran informasi global.

  23. Konsep Glocalisasi: Menjelaskan konsep glocalization (penerapan globalisasi secara lokal).

  24. Perubahan Sosial sebagai Proses Berkelanjutan: Menyimpulkan bahwa perubahan sosial adalah proses yang terus-menerus.

  25. Sikap Adaptif Terhadap Perubahan: Menjelaskan pentingnya memiliki sikap adaptif dalam menghadapi perubahan sosial dan globalisasi.