Proses pergerakan kemerdekaan dan Kemerdekaan Indonesia
Identitas
Mata Pelajaran | : | IPS |
Kelas | : | 8 AB / Fase D |
Materi | : | |
Pertemuan ke | : | 1 dari |
Guru Pengampu | : | Aprizal |
Waktu Pembelajaran | : | Senin 10 Februari 2025 |
CP
Di akhir kelas 8, peserta didik memahami kondisi geografis Nusantara dan potensi serta pelestarian sumber dayanya. Ia menganalisis hubungan antara keragaman kondisi geografis Nusantara terhadap pembentukan kemajemukan budaya. Ia juga memahami perkembangan hubungan antarwilayah di Nusantara hingga munculnya semangat kebangsaan Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis Proses pergerakan kemerdekaan dan Kemerdekaan Indonesia dengan baik serta mempresentasikan di depan kelas menggunakan Canvas, PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan kesiapan siswa.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Sebelum kita memasuki materi hari ini, mari kita ingat lagi tentang Kolonialisme dan Imperialisme. Indonesia, sebagai salah satu negara tropis, telah memenuhi syarat tersebut, yaitu mempunyai banyak rempah dengan harga murah. Rempah-rempah di Indonesia murah karena mudah didapatkan, semua orang bisa menanamnya sendiri.
Spalgaiss… sudah ingatkan sekarang.
Mari kita lanjut dan hubungkan materi minggu lalu dengan materi hari ini. Simak yah.
Materi
Berikut ini akan saya berikan alternatifnya. Simak, yuk!
Kemerdekaan Indonesia merupakan buah dari perjuangan panjang para pahlawan bangsa. Para pahlawan melakukan berbagai macam cara dan proses pembelajaran guna mencapai Indonesia yang merdeka.
Perlawanan yang semula memiliki sifat kedaerahan mengalami perubahan dengan adanya semangat nasionalisme, persatuan, dan kesatuan. Semangat tersebut bermula dari sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia tahun 1908.
Dikutip dari buku Sejarah Pergerakan Nasional, Iryana (2022: 19 – 20), berikut tiga contoh fase pertumbuhan nasionalisme di Indonesia:
A. PROSES PERGERAKAN KEMERDEKAAN
https://www.youtube.com/watch?v=ryjnwwOy_vE
1. Fase Pertama
Pertama, gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia dalam dinamika sejarah diawali oleh Budi Utomo di tahun 1908. Budi Utomo merupakan organisasi yang dimotori oleh para mahasiswa kedokteran di STOVIA, sekolah anak para priayi Jawa.
2. Fase Kedua
Kedua, kebangkitan nasionalisme tahun 1928, yakni 20 tahun setelah kebangkitan nasional. Bangsa Indonesia telah memiliki kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa, dan bahasa ke dalam satu negara di tahun 1928.
Kesadaran tersebut terwujud secara nyata dalam Kongres Pemuda. Kemudian, Kongres Pemuda II menghasilkan Sumpah Pemuda 1928.
3. Fase Ketiga
Ketiga, masa revolusi fisik kemerdekaan. Peran nyata para pemuda pada masa revolusi fisik kemerdekaan terlihat saat pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Misi tersebut memiliki tujuan supaya para tokoh segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mempunyai semangat untuk mewujudkan nation state yang berdaulat.
Berdasarkan tiga fase tersebut, jelas bahwa berdirinya Budi Utomo adalah awal kebangkitan pergerakan nasional
Tokoh Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Setiap proses perjuangan bangsa Indonesia selalu melibatkan sejumlah tokoh penting. Beberapa tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, antara lain:
• Mas Ngabehi Wahidin Soedirohoesodo yang merupakan inisiator Budi Utomo.
• Dr. Soetomo yang merupakan ketua Budi Utomo.
• Ir. Soekarno yang merupakan tokoh pergerakan kemerdekaan, proklamator, sekaligus presiden pertama Indonesia.
• Moh. Hatta yang berjuang bersama Ir. Soekarno bersama para pemuda sekaligus wakil presiden pertama Indonesia.
• Mohammad Yamin merupakan tokoh yang terlibat dalam sidang BPUPKI, PPKI, serta menjadi pembicara pada Kongres Pemuda I.
• Soegondo Djojopuspito yang merupakan ketua Kongres Pemuda II.
Selain daftar nama di atas, masih ada banyak tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).
Dikibarkannya bendera Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta BPUPKI Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang yang terlibat secara akif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai dari munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat disetiap daerah di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.
Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?†Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya terkait dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia. tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Evaluasi
1. Berikan gambaran tentang Proses pergerakan kemerdekaan?
2. Berikan gambaran tentang kemerdekaan Indonesia?
Kesimpulan
Kesimpulan sejarah kemerdekaan Indonesia adalah bahwa Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan para founding father.
Berikut beberapa kesimpulan dari sejarah kemerdekaan Indonesia:
• Kemerdekaan Indonesia menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya di Indonesia.
• Kemerdekaan Indonesia memberikan kedaulatan kepada bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
• Kemerdekaan Indonesia memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk membangun identitas, melestarikan nilai-nilai budaya, dan kearifan lokal.
• Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia terus berlangsung setelah proklamasi.
• Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui perang maupun diplomasi.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno didampingi oleh Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.
Referensi
http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/proklamasi-kemerdekaan-indonesia
13 komentar:
Aileen hadir
anita hadir
fara hadir
rivinda hadir
nabilaa hadiirr
Khozin hadir
regina hadiirr
Nadya hadirr
qaireen hadirr
Siti Amirah hadirrr
nissa hadir
rasya hadir
Posting Komentar