Welcome

<< IPS Papi Ijal>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Rabu, 30 Oktober 2024

Jurnal Refleksi Dwimingguan ke 8 : Modul 3.0 Paket Modul 3




Jurnal Refleksi Dwimingguan ke 8

Tanggal 1 April  2023

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Aprizal, S. Pd

Modul 3.0  Paket Modul 3

 

 

Salam Guru Penggerak

Tergerak

Bergerak

Menggerakkan

 

Semoga senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan, kelancaran serta mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.

 

Sahabat guru penggerak,

 

Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.

 

Berikut penjabaran refleksi terkait pembelajaran modul 3.0 tentang Paket Modul Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah’

 

1.      Facts (Peristiwa)

2.      Feelings (Perasaan)

 

Dengan antusias dan sangat bersemangat saya mengikuti setiap aktivitas pembelajaran tentang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah  ini. Pada modul ini, Saya sangat penasaran di awalnya untuk bagaimana menjadi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah  yang baik, dan kemudian merasa senang dikarena semuanya terjawab di modul ini ditambah lagi dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP yang membuat pemahaman menjadi lebih baik tentang modul ini. Dari hasil praktik saya nanti sangat berharap mendapatkan pengetahuan lebih luas tentang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah yang akan terus belajar serta berusaha memahami tentang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah.

 

3.      Findings (Pembelajaran)

 

Pengetahuan dan pengalaman baru pada modul ini memberikan saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah  yang baik dan bagaimana melakukan pengembangan dan pengabilan keputusan yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, dalam fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran dalam Modul Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekola. Mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi, yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional serta coaching yang semuanya berkaitan dengan Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah, dalam modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah terhadap rekan sejawat, untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat dalam mengembangkan kompetensi nya.

 

4.      Future (Penerapan)

 

Sebagai seorang guru pemimpin perubahan dalam pendididikan, saya akan sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan juga rekan sejawat. permasalahan tersebut akan menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan sebagai guru bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh sebab itu, Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah  sangat diperlukan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah  yang baik bagi muridnya dan orang lain.

 

 

 

 

Demikian refleksi dwimingguan Paket Modul 3.0  Modul Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah, semoga bermanfaat untuk kita semua dalam mencerdaskan generasi bangsa di masa mendatang sebagai penuntun mereka membentuk karakter dan mengembagkan kodrat yang ada.

 

Salam guru Penggerak.

 

 

 

 

 

#janganlupabahagia  #GuruBergerakIndonesiaMaju       #Calongurupenggerak 

Jurnal Dwimingguan ke 3 : Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

 

Jurnal Dwimingguan ke 3

Tanggal 03 Desember 2022

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Aprizal, S. Pd

Modul 1.3   Visi Guru Penggerak

 

 

Salam Guru Penggerak

Tergerak

Bergerak

Menggerakkan

 

Sahabat guru penggerak.

Dalam refleksi jurnal dwimingguan ini saya menggunakan model fefleksi 4F yaitu model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenway,  4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut :

Facts (Peristiwa)

 

Kegiatan pada pendidikan Calon Guru Penggerak kini sudah mencapai pada tahap modul 1.3 Visi Guru Penggerak, dalam prosesnya tahapan ini dimulai dari forum komunikasi modul 1.3 dilanjutkan dengan  memulai dari diri sendiri serta eksplorasi konsep yang membahasas tuntas tentang berbai visi dan impian. Setelah melalui tahapan ini dilanjutkan pada berbagi tugas kesimpulan tentang inkuiri apresiatif. Sesi ini CGP harus memahami pentingnya suatu visi yang berpihak pada siswa sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan serta CGP memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan. Kegiatan ini akan dilengkapi juga dengan elaborasi pemahaman  yang akan disampaikan oleh instruktur serta penugasan pada  koneksi antar materi visi guru penggerak. Alur ini mengajak calon guru penggerak mendeskripsikan atau menggambarkan impian siswa di masa depan kurun watu 5 atau 10 tahun ke depan. Pada tugas ini siswa impian saya adalah Mewujudkan  Profil Pelajar Pancasila  yang mandiri dan kreatif  melalui gerakan literasi buku cinta di sekolah (gelis bucin di sekolah). Saya mengimajinasikan sosok siswa impian yang selama ini tidak terpikirkan, saya tersadar bahwa seharusnya seorang guru harus memiliki impiam indah tentang siswanya di masa depan dan memotivasi diri untuk mewujudkannya.

Kendala > Diri sendiri, siswa , dan seluruh yang ada di sekitar saya adalah aset dan kekuatan bagi saya, namun menjadikan saya kesulitan memberdayakan inti positif dan kekuatan dari masing-masing aset tersebut dikarenakan masih ada pola pikir konvensional dalam pengembang kompetensi diri, baik pada rekan guru maupun siswa terlebih pengaruh gadget sangat tinggi dalam pola belajar siswa saat ini pasca pandemi covid 19.
Tips mengatasi hambatan > Saya terus berupaya menemukan trik khusus agar dapat lebih maksimal memberdayakan semua aset yang ada, seperti memperbanyak studi literatur, belajar dari pengalaman dan peristiwa yang dialami diri sendiri dan orang lain yang berhasil memberdayakan aset, bertanya dengan Fasilitator CGP Bapak Suharto Gratia, S. Pd., M. Pd dan Pengajar Praktik  Ibu Sagitrti Agustina, ST., M. Pd.

 

Feelings (Perasaan)

Kegiatan dalam proses pembelajaran modul 1.3 minggu ini dilakukan secara mandiri, didampingi fasilitator, serta sesi instruktur serta pengajar praktik. Pengalaman belajar  ini membuat saya merasa lebih termotivasi untuk segera menerapkan pada aksi nyata prakarsa perubahan yang telah saya rancang dan terprogram  berdasarkan kekuatan aset yang saya miliki dalam rangka mencapai visi saya yaitu Mewujudkan  Profil Pelajar Pancasila  yang mandiri dan kreatif  melalui gerakan literasi buku cinta di sekolah (gelis bucin di sekolah).  Saya semakin termotivasi karena prakarsa perubahan yang saya rancang mendapat dukungan dari Kepala Sekolah berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta motivasi dan bantuan rekan guru sejawat dan siswa yang ingin berubah dalam mengembangkan potensi dan bakatnya yang selama ini belum tersalurkan dalam literasi di sekolah.

Findings (Pembelajaran)

Aktivitas dalam proses belajar minggu ini bertujuan agar CGP mampu mengembangkan visi yang lebih jelas mengenai siswa yang memiliki Profil Pelajar Pancasila serta pentingnya melakukan memetakan kekuatan yang dimiliki CGP demi mewujudkan visi pendidik yang berpihak pada murid. Selain itu CGP mampu memetakan dan mengimplementasikan strategi pengelolaan perubahan melalui kekuatan yang dimiliki dari dalam diri dan luar diri untuk mewujudkan visi pendidik yang berpihak pada siswa.

 

Pada sesi diskusi ini kita berkolaborasi dengan CGP lainnya di ruang diskusi untuk menyatukan VISI bersama sehingga melahirkan prakarsa perubahan diri dengan paradigma Inkuiri Apersepsi dengan tahapan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Strategi). Pada tahab eksplorasi konsep inilah kita mendapat pelajaran yang berharga tentang BAGJA. Dalam tahapan BAGJA ini tergambar jelas bagaimana kita berjuang mewujudkan visi sebagai guru penggerak. Pada tahap ini saya sudah memulai untuk :

 

Ø Memantapkan visi yang saya rumuskan

Ø Mengidentifikasi daya dukung serta kekuatan yang saya miliki untuk mendukung      

penumbuhan potensi murid.

Ø Menelaah rencana manajemen perubahan dalam menggunakan paradigma dan

model inkuiri apresiatif  yang telah saya susun menggunakan tahapan BAGJA.

Ø menjalankan rencana manajemen perubahan paradigma dan model inkuiri apresiatif menggunakan tahapan BAGJA.

 

Future (Penerapan)

Setelah mempelajari dan membuat prakarsa perubahan diri, saya akan lebih berhati – hati dalam perencanaan kegiatan masa depan yang lebih baik di masa depan, serta siswa saya bisa sukses namun tetap memegang teguh nilai-nilai  Profil Pelajar Pancasila yang mandiri dan kreatif. Sehingga melalui prakarsa perubahan, visi saya mengenai murid dan sekolah impian dapat terwujud.  Demikian jurnal dwi mingguan saya untuk modul 1.3. semoga bermanfaat bagi saya pribadi secara khusus dan bagi pembaca umumnya.

 

 

 

Salam gguru Penggerak.

 

 

#janganlupabahagia

#GuruBergerakIndonesiaMaju

#Calongurupenggerak

Puisiku

 






P47 K9 AD Perubahan Sosial Budaya

   

https://www.youtube.com/watch?v=d8fpfVGakyE 


Identitas 

Mata Pelajaran

:

IPS

Kelas 

:

Kelas  9  AD

Materi

:

Contoh Perubahan Sosial Budaya

Pertemuan ke

:

46  ( 2 JP)   

Guru Pengampu

:

Aprizal

Waktu Pembelajaran

:

Rabu 30 Oktober  2024  

KD

3.2  Menganalisis perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan.

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem based Learning (PBL) peserta didik dapat   mengamati permasalahan, menganalisis, menuliskan penyelesaian, dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas tentang : Contoh Perubahan Sosial Budaya

  

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

Bagaimana kabarnya hari ini,  jangan siasiakan waktu dalam beribadah ya? sehat semua yaa..

alhamdulillah..  Insyaa allah kalian sudah sholat subuh semua yaa, sebelum belajar baiknya kita berdoa sejenak.. berdoa mulai... aamiin.   

Semoga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin

Alhamdulillah hari ini, kita bisa bertemu kembali dalam pelajaran IPS. 

Semoga dalam proses pembelajaran kita diberi kemudahan dalam pemahaman. aamiin.

 Sebelumnya kita membahas  Contoh Perubahan Sosial Budaya . Masih ingat kan Pengerian dan pendapat ahli tentang Perubahan Sosial Budaya?  Bagusss...   


Apa itu perubahan sosial budaya?Dari frase yang digunakannya sudah jelas, yaitu perubahan yang terjadi pada aspek sosial dan kebudayaan. Pengertian singkat ini tentu belum cukup. Kita akan merujuk pada pendapat para ahli untuk mendeskripsikan definisi tentang perubahan tersebut.

Materi
Apa saja contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat?
Berikutnya, saya akan menyebutkan beberapa bentuk perubahan sosial budaya disertai contoh-contohnya. Pada dasarnya, bentuk perubahan sosial budaya bisa diklasifikasikan menjadi tiga:
  • Perubahan yang cepat (revolusi) dan lambat (evolusi)
  • Perubahan yang berdampak besar dan kecil
  • Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan

» Perubahan yang cepat (revolusi) dan lambat (evolusi)
Revolusi dapat didefinisikan sebagai perubahan yang berlangsung dalam waktu cepat. Tipikal revolusi tidak hanya cepat, melainkan juga berskala besar. Dampak dari revolusi umumnya perubahan menyeluruh pada sendi-sendi kehidupan. Gerakan-gerakan politik revolusioner berusaha menggulingkan sistem politik yang mapan untuk menggantinya dengan yang baru. Artinya, revolusi dapat berorientasi pada perubahan sistem secara menyeluruh.
Sebagai contoh, revolusi industri di Inggris yang berusaha mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin dalam proses produksi di pabrik-pabrik. Revolusi Perancis berusaha mengubah sistem monarki menjadi demokrasi liberal berasas persaudaraan, kesetaraan, dan kebebasan. Revolusi agraria atau revolusi hijau berusaha mengubah tata cara pertanian dari tradisional ke modern untuk meningkatkan hasil pertanian.
Evolusi dapat didefinisikan sebagai perubahan sosial budaya yang terjadi dalam waktu lama. Tipikal perubahan evolusi adalah berlangsung lambat, bahkan tak jarang kita tidak merasakannya. Tau-tau sesuatu telah berubah. Pada umumnya, proses evolusi tidak melibatkan konflik atau kekerasan karena terjadi dalam skala kecil dan berdampak kecil namun kumulatif.
Contoh evolusi, misalnya menggunakan uang kertas sebagai alat pertukaran dan jual beli. Sekarang bahkan kita kadang tidak perlu menggunakan uang kertas, bisa dengan transfer melalui internet banking atau ATM. Bentuk transansi finansial mengalami evolusi, dari barter, kuang kertas, sampai uang digital.


» Perubahan yang berdampak besar dan kecil
Perubahan berdampak besar adalah perubahan yang mengubah hampir seluruh sendi kehidupan dan struktur sosial masyarakat yang eksis sebelumnya. Perubahan ini berdampak langsung bagi kehidupan masyarakat. Penyebab perubahan ini umumnya berasal dari luar atau eksternal. Kondisi sosial tak menutup kemungkinan berubah total setelah terjadi perubahan karena dampaknya yang bagitu besar.
Contoh perubahan berdampak besar, misalnya, kondisi desa Kinahrejo di lereng Gunung Merapi yang meletus beberapa tahun silam berubah menjadi desa wisata lava. Perubahan tersebut terjadi setelah awan panas menyapu bersih rumah-rumah dan penduduk desa yang enggan mengungsi. Desa tersebut dan sebagian penduduknya masih eksis, namun sistem sosialnya, termasuk mata pencaharian warganya tidak sama seperti dulu lagi.
Perubahan berdampak kecil adalah perubahan yang tidak berpengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dialami oleh salah satu unsur budaya tanpa mempengaruhi unsur budaya yang lain. Kecilnya dampak perubahan membuat masyarakat tidak ambil pusing. Bahkan biasanya dibiarkan terjadi begitu saja.
Misalnya, perubahan potongan dan warna rambut anak-anak ketika libur sekolah. Semula, potongan rambutnya lumayan rapih dan berwarna hitam. Ketika libur sekolah dua minggu, rambutnya dipotong ala undercut dengan jambul yang dicat kemerahan. Dengan pedenya, anak tersebut naik motor masuk gang sempit di kampung-kampung. Perubahan tersebut berskala kecil dan tidak berpengruh bagi kehidupan sosial secara menyeluruh.

» Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang dikehendaki oleh masyarakat. Oleh karena dikehendaki, perencanaan yang matang dilakukan. Perencanaan adalah kunci dari perubahan yang dikehendaki. Perubahan yang direncanakan bisa dianggap baik oleh sebagian masyarakat namun menyesatkan bagi sebagaian yang lain. Biasanya terjadi konflik sebelum perubahan tersebut benar-benar terjadi.
Sebagai contoh, pembangunan bandara baru di Yogyakrata. Perubahan tersebut dikehendaki oleh pemerintah daerah sebagai solusi. Namun, bermasalah menurut sebagaian penduduk yang tanahnya akan diganti rugi dan digusur. Masyarakat yang awalya bertani akan tersingkir dari pekerjaannya dan melakukan pekerjaan baru atau tergusur. Perubahan lahan pertanian menjadi bandara baru adalah perubahan yang direncanakan.
Perubahan yang tidak direncanakan terjadi secara spontan atau terjadi tanpa kesengajaan. Perubahan bentuk ini bisa jadi tidak diinginkan, namun kondisi memaksanya untuk terjadi. Perubahan tanpa rencana bisa berupa efek samping dari perubahan yang direncanakan. Masyarakat biasanya melakukan tindakan responsif untuk menanggulangi dampak negatif yang muncul, dan merayakan dampak positifnya.
Contoh perubahan tak direncanakan adalah pengembangan suatu desa menjadi desa wisata. Para turis baik lokal maupun internasional datang ke tempat tersebut. Tanpa direncanakan, daerah sekitar kampung tersebut menjadi pusat souvenir. Masyarakat sekeliling desa wisata menikmati dampaknya. Namun, beberapa tempat sekitar justru berkembang menjadi arena prostusi. Dampak yang dipandang negatif ini muncul, mengubah kampung yang dulunya sepi jadi rame pekerja seks.
 Dari beberapa contoh di atas, keseluruhan perubahan sosial yang terjadi pasti ada penyebabnya. Saya akan sebutkan secara singkat beberapa faktor yang mungkin mendorong atau justru menghambat terjadinya perubahan sebagai tambahan referensi. Pembaca dapat menambahkan sendiri, jika beberapa poin yang disebutkan di bawah ini dirasa kurang.
Faktor pendorong perubahan sosial budaya
  • Adanya kontak dengan budaya lain.
  • Sistem pendidikan formal yang maju.
  • Keinginan seseorang untuk menginisiasi perubahan.
  • Komposisi penduduk yang heterogen.
  • Sikap menghargai hasil karya orang lain.
  • Sikap mudah menerima hal-hal baru.
  • Toleransi terhadap perbedaan budaya.
  • Ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi saat ini.
  • Sistem stratifikasi sosial yang terbuka.
  • Adanya pola pikir dan perilaku yang visioner.
Faktor penghambat perubahan sosial budaya
  • Kurangnya hubungan dengan kelompok masyarakat lain.
  • Sistem pendidikan yang stagnan.
  • Vested interest atau keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada.
  • Komposisi penduduk yang homogen.
  • Sikap acuh pada hasil karya orang lain.
  • Ketakutan akan hilangnya tradisi akibat pengaruh budaya baru.
  • Intoleransi terhadap keragaman budaya.
  • Merasa puas pada kondisi saat ini.
  • Sistem stratifikasi sosial tertutup.
  • Adanya hambatan ideologis.

Sebagaimana yang sudah disinggung di atas, perubahan sosial budaya yang terjadi juga dapat diidentifikasi faktor penyebabnya. Pada prinsipnya, faktor penyebab perubahan sosial budaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Di bawah ini saya sebutkan beberapa poin yang memungkinkan menjadi penyebab perubahan sosial budaya:
Faktor eksternal
  • Bencana alam
  • Perang
  • Globalisasi
Faktor internal
  • Perubahan jumlah penduduk
  • Inovasi teknologi
  • Konflik dalam anggota kelompok
  • Pemberontakan
Terhadap perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, kita harus mampu melakukan refleksi, beradaptasi dan meresponsnya. Tak sekadar agar dapat bertahan hidup namun juga mengarahkan perubahan ke arah yang selaras dengan nilai-nilai yang kita anut.



Evaluasi / Refleksi materi

Berikan gambaran dan penjelasan dari perubahan sosial yang ada dilingkungan mu serta pengaruhnya bagi lingkungan tempat tinggalmu.

 

Kesimpulan

Perubahan sosial adalah salah satu hal yang pasti akan dihadapi oleh masyarakat. Perubahan bisa terjadi karena adanya suatu hal baru ataupun adanya anggapan bahwa sesuatu yang lama tidak berfungsi lagi. Selain itu, kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan membuatnya melakukan suatu hal untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

sumber 

https://aprizal79.blogspot.com/

https://bobo.grid.id/read/084167667/contoh-perubahan-sosial-budaya-yang-terjadi-di-indonesia-materi-ips?page=all

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6985291/perubahan-sosial-budaya-pengertian-faktor-pendorong-dan-contoh 

https://kumparan.com/kabar-harian/21-contoh-perubahan-sosial-budaya-pada-masyarakat-dan-faktor-pendorongnya-22cdPYR0TB1

https://tirto.id/contoh-perubahan-sosial-dalam-masyarakat-di-kehidupan-sehari-hari-gbRv