Welcome

<< IPS Papi Ijal>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Rabu, 12 April 2023

Jurnal Dwimingguan ke 5 : Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan Belalajar Siswa

 

Jurnal Dwimingguan ke 5

Tanggal 18 Februari 2023

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Aprizal, S. Pd

Modul 2.1  Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan Belalajar Siswa

 

 

Salam Guru Penggerak

Tergerak

Bergerak

Menggerakkan

 

Sahabat guru penggerak,

Pada Modul 2 tugas selanjutnya seorang Calon Guru Penggerak Angkatan 7 adalah merefleksikan hasil dari kegiatan di LMS dalam bentuk jurnal refleksi dwimingguan. Jurnal Refleksi Minggu ke-5 ini membahas materi pada Modul 2.1 bertema Pembelajaran Berdiferensiasi. Refleksi ini ditulis sebagai media untuk mendokumentasikan, menyampaikan dan menggambarakan perasaan, gagasan dan pengalaman serta berbagi praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi menggunakan Model 4F (Facts,Feelings, Findings, Future).

 

Facts (Peristiwa)

 

Setelah mempelajari modul 2 yang diawali dengan pre-test dengan soal sebanyak 30 soal, kendala dalam mengerjakan pre test ini adalah belum memiliki persiapan yang matang serta situasi kondisi sekolah sedang ada kegiatan tahunan. Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Mulai dari diri sendiri merupakan awal untuk mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru pada modul 2.1, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran dari modul yang sudah dipelajari, berdiskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi dan saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri CGP menyusun RPP berdiferensiasi yang akan diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator. Mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan antar materi sebelumnya yang telah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh CGP sendiri dengan ditandatangani oleh Kepala Sekolah di sekolah  CGP.

 

Feelings (Perasaan)

Pada modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi membuat penasaran karena sebagai guru harus memberlakukan siswa sesuai dengan karakteristiknya yang berbeda-beda. Selama ini saya sebagi CGP hanya berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga saya hanya mengejar ketercapaian dan  ketuntasan materi. Sehingga memberikan efek  yang mengabaikan bahwa ada banyak keragaman dalam kebutuhan belajar siswa dalam satu kelas. Keberagaman ini sesuai dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun siswa mencapai tujuan, dan tentunya guru tidak dapat  memaksa setiap siswa  untuk melewati jalan dan cara yang sama untuk  mencapai tujuannya, namun guru lebih ditugaskan untuk dapat memfasilitasi siswa dengan berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 

 

Findings (Pembelajaran)

 

Pembelajaran berdiferensiasi didesain supaya guru dapat  melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan dan tuntutan gaya belajar siswa. Guru harus memiliki kepekaan dan simpati dalam merespon semua kebutuhan belajar siswa, hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan : bagaimana kesiapan belajar siswa, bagaimana minat siswa terhadap materi pembelajaran kita, dan seperti apa profil belajar siswa. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru harus tetap  memperhatikan dan memiliki strategi : diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Serta proses penilaiannya, guru akan menggunakan penilaian berjenjang. Dengan harapan bahwa semua siswa bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga situasis dan kondisi lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan siswa dalam proses belajarnya di sekolah.

 

Future (Penerapan)

Pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara aktif dan efektif, maka diperlukan  pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar siswa, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu indikator kesuksesan seorang guru bisa dilihat dari perubahan perilaku atau pemahaman akademik para peserta didiknya. Setiap peserta didik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga guru akan menggunakan Asesmen diagnostik non kognitif. Tujuan asesmen diagnostic non kognitif adalah untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional dari siswa sebelum memulai pembelajaran yang lebih menekankan pada kesejahteran psikologis dan emosi, serta untuk menilai aktivitas peserta didik selama belajar di rumah dengan tetap memperhatikan kondisi keluarganya. Data pemetaan bisa diperoleh dari data siswa pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali siswa. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga apa yang saya pelajari  dapat berkontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia, sebagaimana siswa menjadi aset yang kelak menjadi pemimpin bangsa ini.

 

Salam guru Penggerak.

 

#janganlupabahagia

#GuruBergerakIndonesiaMaju

#Calongurupenggerak

Tidak ada komentar: