Welcome

<< IPS Papi Ijal>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Senin, 10 April 2023

Jurnal Dwimingguan ke 7 : Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

 

Jurnal Dwimingguan ke 7

Tanggal 18 Maret  2023

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Aprizal, S. Pd

Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

 

 

Salam Guru Penggerak

Tergerak

Bergerak

Menggerakkan

 

Semoga senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan, kelancaran serta mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.

 

Sahabat guru penggerak,

 

Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.

 

Berikut penjabaran refleksi terkait pembelajaran modul 2.3 tentang Modul Coaching Untuk Supervisi Akademik,

 

1.      Facts (Peristiwa)

 

Minggu pertama dan kedua pada bulan Maret ini,  ada beberapa aktivitas pembelajaran pada LMS yang saya ikuti secara runtun. Dimulai dengan pembelajaran pada  modul mulai dari diri  saya membuat blog tentang jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan diri saya tentang supervisi di sekolah saya, kemudian modul yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari sistem Among yang merupakan konsep dari KHD, selanjutnya masuk ke modul  tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervise akademik, selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video percakapan coaching yang membantu ddiri saya memahami tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang coach yang baik. Selanjutnya pada modul selanjutnya adalah membahasa tentang kompetensi inti coaching dan T I R T A sebagai alur percakapan coaching , disini dipelajari alur coaching mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan menjadi T I R T A, sehingga dapat diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa mengalir tanpa rasa canggung, dibahas juga  tentang inti coaching yaitu presence kehadiran penuh yang terlihat pada coach, dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar aktif yang baik dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapan pemahaman dengan berdiskusi antar CGP. Pada ruang kolaborasi saya berpasangan dengan Bu Diana dan Bu Sri Andiani untuk melakukakn sebuah percakapan coaching sehingga benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata sesama teman CGP, dan alhasil percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS, kemudian pada modul demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang (Saya, Bu Diana, dan Bu Sri Andiani), kami membuat video percakapan dengan  konsep 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, secara bergantian kami melakukan coaching sebagai coach dan coachee, kegiatan ini lebih menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi. Selanjutnya saya akan belajar modul elaborasi pemahaman bersama Instruktur yang terjadwalkan untuk membahas coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi. Kemudian saya akan membuat koneksi antar materi, dengan memberikan satu refleksi yang saya dapati dan bagaimana dengan rencana dan langkah ke depannya yang akan saya lakukan, selanjutnya membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan supervise akademik yang dilakukan dengan teman sejawat.

 

2.      Feelings (Perasaan)

 

Dengan antusias dan sangat bersemangat saya mengikuti setiap aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul ini, Saya sangat penasaran di awalnya untuk bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang dikarena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP yang membuat pemahaman menjadi lebih baik tentang modul ini. Dari hasil praktik saya merasa masih ada kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk terus belajar serta berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot yang sesuai alur TIRTA dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik serta membuat catatan kecil sebagai pendengar percakapan yang baik.

 

3.      Findings (Pembelajaran)

 

Pengetahuan dan pengalaman baru pada modul ini memberikan saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervise akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, dalam fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran dalam Modul Coaching Untuk Supervisi Akademik. Mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervise akademik, dalam modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat, untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat dalam mengembangkan kompetensi nya.

 

4.      Future (Penerapan)

 

Sebagai seorang guru pemimpin perubahan dalam pendididikan, saya akan sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan juga rekan sejawat. permasalahan tersebut akan menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan sebagai guru bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh sebab itu, coaching sangat diperlukan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.

 

Demikian refleksi dwimingguan modul 2.3  Modul Coaching Untuk Supervisi Akademik, semoga bermanfaat untuk kita semua dalam mencerdaskan generasi bangsa di masa mendatang sebagai penuntun mereka membentuk karakter dan mengembagkan kodrat yang ada.

 

Salam guru Penggerak.

 

 

 

 

 

#janganlupabahagia  #GuruBergerakIndonesiaMaju       #Calongurupenggerak

 

Tidak ada komentar: