Jurnal
Dwimingguan ke 7
Tanggal
18 Maret 2023
Calon
Guru Penggerak Angkatan 7
Aprizal,
S. Pd
Modul
2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik
Salam
Guru Penggerak
Tergerak
Bergerak
Menggerakkan
Semoga
senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan, kelancaran serta mendapatkan
perlindungan dari Allah SWT.
Sahabat
guru penggerak,
Dalam
pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci
pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan
praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara
kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan
memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi
apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan
langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll
& Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi
dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga
Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.
Berikut
penjabaran refleksi terkait pembelajaran modul 2.3 tentang Modul Coaching Untuk
Supervisi Akademik,
1. Facts
(Peristiwa)
Minggu
pertama dan kedua pada bulan Maret ini,
ada beberapa aktivitas pembelajaran pada LMS yang saya ikuti secara
runtun. Dimulai dengan pembelajaran pada
modul mulai dari diri saya
membuat blog tentang jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk
merefleksikan diri saya tentang supervisi di sekolah saya, kemudian modul yang
membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching,
mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum,
bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching
dilihat dari sistem Among yang merupakan konsep dari KHD, selanjutnya masuk ke
modul tentang eksplorasi paradigma
berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang
memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma
berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervise akademik, selain itu
disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan
evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video
percakapan coaching yang membantu ddiri saya memahami tentang bagaimana
seharusnya menjadi seorang coach yang baik. Selanjutnya pada modul selanjutnya
adalah membahasa tentang kompetensi inti coaching dan T I R T A sebagai alur
percakapan coaching , disini dipelajari alur coaching mulai dari Tujuan,
Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan menjadi T I R
T A, sehingga dapat diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa
mengalir tanpa rasa canggung, dibahas juga
tentang inti coaching yaitu presence kehadiran penuh yang terlihat pada
coach, dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh
coachee, menjadi seorang pendengar aktif yang baik dengan sesekali memberikan
tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang
keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu,
modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat
rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan
masalah dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi
eksplorasi kami saling melakukan pemantapan pemahaman dengan berdiskusi antar
CGP. Pada ruang kolaborasi saya berpasangan dengan Bu Diana dan Bu Sri Andiani
untuk melakukakn sebuah percakapan coaching sehingga benar-benar memberikan
pengalaman coaching secara nyata sesama teman CGP, dan alhasil percakapan
divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS, kemudian pada
modul demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang
(Saya, Bu Diana, dan Bu Sri Andiani), kami membuat video percakapan dengan konsep 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain
menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, secara bergantian kami
melakukan coaching sebagai coach dan coachee, kegiatan ini lebih menambah
pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu
diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi.
Selanjutnya saya akan belajar modul elaborasi pemahaman bersama Instruktur yang
terjadwalkan untuk membahas coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi.
Kemudian saya akan membuat koneksi antar materi, dengan memberikan satu
refleksi yang saya dapati dan bagaimana dengan rencana dan langkah ke depannya
yang akan saya lakukan, selanjutnya membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan
dengan supervise akademik yang dilakukan dengan teman sejawat.
2. Feelings
(Perasaan)
Dengan
antusias dan sangat bersemangat saya mengikuti setiap aktivitas pembelajaran
tentang coaching ini. Pada modul ini, Saya sangat penasaran di awalnya untuk
bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang dikarena semuanya
terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para
CGP yang membuat pemahaman menjadi lebih baik tentang modul ini. Dari hasil
praktik saya merasa masih ada kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk
terus belajar serta berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat
pertanyaan berbobot yang sesuai alur TIRTA dan bagaimana bersikap sebagai coach
yang baik serta membuat catatan kecil sebagai pendengar percakapan yang baik.
3. Findings
(Pembelajaran)
Pengetahuan
dan pengalaman baru pada modul ini memberikan saya banyak pengetahuan dan
pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan
bagaimana melakukan supervise akademik yang baik yang dapat membantu
pengembangan diri rekan sejawat, dalam fase ini saya diajak untuk meninjau
ulang keseluruhan materi pembelajaran dalam Modul Coaching Untuk Supervisi
Akademik. Mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran,
tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi
yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya
berkaitan dengan coaching dan supervise akademik, dalam modul ini juga saya
mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat,
untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat dalam
mengembangkan kompetensi nya.
4. Future
(Penerapan)
Sebagai
seorang guru pemimpin perubahan dalam pendididikan, saya akan sering menjumpai
banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan juga
rekan sejawat. permasalahan tersebut akan menjadi salah satu penghambat kemajuan
seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan sebagai guru bisa saja tidak sadar
akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan
permasalahannya. Oleh sebab itu, coaching sangat diperlukan untuk membantu
mengatasi permasalahan tersebut. Saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan
oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi
muridnya dan orang lain.
Demikian
refleksi dwimingguan modul 2.3 Modul
Coaching Untuk Supervisi Akademik, semoga bermanfaat untuk kita semua dalam
mencerdaskan generasi bangsa di masa mendatang sebagai penuntun mereka
membentuk karakter dan mengembagkan kodrat yang ada.
Salam
guru Penggerak.
#janganlupabahagia
#GuruBergerakIndonesiaMaju #Calongurupenggerak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar