Kamis , 24 Februari 2022
Kelas IXF
JP 4-5
Assalamu'alaikum
Wr.Wb.
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin, wa man tabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Selamat pagi anak-anakku yang cerdas
Bagaimana kabarnya hari ini? sehat semua yaa.. alhamdulillah..
In syaa allah kalian sudah sholat subuh semua yaa, jangan lupa
tadarus serta sholat dhuha yaa....! sebelum belajar baiknya kita berdoa
sejenak.. berdoa mulai...
aamiin
Semoga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam
lindungan Allah Swt. aamiin
Alhamdulillah hari ini, kita bisa bertemu kembali dalam
pelajaran IPS.
Sebelum kita mulai, marilah kita membaca doa terlebih dahulu.
Anak-anakku, pada pertemuan kali ini, kita akan mempelajari
Materi di semester Genap .
Baiklah silakan baca dan kerjakan soal penilaian
pengetahuan berikut berikut ini. ... .
Masa Demokrasi Parlementer
KD 3.4. Menganalisis kronologi, perubahan
dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial,
budaya) dari awal kemerdekaan sampai
awal reformasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah siswa mempelajari materi ini,
diharapkan siswa dapat :
·
Menjelaskan
perubahan dan kesinambungan (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial,
budaya) masyarakat Indonesia pada masa demokrasi liberal dan demokrasi
terpimpindalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa (antara lain: DI/TII,
APRA, Andi Aziz, Pembebasan irian Barat, G30S/PKI) dan kerja sama Internasional
(antara lain: KAA, Gerakan Non Blok, dan PBB).
Materi
Masyarakat
Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal
(Masa Demokrasi Parlementer)
Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan yang
semua warga negaranya memiliki hak setara, dalam pengambilan keputusan.
Sementara itu, demokratisasi diartikan sebagai
proses menuju demokrasi. Dalam pemerintahan demokratis telah diterapkan
asas-asas demokrasi, yaitu pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan dan
pengakuan mengenai harkat dan martabat manusia.
Sejarah Demokrasi Liberal
Pelaksanaan pemerintahan pada masa demokrasi liberal
Indonesia berlangsung pada 17
Agustus 1950 hingga 6 Juli 1959. Setelah kembali menjadi negara
kesatuan, keadaan politik Indonesia menganut sistem demokrasi liberal, dengan
pemerintahan parlementer.
Sistem parlementer Indonesia masih berpedoman
sistem parlementer Barat, yang dibentuk setelah dibubarkannya pemerintahan
Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950. Perubahan bentuk pemerintahan
mengakibatkan perubahan pula pada undang-undang dasarnya, dari konstitusi RIS
menjadi UUD sementara 1950.
Nama lain demokrasi liberal adalah demokrasi
parlemanter. Dinamakan parlementer, karena pada masanya
para kebinet memiliki tanggung jawab dan peran penting sebagai parlemen (DPR)
di pemerintahan. Dalam sistem demokrasi liberal pemerintahan
dipimpin oleh perdana menteri, dan presiden hanya sebagai kepala negara.
Perkembangan Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal sangat mengedepankan kebebasan.
Ciri khas kekuasaan demokrasi ini adalah pemerintahnya dibatasi oleh
konstitusi. Artinya, kekuasaan pemerintahannya terbatas, sehingga pemerintah
tidak diperkenankan untuk bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
Pada era demokrasi liberal juga, Indonesia
mengadakan pemilihan umum pertama pada tahun 1955. Pemilu pertama
dilaksanakan bertujuan untuk memilih para anggota parlemen dan
anggota konstituante. Konstituante ditugaskan untuk
membentuk UUD baru, sehingga mampu menggantikan UUD sementara.
Sistem politik masa demokrasi liberal banyak
mendorong berkembangnya partai-partai politik, karena demokrasi liberal
menganut sistem multi partai. Keberadaan partai-partai politik pada
pemerintahan Indonesia sedang menduduki masa panas-panasnya. Partai besar pada
masa demokrasi liber antara lain Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul
Ulama (NU), Masyumi, dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Bagaimana perkembangan politik, ekonomi & kehidupan
masyarakat pada masa ini? Berikut pemaparannya.
Perkembangan Politik Masa Demokrasi Parlementer
Seperti yang sudah dijelaskan di
atas, pada masa Demokrasi Parlementer undang-undang yang digunakan sebagai
landasan hukum negara adalah UUD Sementara 1950. Sistem pemerintahan negara
menurut UUD Sementara 1950 adalah sistem parlementer.
Apa yang dimaksud dengan sistem parlementer?
Berikut penjelasannya.
Sistem
Pemerintahan Masa Demokrasi Parlementer
Sistem Pemerintahan yang
digunakan pada masa demokrasi parlementer adalah sistem parlementer yang
artinya Kabinet disusun menurut perimbangan kekuatan kepartaian dalam parlemen.
Dalam sistem ini, parlemen sangat berkuasa. Apabila kabinet dipandang tidak
mampu menjalankan tugas, maka parlemen dapat dengan segera membubarkannya.
Kabinet yang digunakan pada masa
Demokrasi Parlementer adalah
sistem Zaken Kabinet. Zaken kabinet adalah suatu kabinet yang para menterinya
dipilih dari tokoh-tokoh yang ahli di bidangnya, tanpa mempertimbangkan latar
belakang partainya.
Kabinet yang Terbentuk pada Masa Demokrasi Parlementer
Tercatat terdapat 7 kabinet pada masa demokrasi parlementer. Beberapa kabinet yang terbentuk pada masa demokrasi
parlementer adalah kabinet Natsir, Sukiman-Suwirjo, Wilopo, Ali
Sastroamidjojo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamidjojo II, dan Kabinet Djuanda.
Sistem Kepartaian
Masa Demokrasi Parlementer
Sistem kepartaian yang dianut
pada Masa Demokrasi Parlementer adalah
sistem multi partai. Artinya, sistem ini memiliki
banyak partai politik. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 240)
Partai-partai
politik yang berdiri di masa demokrasi parlementer cenderung memperjuangkan
kepentingan golongan dari pada kepentingan nasional. Partai-partai ini saling
bersaing, saling mencari kesalahan serta saling menjatuhkan.
Bahkan partai-partai politik
yang tidak memegang jabatan kabinet dan tidak memegang peranan penting dalam
parlemen sering melakukan tindakan oposisi kurang sehat yang berusaha
menjatuhkan partai politik yang memerintah.
Pemilu
1955
Pada tahun 1955 diselenggarakan
pemilihan umum (Pemilu) pertama di Indonesia. Pemilu pertama ini merupakan
salah satu tonggak demokrasi pertama di Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan
Pemilu tahun 1955 menandakan telah berjalannya demokrasi yang melibatkan rakyat
secara langsung.
Dalam pemilu ini, rakyat
dapatmenggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil-wakil yang mereka percaya.
Banyak kalangan yang menilai bahwa Pemilu 1955 merupakan Pemilu paling
demokratis yang dilaksanakan di Indonesia. Pemilu pertama ini melibatkan 39 juta
rakyat Indonesia memberikan suaranya.
Pemilihan umum 1955 dilaksanakan
dalam 2 tahap, yakni meliputi:
- Pemilu 1955 tahap pertama dilaksanakan pada 29 September 1955
. Tahap ini memilih anggota DPR yang berjumlah 250 orang. Perolehan suara
terbanyak pada Pemilu ini dimenangkan oleh empat partai politik, yaitu
PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
- Pemilu 1955 tahap kedua dilaksanakan pada pada 15 Desember
1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante yang akan bertugas untuk
membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk menggantikan UUD Sementara
1950.
Selanjutnya, anggota DPR hasil
Pemilu 1955 dilantik pada 20 Maret 1956, sedangkan pelantikan anggota
Konstituante dilaksanakan pada 10 November 1956.
Gangguan Keamanan & Pemberontakan pada Masa Demokrasi Parlementer
Pemilu tahun 1955 berhasil
diselenggarakan dengan lancar, namun ternyata tidak dapat memenuhi harapan
rakyat. Pemerintahan masih belum dapat berjalan dengan stabil. Hal ini karena
para wakil rakyat terpilih hanya memperjuangkan partainya masing-masing.
Pergantian kabinet masih terus saja terjadi.
Kemudian hal ini akhirnya
menyebabkan munculnya berbagai pergolakan di berbagai daerah. Dalam
perkembangannya, pergolakan-pergolakan itu mengarah pada gerakan pemberontakan
yang berniat memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut ini beberapa gerakan pemberontakan yang terjadi pada masa Demokrasi Parlementer meliputi
APRA Kapten Raymond Westerling,
RMS Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil ,
Pemberontakan Andi Azis
Pemberontakan PRRI dan Permesta. Berikut adalah pemaparan Pemberontakan PRRI dan Permesta
Selanjutnya mereka membentuk gerakan dewan yang meliputi:
- Dewan Banteng di Sumatera Barat dipimpin oleh
Letkol Ahmad Husein,
- Dewan Gajah di Sumatera Utara dipimpin oleh
Letkol Simbolon,
- Terdapat
pula Dewan Garuda di
Sumatera Selatan pimpinan Letkol Barlian, dan
- Dewan Manguhi di Sulawesi Utara yang dipimpin
oleh Letkol Ventje Sumual.
Puncak pemberontakan ini terjadi
pada tanggal 10 Februari 1958. Ketua Dewan Banteng mengeluarkan ultimatum
kepada pemerintah pusat. Isi ultimatum tersebut meminta agar Kabinet Djuanda
harus mengundurkan diri dalam waktu 5×24 jam.
Setelah menerima ultimatum itu,
pemerintah pusat bertindak tegas dengan cara memberhentikan Letkol Achmad
Husein secara tidak hormat. Karena ultimatumnya ditolak pemerintah, pada 15
Februari 1958, Letkol. Ahmad Husein mengumumkan berdirinya PRRI kemudian
diikuti oleh pengumuman Permesta pada 17 Februari 1958 di Sulawesi.
Untuk menumpas pemberontakan
PRRI/ Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer. Pada 29 Mei 1961, Ahmad
Husein dan tokoh-tokoh PRRI lainnya akhirnya menyerah.
Konferensi Asia
Afrika (KAA) dan Deklarasi Djuanda
Penyelenggaraan
Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan
pada tanggal 18 hingga 24 April 1955 di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara. Sidang berlangsung
selama satu minggu dan menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal dengan
Dasasila Bandung.
Penyelenggaraan Konferensi Asia
Afrika (KAA) meningkatkan pamor Indonesia. Karena, sebagai negara yang baru
merdeka, Indonesia mampu menyelenggarakan konferensi tingkat internasional.
Keuntungan lainnya adalah adalah dukungan bagi pembebasan Irian Barat yang saat
itu masih dikuasai Belanda.
Konferensi Asia Afrika (KAA)
juga berpengaruh terhadap dunia internasional. Konferensi ini menjadi awal
lahirnya organisasi gerakan Non-Blok. Setelah berakhirnya KAA, beberapa negara
di Asia dan Afrika mulai memperjuangkan nasibnya untuk mencapai kemerdekaannya.
Deklarasi Djuanda
Sebelum Deklarasi Djuanda,
Indonesia masih menggunakan peraturan kolonial terkait dengan batas wilayah.
Dalam peraturan itu disebutkan bahwa laut teritorial Indonesia lebarnya hanya 3
mil dari garis air rendah pada pulau-pulau dan bagian pulau yang merupakan
bagian dari wilayah daratan Indonesia.
Batas 3 mil itu menyebabkan
adanya laut-laut bebas yang memisahkan pulau-pulau Indonesia. Batas itu
menyebabkan kapal-kapal asing bebas mengarungi lautan tersebut tanpa hambatan.
Kondisi ini akan menyulitkan Indonesia dalam melakukan pengawasan wilayah
Indonesia.
Melihat kondisi inilah kemudian
pemerintahan Kabinet Djuanda mendeklarasikan hukum teritorial. Deklarasi
tersebut kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Isi dari Deklarasi Djuanda
adalah sebagai berikut.
- Bahwa
Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak
tersendiri
- Bahwa
sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
- Ketentuan
ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah
Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan: mewujudkan
bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat, untuk
menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas negara Kepulauan,
dan untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keamanan dan keselamatan NKRI.
Perkembangan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Pada masa Demokrasi Parlementer,
bangsa Indonesia menghadapi permasalahan ekonomi. Permasalahan tersebut
mencakup permasalahan jangka pendek dan jangka panjang.
Permasalahan jangka pendek yang
dihadapi Indonesia saat itu adalah tingginya jumlah uang yang beredar dan
meningkatnya biaya hidup. Sementara permasalahan jangka panjangnya adalah
pertambahan jumlah penduduk yang diiringi tingkat kesejahteraan yang rendah.
Untuk memperbaiki kondisi
ekonomi, pemerintah melakukan berbagai upaya sebagai berikut.
1.
Gunting Syafruddin (20 Maret 1950)
2. Sistem
Ekonomi Gerakan Benteng
Tujuan dari sistem ekonomi
Gerakan Banteng adalah sebagai berikut.
- Menumbuhkan
kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia. Maksudnya, para pengusaha
Indonesia yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi nasional.
- Para
pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan
bantuan kredit.
- Para
pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.
Gerakan Benteng dimulai pada
bulan April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700
perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi,
tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik dan mengakibatkan beban
keuangan pemerintah semakin besar.
Tidak dapat tercapainya tujuan
Gerakan Banteng antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut.
- Pengusaha
pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha nonpribumi dalam kerangka
sistem ekonomi liberal.
- Para
pengusaha pribumi memiliki mental yang cenderung konsumtif.
- Para
pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah.
- Kurang
mandirinya para pengusaha untuk mengembangkan usahanya.
- Para
pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara
hidup mewah.
- Para
pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat
dari kredit yang mereka peroleh.
3. Nasionalisasi Perusahaan Asing
Nasionalisasi perusahaan asing
dilakukan dengan cara mencabut hak milik Belanda atau asing yang kemudian
diambil alih sebagai milik pemerintah Republik Indonesia. Kebijakan
nasionalisasi yang dilakukan pemerintah terbagi dalam dua tahap, yakni sebagai
berikut.
- Tahap
pertama yaitu tahap pengambilalihan, penyitaan, dan penguasaan.
- Tahap
kedua yaitu tahap pengambilan kebijakan yang pasti, yakni
perusahaan-perusahaan yang diambil alih itu kemudian dinasionalisasikan.
4. Finansial Ekonomi (Finek)
Pada masa Kabinet Burhanuddin
Harahap, Indonesia mengirim delegasi ke Belanda untuk merundingkan masalah
Finansial Ekonomi (Finek). Perundingan ini dilakukan pada tanggal 7 Januari
1956. Rancangan persetujuan Finek yang diajukan Indonesia terhadap pemerintah
Belanda adalah sebagai berikut:
- Pembatalan
Persetujuan Finek hasil KMB.
- Hubungan
Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
- Hubungan
Finek didasarkan atas undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh
perjanjian lain.
Usulan Indonesia ini tidak
diterima oleh Pemerintah Belanda. Pada akhirnya pemerintah Indonesia secara sepihak
melaksanakan rancangan fineknya, yakni dengan membubarkan Uni Indonesia-Belanda
pada tanggal 13 Febuari 1956 dengan tujuan melepaskan diri dari ikatan ekonomi
dengan Belanda.
Dampak dari pelaksanaan finek
ini adalah banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya. Sedangkan
pengusaha pribumi belum mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.
5. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali
Sastroamijoyo II, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun yang
rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956–1961. Rencana ini tidak berjalan
dengan baik disebabkan oleh hal-hal berikut.
- Depresi
ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan awal
1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.
- Perjuangan
pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.
- Adanya
ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang
melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing (Tim Kemdikbud, 2017, hlm.
248).
Kehidupan
Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer
Kehidupan masyarkat pada masa
Demokrasi Parlementer mengalami gejolak dalam berbaga bidang seperti sosial,
ekonomi, pendidikan, dan kesenian.
Keadaan
Sosial
Kehidupan sosial masyarakat
Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer banyak dipengaruhi oleh gejolak
politik dan permasalahan ekonomi. Gejolak politik menyebabkan munculnya
gangguan kemanan di berbagai tempat. Sementara perbaikan ekonomi yang tidak
berjalan lancer menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.
Pendidikan
Pada tahun 1950, diadakan
pengalihan masalah pendidikan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah
Republik Indonesia Serikat. Kemudian, disusunlah suatu konsepsi pendidikan yang
dititikberatkan kepada spesialisasi. Hal itu karena menurut Menteri Pendidikan
pada masa itu, bangsa Indonesia sangat tertinggal dalam pengetahuan teknik yang
sangat dibutuhkan di era modern.
Berdasarkan pertimbangan
tersebut, pendidikan umum dan pendidikan teknik dilaksanakan dengan
perbandingan 3:1. Maksudnya, setiap pendirian 3 sekolah umum, akan diadakan 1
sekolah teknik.
Setiap lulusan sekolah dasar
diperbolehkan melanjutkan ke sekolah teknik menengah yang berdurasi selama 3
tahun). Setelah itu, mereka juga dapat melanjutkan ke sekolah teknik atas
(selama 3 tahun lagi). Setelah sekolah teknik menengah dan sekolah teknik atas,
diharapkan lulusannya dapat memiliki kompetensi dan mampu mengerjakan suatu
bidang teknik tertentu.
Selain itu, karena Indonesia
merupakan negara kepulauan, di beberapa kota seperti Surabaya, Makassar, Ambon,
Manado, Padang, dan Palembang diadakan Akademi Pelayaran, Akademi Oseanografi ,
dan Akademi Research Laut. Tenaga pengajarnya didatangkan dari luar negeri
seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis.
Pada masa Demokrasi Parlementer
didirikan beberapa universitas baru di antaranya adalah Universitas Andalas di
Padang, Universitas Sumatra Utara di Medan, Universitas Indonesia di Jakarta,
Universitas Padjajaran di Bandung, Universitas Airlangga di Surabaya, dan
Universitas Hasanuddin di Makassar.
Kesenian
Pada masa ini juga Indonesia
mulai mengalami kemajuan dalam bidang seni. Dalam bidang kesenian, muncul
berbagai organisasi seni lukis, seperti organisasi Pelukis Indonesia (PI) dan
Gabungan Pelukis Indonesia (GPI). Selain itu, berdiri pula Akademi Seni Rupa
Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.
Berakhirnya Masa
Demokrasi Parlementer
Berakhirnya masa demokrasi
parlementer atau liberal ditandai dengan dikeluarkannya
Dekrit oleh Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante
dan kembali pada UUD 1945 yang berisi:
- Pembubaran
konstituante.
- Memberlakukan
kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
- Pembentukan
MPR dan DPA sementara.
Presiden Soekarno menggunakan
wewenangnya untuk mengeluarkan dekrit karena sistem pemerintahan parlementer
dianggap tidak membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran, keteraturan dan
kestabilan politik.
Hal tersebut tampak dari
pergantian kabinet yang telah terjadi 7 kali hanya dalam kurun waktu antara
1950-1959 saja. Demokrasi parlementer juga dianggap hanya memancing perdebatan
yang tiada ujungnya. Sementara itu kondisi negara malah semakin gawat dan tidak
terkendali sehingga mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Baiklah
kids pemaparan materi kali ini cukup luaskan… dan masih banyak lagi periswtiwa
heroik sekitar Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ok children, to close the
material in our meeting today, Mr. will give an assignment or evaluation to
find out how far you understand the material that we have discussed together.
Tugas kalian
1. Setiap anak mencari gambar contoh
materi diatas dan diberikan penjelasan sesuai pemahaman kalian berdasarkan
materi kita hari ini.
Referensi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(2017). Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
18 komentar:
Assalamualaikum pak terimakasih atas materi dan tugasnya
Marshanda zafira 9f
Assalamu'alaikum Pak terimakasih atas materi dan tugasnya
Avicena Putra Pradana 9f
Assalamualaikum pak terima kasih
-Asyifa Marsha Adelia 9f
assalamualaikum
deraa 9f
assalamualaikum pak, terimakasih
nabila ajeng azzahra 9f
assalamualaikum pak, terimakasih
bintang mutiara 9f
Assalamu'alaikum terimakasih pak
Ferlina 9F
assalamualaikum pak terimakasih
Putri Ramadhani 9F
assalamualaikum pak
terimakasih pak atas materinya
fauzan9F
᪤⊹ ࣪˖ Assalamualaikum pak terima kasih atas materi dan tugasnya ៹🏔 ࣪˖🏞◞𖤐 ࣪˖
🏝 ׅ ࣪ Pruezalya Ramadhani Wijaya 9F ! ˖ ࣪ 𖡼 ָ࣪
assalamualaikum
rajab 9F
Assalamualaikum pak, terimakasih materi dan tugasnya
R.Dinda Rara Putri 9F
Assalamualaikum pak terimakasih atas materi dan tugasnya
Abizar Yusuf A 9F
Assalamualaikum pak,terimaksih
Annisa shalsyabila 9f
terimakasi pi
-rashif 9F
Assalamualaikum pak,terimaksih
ramta 9f
Assalamualaikum pak terimakasih
Rizky Dion 9F
Assalamualaikum pak, terimakasih
Reynaldo RM 9F
Posting Komentar