Jilid 6: Cakra Kebijaksanaan (krisna)
Gerbang ukir Akademi Nagar Vidya, yang selama ini menjadi batas antara dunia belajar dan dunia politik yang bergejolak, terasa dingin di bawah sentuhan Krisna. Di belakangnya, dinding-dinding batu purba dan gemerisik daun Pohon Bodhi Agung tampak seolah memberinya restu terakhir. Gelar "Saraswati Prana" (Napas Kebijaksanaan) yang baru saja ia sandang bukanlah sekadar pujian; itu adalah pengakuan bahwa ia adalah senjata terbaik Nagar Vidya melawan ancaman yang tidak terlihat.
Jaringan Bayangan, yang dipimpin oleh entitas licik yang dikenal sebagai "Anggota Dewan Malam," telah lama merusak fondasi pemerintahan, perdagangan, dan bahkan pertahanan Nagar Vidya. Selama ini, Krisna telah membongkar sel-selnya di dalam Akademi—para profesor korup, siswa yang dihasut, dan kurator yang dibayar. Tetapi itu baru pemanasan. Musuh yang sesungguhnya berada di luar, merajut benang-benang intrik di istana raja, di pasar-pasar gelap, dan di antara para bangsawan.
Fokus Utama: Panggung Politik yang Lebih Besar
Langkah pertama Krisna adalah memasuki ranah politik secara resmi, bukan sebagai pemegang kekuatan militer, melainkan sebagai penasihat tertinggi Raja Arka, yang ayahnya telah menjadi korban pertama dari manipulasi Jaringan Bayangan.
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak. Para Jenderal berharap Krisna akan mengambil peran militer, para menteri mengharapkan ia masuk melalui birokrasi, tetapi Krisna memilih untuk menyelinap melalui celah yang paling diabaikan: kemanusiaan.
Krisna tidak menggunakan kekuatan fisik atau dogma. Ia menggunakan Kebaikan Hati yang Strategis dan Kebijaksanaan yang Membuka Mata.
Babak Awal: Memenangkan Hati Rakyat dan Istana
Krisna memulai dengan proyek-proyek yang tampaknya sederhana:
Pengadilan yang Adil (Nyaya Cakra): Ia menggunakan pengetahuannya yang luas tentang hukum kuno dan psikologi modern untuk merombak sistem peradilan yang telah lama dipegang oleh para kroni Jaringan Bayangan. Dengan mengungkap kasus-kasus kecil yang terabaikan namun berdampak besar pada rakyat jelata, ia memenangkan kepercayaan publik.
Jalur Perdagangan Terbuka: Dengan menganalisis data ekonomi yang rumit, ia berhasil mengungkap bagaimana Jaringan Bayangan memanipulasi harga gandum dan air, membuat rakyat miskin menderita. Alih-alih langsung menuduh, Krisna mengajukan solusi teknis: menciptakan jalur irigasi baru dan pasar komoditas yang transparan, secara bertahap memutus sumber keuntungan Bayangan.
Setiap tindakannya adalah sebuah cakra (roda) yang berputar, bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk memperbaiki dan membuka jalan.
Konflik Internal: Ujian bagi Kebaikan Hati
Namun, Anggota Dewan Malam tidak tinggal diam. Mereka melihat Krisna sebagai ancaman terbesar karena ia tidak bisa dibeli atau ditakut-takuti.
Mereka mulai memanipulasi emosi dan sejarah:
Pembunuhan Karakter: Mereka menyebarkan desas-desus bahwa Krisna adalah seorang idealis naif yang akan meruntuhkan ketertiban lama, atau yang lebih buruk, ia adalah mata-mata dari Kerajaan tetangga.
Ujian Kebajikan: Jaringan Bayangan mengirimkan orang-orang yang dicintai Krisna—mantan teman, guru, dan bahkan tunangan yang pernah ia selamatkan—untuk berbalik melawannya, memaksa Krisna untuk memilih antara kebenaran yang kejam dan kebaikan hati yang berisiko.
Puncak: Cakra Dharma
Klimaks Jilid 6 akan terjadi ketika Krisna harus berhadapan langsung dengan salah satu pemimpin tingkat atas Jaringan Bayangan—seorang kanselir tua yang dihormati dan dicintai oleh publik, yang ternyata adalah otak di balik kelaparan rakyat.
Di hadapan seluruh Dewan Raja dan ribuan rakyat yang berkumpul, Krisna tidak menggunakan kekuatan, melainkan menggunakan satu hal yang paling ditakuti Bayangan: Cahaya Kebenaran yang Tak Terbantahkan.
Ia tidak hanya mengungkapkan kejahatan sang kanselir dengan bukti-bukti tak terbantahkan (data keuangan, surat-surat rahasia, dan kesaksian), tetapi ia juga menawarkan kesempatan penebusan. Krisna menunjukkan bahwa bahkan kejahatan terbesar pun berakar pada ketakutan dan kerentanan.
Keputusannya untuk menawarkan belas kasihan, alih-alih hukuman mati, kepada kanselir tersebut akan menjadi momen yang menentukan bagi nasib Nagar Vidya. Hal ini membuktikan kepada seluruh kerajaan bahwa kekuatan sejati terletak pada Kebijaksanaan untuk Memahami dan Kebaikan Hati untuk Memperbaiki, bukan pada dominasi atau pembalasan dendam.
Akhir Jilid 6:
Krisna berhasil memenangkan pertempuran politik pertamanya, membersihkan sebagian besar sarang Jaringan Bayangan di Istana dan di antara rakyat. Nagar Vidya bernapas lega, dan Raja Arka mendapatkan kembali kendali sejati atas negerinya. Namun, Krisna tahu ini baru permulaan. Anggota Dewan Malam yang sesungguhnya, entitas yang paling licik, masih bersembunyi di bayang-bayang, siap untuk menyerang kembali dengan taktik yang jauh lebih berbahaya: Perang Antar-Kerajaan.
Jilid 6: Cakra Kebijaksanaan (krisna)
Disclaimer :
(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar