·
Apakah yang saat
ini Anda pahami tentang Pendidikan yang Memerdekakan?
Pendidikan yang memerdekakan menurut saya adalah Pendidikan yang memerdekakan baik
tenaga pengajar maupun peserta didiknya. Guru harus paham dengan kebutuhan
peserta didik, bisa menuntun bukan menuntut.
Menerapkan metode pembelajaran
diferensiasi sehingga minat dan bakat peserta didik dapat diakomodir sesusai
masing masing diferensiasi peserta
didik. Guru harus mengajar sesuai dengan
kodrat alam dan jaman nya (tentu zaman
saat ini). Zaman sekarang adalah generasi Z yang tak lepas dari gawai, gawai digunakan untuk pembelajaran agar peserta
didik bahagia dan semangat. Jadilah guru yang memahami dan dinantikan
muridnya. Guru juga harus memahami Kecerdasan
bahasa (Verbal-Linguistik) Kecerdasan
logika matematika Kecerdasan visual dan
spasial Kecerdasan kinestetik (gerakan) Kecerdasan musikal Kecerdasan interpersonal Kecerdasan intrapersonal Kecerdasan naturalis sehingga mampu
mengakomodir kecerdasan masing masing peserta didik, termasuk masalah pskilogi
siswa mereka.
Pendidikan yang
memerdekakan melalui pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini mengantarkan pada
model sistem pendidikan yang berani untuk menaruh percaya pada peserta didik akan
setiap pilihan dan pola belajar yang dilakukan. Anak didik
bukan lagi menjadi objek dalam proses pengembaraan
ilmu, melainkan sebagai subjek pengemban
dalam proses pengembaraan ilmu pengetahuan.
Setidaknya, terdapat dua alasan historis
mengapa Ki Hadjar Dewantara mengusulkan adanya konsep
merdeka belajar kepada anak didik supaya terbentuk atmosfer pendidikan yang memerdekakan.
Alasan-alasan tersebut ialah: (1) Ki
Hadjar Dewantara menempatkan pendidikan sebagai laboratorium untuk menciptakan manusia yang bermartabat dan menggunakan hak-hak kemanusiaannya untuk
menjadikannya sebagai manusia yang merdeka. (2) Merdeka belajar dijadikan
sebagai cara untuk merekonstruksi kembali sistem pendidikan nasional sesuai
dengan perkembangan zaman.
Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan terdahulu selalu memposisikan
peserta didik sebagai individu yang memiliki kemampuan sama rata sehingga berdampak pada proses pembelajaran yang cenderung memberikan perlakuan yang sama setiap anak
didik, padahal anak didik memiliki
perbedaan minat dan bakat yang
berbeda.
Dengan demikian, untuk merespons hal-hal tersebut,
sangatlah tepat apabila pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini menjadi garda terdepan dalam membongkar konsep dan makna merdeka
belajar serta kontribusinya untuk mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia
(Siswadi, 2023: 145- 146).
Esensi pendidikan bagi bangsa ini
seyogyanya dapat mengantarkan manusianya
menjadi manusia yang paripurna. Mengingat fungsi utama
dari sistem pendidikan bagi Ki Hajar Dewantara ialah mengembangkan
manusia, masyarakat, beserta lingkungannya. Selain itu, mengembangkan bangsa
dan kebudayaan nasional serta melakukan pembangunan bagi manusianya menjadi manusia yang utuh (Siswadi, 2023: 151).
Proses pembangunan manusia
menjadi manusia yang utuh bagaikan menaiki anak tangga, banyak tahap
yang harus dilewati. Salah
satunya adalah dengan merekonstruksi hal
fundamental dalam pendidikan,
yakni kurikulumnya.
·
Dari hasil
belajar mandiri dan berdiskusi, prinsip apa yang semakin Anda yakini terkait
Pendidikan yang Memerdekakan?
Prinsip yang semakin saya Yakini terkait Pendidikan yang memerdekakan
adalah sistem among, menuntun bukan menuntut, pembelajaran sesuai dengan kodrat
alam dan jaman, sehingga di setiap pembelajaran kita selalu kita gunakan
pembelajaran diferensiasi bisa diferensiasi konten, proses maupun produk. Setiap peserta didik seperti bintang yang bersinar terang dilangit masing-masing. Tugas guru hanya memberi energi agar bintang itu terus berpijar di
lintasan masing-masing dengan berbagai tantangandan rintangan yang beraneka
ragam.
·
Pemikiran apa
yang Anda rasa perlu dihilangkan atau dirasa tidak sejalan dan relevan
lagi setelah Anda melalui proses belajar?
Pemikiran yang harus
dihilangkan atau dirasa tidak sejalan dengan Pendidikan yang memerdekakan
peserta didik dan guru adalah adanya KKM sehingga peserta didik harus dituntut
untuk mencapai diatas KKM untuk bisa melanjutkan ke kelas berikutnya sementara
sang guru berupaya dengan berbagai cara
agar tercapainya target tersebut, hal itu artinya menuntut bukan menuntun.
Harusnya KKM sudah tidak ada lagi. Dalam Kurikulum Merdeka ada KKTP pengganti
KKM yaitu Kriteria Ketuntasan Tujuan pembelajaran dan bukan satu nilai sebagai
patokan tapi menggunakan interval nilai sehingga kita tidak perlu menuntut peserta
didik tapi menuntun supaya setiap pembelajaran peserta didik dapat mencapai KKTP
sesua perkembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar