Welcome

<< IPS Papi Ijal>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Kamis, 31 Agustus 2023

Gelis Bucin



 


Gelis Bucin (gerakan literasi menulis buku cinta yang indah) di sekolah

 



"Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama."

 (- Nadiem Makarim -)

 Ø    Judul Program :

 Gelis Bucin (gerakan literasi menulis buku cinta yang indah) di sekolah

 Ø  Latar Belakang masalah

Gerakan literasi sering diterjemahkan masyarakat sebagai gerakan membaca saja, membaca merupakan bagian dari literasi, membaca tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan. Membaca adalah jalan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang bijak mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Jika buku merupakan jendela dunia, membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia tersebut. Literasi memiliki banyak sekali manfaat, di antaranya yaitu dapat menumbuhkembangkan budi pekerti, meningkatkan pengetahuan, mengoptimalkan kerja otak, serta melatih kemampuan berpikir dan menganalisa. Selain itu literasi sejalan dengan AKM dan Kurikulum merdeka, yang mengedepakan perkembangan literasi anak dalam berkecakapan hidup dimasyarakat.

 

Gerakan literasi di SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung selama ini sebenarnya sudah berjalan terutama pada saat awal kegiatan pembelajaran tatap muka. Akan tetapi, dengan adanya pandemi, kegiatan literasi warga SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung mengalami kemunduran. Hanya segelintir siswa dan guru yang masih membudayakan membaca di sela-sela kegiatannya. Siswa cenderung lebih memilih gawai / androidnya untuk bermai game online jika dibandingkan untuk membaca. Tentu ini suatu hal yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan, terutama di dunia anak di masa remaja SMP. Seperti kita ketahui bersama bahwa literasi ini sejalan dengan AKM dan Kurikulum merdeka saat ini, sebab dalam literasi ini akan melatih murid untuk mempunyai kecakapan hidup mampu tampil di forum umum atau berani dalam presentasi.

 

Situasi yang semakin cenderung mengarahkan siswa menjadi malas menyentuh dan membaca buku, maka disela sela pembelajaran daring tersampaikan saran dan usul dari siswa akan kejenuhan belajar daring menggunakan HP, bahkan orang tua siswa pun merasa lelah mendampingi kegiatan daring yang secara tidak langsung membuat anak anak menjadi malas membaca. Dalam satu sesi tertentu tersampaiakan suatu kegitan untuk lebih variatif melaksanakan KBM di sekolah dengan kegiatan kreatifitas siswa. Sehingga CGP melakakukan suatu kegiatan bersama siswa berbentuk gerakan literasi menulis, yang kemudian siswa merasa bahwa inilah suatu metode atau cara untuk merubah suatu pandangan bahwa belajar menggunakan gawai tidak sepenuh baik. Dengan rasa antusia dan merasakan pilihan bahkan siswa merasa kegiatan ini adalah milik mereka, tentu saja membuat kegiatan ini menjadi suatu pilihan diantara kegiatan inovasi dalam belajar di sekolah.

 

Untuk melancarkan kegiatan ini, tidak luput pula dari memanfaatkan tujuh aset yang ada, sebagai contoh memanfaatkan fasilitas fisik, sosial, politik  dan manusia untuk mengembangkan  program gerakan literasi ini. Di dasari dengan situasi diatas maka tercetus suatu progaram yang berpihak pada siswa untuk memberikan suatu kebebasan bersuara, memilih dan merasa memiliki sehingga mampu mengatasi kesenjangan yang ada serta mengatasi dan menampung aspirasi siswa disekolah, program tersebut diberi nama Gelis Bucin (gerakan literasi sekolah menulis buku cinta yang indah).

 

Ø  Tujuan Program Gelis Bucin

Gelis Bucin (gerakan literasi sekolah menulis buku cinta yang indah) bertujuan untuk :

v  Memberikan kesempatan pada murid untuk mengembangkan dan menggunakan pola pikir posiitf  dan merasakan emosi positif yang terarah.

v  Membudayakan gemar menulis dan mebaca di  SMP Al Al Azhar 3 Bandar Lampung sebagai budaya positf.

v  Menciptakan interaksi positif murid terhadap lingkungan sekitar dalam rangka meningkatkan literasi siswa.

v  Menumbuhkembangakan karakter kemandirian dan kreatifitas siswa dalam literasi menulis dalam bentuk puisi.

v  Mengekspresikan pemahaman literasi para murid

 

Ø  Kelengkapan rencana dalam struktur program

Target dalam rencana kerja pengembangn program sekolah dalam kegiatan Gelis Bucin yaitu kelas 7-9 SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung. Gelis Bucin adalah program gerakan literasi yang membiasakan murid untuk membaca dan menulis yang positif di setiap waktu kesempatan yang ada, baik disela-sela waktu belajar atau dihari pengmenbangan diri siswa. Melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan murid untuk mebaca dan menulis hal positif, mampu melatih siswa membuat dan menuangkan gagasan/ide dalam bentuk karya tulis/karya literasi sehingga berdampak pada peningkatan prestasi akademik dan non  akademik.

Potensi tantangan dalam pelaksanaan porgram Geli Bucin yaitu kurangnya minat murid dalam membaca dan menulis. Dengan membaca dan menulis murid dapat memenukan wawasan baru serta mampu menemukan solusi sendiri terhadap pemasalahn belajarnya.

Rencana solusi untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan meberikan motivasi kepada murid, menyediakan berbagai buku bacaan yang menarik.  Selain itu murid diberikan pemahaman bahwa buku adalah gudang ilmu pengetahuan dengan membacanya adalah kuncinya.

Ø  Kemitraan dan keterlibatan komunitas

Sumber daya aset yang digunakan dalam program Gelis Bucin adalah

Modal manusia (murid, guru kepala sekolah) Modal sosial (kolaborasi dengan warga sekolah), modal fisik (perpustakaan, pojok baca, halaman sekolah dan lain-lain), mdoal finasial (dana operasional untuk pengadaan buku cbacaan dan sumber lain)

Program Gelis Bucin merupaka  salah satu program yang berdampak positif bagi murid, yaitu dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid/student agency dengan cara memberikan kesempatan bagi murid umtuk mengemukakan suara/voice, diberikan suatu pilihan/choice serta ditanamkan dan ditumbuhkan rasa kepemilikan/ownwership. Sebagai pemeran utama dalam program ini adalah murid. 


Ø  Rencana Evaluasi Program

Program  Gelis Bucin merupakan suatu program yang diharapkan membawa dampak postif pada murid. Program ini terdapat beberapa karakteristik lingkungan yang ingin dikembangkan untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid/student agency.

Pengelolaan program ini dapat dilakukan dengan menggunakan BAGJA (buat pertanyaa, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur eksekusi).  Pada prosesnya murid diberikan kesempatan untuk mengemukakakn suara, pilihan dan ditanamkan rasa kepemilikian.

Saat murid dieberikan kesempatan untukmengemukakan suaranya, mereka dimintai gagasan/ide terakit penataan, pemilihan buku  bacaan, termasuk juga pemilihan ruang dan tata letak fasilitas pendukung lainnya.

Murid menentukan pilihan dalam mengeksplorasi semua buku bacaan yang belum mereka baca, memilih jenis buku sesuai minat mereka serta mendesain ruang baca/pojok baca dikelas mereka dengan tema yang dsukai.

Untuk menenamkan rasa kepemilikan murid diajak dan dilibatkan untuk menata ruang baca/pojok baca literasi dikelas sesuai dengan keinginan mereka, memajang hasil karya tulis mereka di mading kelas atau sekolah, agar kegiatan literasi mereka menyenangkan, menanamkan pesan bahwa ruang baca adalah dunia kita, untuk kita dan milik kita. 

Evaluasi program harus dilakukan, yaitu untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan program sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan ke depanya. Linimasa evaluasi program Gelis bucin dilaksanakan setiap akhir bulan untuk memaksimalkan karya anak.

Sumber data untuk bahan evaluasi adalah observasi atau kegiatan langsung berdialog dengan murid-murid, rekan guru, kepala sekolah terkait pelaksanaan program gelis bucin. Selain itu dapat dilakukan melalui wawancara dengan murid tentang program yang sedang berjalan. Hasil evaluasi akan didiskusikan dengan rekan guru dan kepala sekolah.

 


 

 

-----Terima kasih---

Jangan lupa bahagia

Tergerak bergerak menggerakkan

Peningkatan Mutu guru mata pelajaran IPS

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Untuk menghasilkan generasi yang berkualitas, kurikulum pendidikan perlu diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu inovasi terbaru dalam dunia pendidikan Indonesia adalah Kurikulum Merdeka. 

Pengarahan Ketua MGMP IPS 

Dalam upaya mendukung menghasilkan dan mencetak generasi yang berkualitas, melalu forum guru mata pelajran terus ditingkatkan guna menjawab tantangan kemajuan zaman. Salah satu upaya dalam mendukung hal tersebut adalah berperan aktifnya guru dalam satu komunitas guru di tingkat kota/kabupaten masing-masin, diantaranya adalah giat dalam komunitas MGMP.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tema Kearifan Lokal

Kearifan lokal bertajuk Sulam Tapis

museumlampung

Meyulam kain tapis sesuai pola yang dibuat

Kearifan lokal merupakan kekayaan budaya masyarakat suku-suku bangsa yang memiliki potensi luar biasa. Bangsa Indonesia dianugerahi keanekaragaman kearifan lokal dalam berbagai bentuk di seluruh Nusantara.

Kearifan lokal yang dimiliki oleh masing-masing daerah tidaklah sama satu dan yang lainnya. Setiap peserta didik di masing-masing daerah harus mengetahui jenis dan keanekaragaman kearifan lokal yang ada di wilayahnya. Hal ini dimaksudkan agar menumbuhkan rasa cinta siswa akan budaya daerahnya. Selain itu, dengan mencintai budaya daerah di wilayahnya maka dapat menghalau pengaruh buruk budaya barat yang dapat menghilangkan jati diri bangsa seperti pada masa globalisasi sekarang ini. Kearifan lokal keberadaannya sangat dirasakan pada penerapan nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup masyarakat.

Siswa SMP AL AZHAR 3 Bandarlampung mengemas projek Kurikulum Merdeka dengan menarik melalui praktik dan pelestarian budaya sulam tapis Lampung  di Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Gelaran itu mengusung tajuk sulam sapis lampung spalga hebat (SUTA SPABAT)

Kepala Sekolah SMP AL AZHAR 3 Bandarlampung Yusuf Effendi, S. Pd mengatakan, kegiatan itu digelar dalam rangka persiapan gebyar P5. Kegiatan ini menjadi wadah untuk peserta didik bisa mengembangkan bakat dan minatnya.

Dalam mata pelajaran IPS yang diampu oleh Pak Aprizal S. Pd, mengatakan bahwa kaitan P5 dengan mengusung kearifan lokal bertajuk Sulam Tapis merupakan suatu upaya menanamkan nilai nilai potensi diri, pemberdayaan diri, penongkatan diri, pemahaman diri serta peran sosial dalam masyarakat.  Dengan bertema kearifan lokal ini memberikan warna tersendiri dalam dunia pendidikan di pasca pendemi ini.  

Gelaran itu, akan dimeriahkan oleh selebrasi penampilan seluruh peserta didik kelas 7 hingga kelas 9. Mereka mendirikan stand yang menjual berbagai makanan, selain itu, para siswa juga menampilkan kesenian budaya Lampung, yakni tarian daerah.  Setelah adanya gelar karya itu, kepala sekolah mengaku selanjutnya akan memacu prestasi akademik siswa. Sebelumnya, dalam upaya peningkatan akademik siswa sekolah sudah memberikan fasilitas pelatihan untuk guru. Menurutnya, dengan adanya guru yang kompeten akan mendorong prestasi siswa.

Membuat pola sulam 


Tak hanya itu, dengan gelar karya itu diharapkan akan tertanam enam dimensi pokok P5 di dalam jiwa siswa. Antara lain menjadikan siswa beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.

Melalui projek ini, siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam situasi yang tidak formal, struktur belajar yang lebih fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan terlibat langsung dengan lingkungan sekitar. Dengan begitu, berbagai kompetensi yang mereka miliki akan lebih terasah.


#belajarjurnalistik

#gurupenggerak

#gurubergerakIndonesiahebat

#guruberkaryauntuknegeri

#gurumenulis

#literasinumerasi



Sejarah Sulam Tapis Lampung

 

ragam hias motif tapis lampung

Sejarah Tapis Sejak Masa Pra-Sejarah


Sejarah mencatat bahwa masyarakat Lampung telah mengenal tenun Pelepai dan Nampan sejak abad ke-2 SM. (menurut Van der Hoop = sejarawan asal Belanda).

Sejarah juga mencatat bahwa Tapis Lampung telah disebutkan dalam prasasti Raja Balitung (Abad ke-9 M.) sebagai barang yang dihadiahkan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Tapis sejak jaman dahulu merupakan barang mahal, karena pada dasarnya barang yang dihadiahkan adalah barang yg memiliki nilai-nilai tertentu. Bersamaan pada abad tersebut kain songket telah berkembang di lingkungan Kerajaan Sriwijaya, dimana kain songket telah ada sejak jaman Kerajaan Malayu (Abad ke-5 M).

Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil kontak dagang dengan bangsa China sebagai penemu benang emas sejak Masa Sebelum Masehi.

Sejarah mencatat pula, bahwa Bangsa Lampung telah melakukan kontak dagang dengan Bangsa China sejak Abad ke-5 M, ketika Kerajaan P'o-Huang (dapat dieja "Bawang" yang berarti Rawa dalam Bahasa Lampung) mengirimkan utusannya ke Negeri China pada Tahun 449 M. dengan membawa Upeti dan 41 jenis barang dari P'o-Huang yang diperdagangkan ke China (kitab Liu Sung Shu, 420-479 M.). Bahkan berdasarkan temuan keramik China masa Dinasti Han (203-220 M), mengindikasikan bahwa perdagangan antara Bangsa Lampung Kuno dengan China telah berlangsung sejak awal Abad Ke-3 M.

Penggunaan benang emas dan kapas dalam tradisi tenun Lampung merupakan kelanjutan dari teradisi menenun sejak jaman Perunggu atau Perundagian (antara 3000 - 1500 SM). Ini dapat dilihat dari ragam motif pada kain-kain tapis kuno, kain inuh dan kain bidak yang bergaya Neolitikum, seperti: pucuk rebung, meander, manusia, pohon hayat, sulur, binatang dll. Yang juga terdapat pada nekara dan bejana perunggu, serta pecahan-pecahan gerabah Neolitikum.

Sebelum mengenal kapas dari bangsa China dan India, masyarakat Lampung seperti juga masyarakat purba lainnya di dunia telah memanfaatkan kulit kayu (kulit kayu tangkil), serat pisang, serat pandan, dll. untuk dipintal menjadi benang sebagai bahan dasar kain tenun.


Motif pada Kain Tapis

 Dilihat dari sudut pandang sosiologi, kain tapis Lampung menggambarkan status sosial pemiliknya di masyarakat. Misalnya, motif kain tapis yang digunakan dalam proses penikahan adat dan upacara pemberian gelar adat, begitu pula golongan keluarga pemimpin adat atau pemimpin suku dalam upacara adat, sehingga pemakaian kain tapis memiliki beberapa tingkatan sesuai perannya dalam masyarakat. Kain tapis bermotif Tapis Agheng, Tapis Kaca, dan Cucuk Pinggir dikenakan pada wanita atau stri tua.

Sebaliknya, motif untuk acara adat pernikahan, kain tapis yang dikenakan sang pengantin antara lain Tapis Jung Sarat, Raja Tunggal, Dewasano, Raja Medal, Limar Sekebar, Ratu Tulang Bawang, dan Cucuk Semako. Selanjutnya, para penari cangget (tarian menyambut tamu) tapis yang digunakan memiliki motif Tapis Balak, Bintang Perak, Pucung Rebung, Kibang, dan Lawek Linau. Semua motif sudah memiliki derajat penggunaan, sehingga jika salah menggunakannya akan digenakan sanksi adat.

Umumnya, kain tapis memiliki motif yang menyuguhkan tema kehidupan dan lingkungan, sehingga lebih sering dijumpai motif flora dan fauna. Contohnya, Tapis Cucuk Andak mengangkat motif dengan tema kehidupan rumah tangga. Tapis yang menggunakan flora sebagai motifnya adalah tapis peminggir (pesisir).

 

Makna Simbolik Kain Tapis

Kain tapis biasanya dikenakan pada acara resmi di Lampung, seperti pengambilan gelar, keagamaan, hingga ritual-ritual  adat. Kain tapis juga termasuk perangkat dan dan bagian dari pusaka keluarga. Kain tapis mampu mencegah adanya kotoran luar sehingga masyarakat menganggap kain tapis sebagai lambang kesucian. Dilihat dari motif, kain tapis juga menunjukkan status sosial penggunanya. Motif dan warna kain dasar dipercaya sebagai cerminan kebesaran Sang Pencipta, jika dilihat secara utuh.

Awalnya, kain tapis bermotif kapal didesain untuk menghormati leluhur sebagai gambaran kehidupan manusia dari awal hingga akhirnya meninggal. Penggunaan kain tapis awalnya hanya untuk acara keagamaan saja. Simbol-simbol pada kain tapis diartikan sebagai penghubung dari berbagai makna pelaksanaan upacara adat di sepanjang kehidupan manusia. Dalam upacara adat, kain tapis sebagai pelengkap yang menggambarkan kesucian dan keagungan sebuah upacara adat.

Kain tapis juga menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat Lampung, namun harus tetap hati-hati dan tetap berada dalam aspek lokalitasnya. Pengerjaan kain tapis, memerlukan ketekunan, ketlitian dan kesabaran, sehingga terwujudlah kain tenun tapis yang indah dan kaya makna. Adanya kerja sama yang baik dapat mempersingkat proses pembuatan kain tapis.

 

Bahan dan Alat Tenun Tapis Lampung

Kain tapis Lampung merupakan kerajinan tenun masyarakat Lampung yang dibuat dengan benang katun dan benang emas. Benang katun berasal dari tanaman kapas dan digunakan dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang emas digunakan dalam membuat ragam motif pada tapis dengan sistem sulam. Tahun 1950, para pengrajin tapis menggunakan bahan-bahan dari hasil olahannya sendiri, khususnya bahan tenun.

Bahan-bahan dasar kain tenun tapis Lampung adalah tanaman kapas untuk membuat benang, kepompong ulat sutera sebagai sumber pembuatan benang sutera, lilin sarang lebah untuk meregangkan benang, tanaman akar serai wangi untuk pengawet benang, dan penggunaan daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur.

Pewarna kain tapis terbuat dari pewarna alami yang berasal dari tanaman yang terdiri dari buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal (warna merah), kulit kayu salam dan kulit kayu rambutan (warna hitam), kulit kayu mahoni atau kulit kayu durian (warna coklat), buah deduku atau daun talom (warna biru), dan kunyit serta kapur sirih (warna kuning).

Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan tenun tapis yaitu sesang, alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun. Mattakh merupakan alat untuk menenun kain tapis. Mattakh memiliki beberapa bagian    yaitu terikan, cacap, belida, kusuran, apik, guyun, ijan atau penekan, sekeli, terupong atau teropong, amben, dan tekang.

 

Proses Pembuatan Kain Tapis

Tahapan pembuatan kain tapis Lampung terdiri dari 4 metode, yaitu pembuatan benang, pewarnaan benang, perajutan benang, dan penyulaman benang untuk membuat motif pada kain tapis. Pembuatan kain tapis diawali dengan pemintalan kapas menjadi benang katun dan pemintalan kepompong ulat sutera menjadi benang emas. Selanjutnya, benang-benang tersebut melalui proses pengawetan dengan merendam dalam air yang sudah ditambahkan daun sirih wangi.

Tahapan berikutnya adalah pewarnaan benang dengan menggunakan bahan-bahan alami. Setelah warna benang dipilih dengan sesuai keinginan, benang direndam kembali dalam air yang dicampur daun sirih. Perendaman bertujuan agar warna benang tidak mudah luntur.

Selanjutnya, membuat benang menjadi kain dengan cara dirajut. Setelah kain jadi, tahapan yang paling penting adalah permbuatan motif yang diadaptasi dari alam sekitar, yakni flora dan fauna menggunakan benang-benang berwarna. Penyulaman motif disulam menggunakan sistem cucuk dengan benang emas dan perak. Apabila penyulaman benang sudah selesai dikerjakan, maka kain tapis sudah selesai dibuat dan siap dikenakan.

Perkembangan teknologi menjadikan kain tapis kini dapat disulam dengan mesin bordir, tidak lagi secara tradisional menggunakan tangan. Kendati demikian, penyulaman tapis dengan teknik-teknik tradisional masih tetap dipertahankan. Pembuatan kain tapis membutuhkan waktu berminggu, bahkan hingga berbulan-bulan. Tak heran, harga kain tapis dapat mencapai puluhan juta rupiah. Harga bervariasi tergantung kerumitan motif yang dibuat. Bentuk kerajinan tapis yang dipasarkan antara lain sarung, hiasan dinding, taplak meja, tas, dan sebagainya.

 


Dari berbagai sumber 

Warisan Budaya Takbenda | Beranda (kemdikbud.go.id)

1186. Mengenal Sulaman Tapis Lampung | Perpustakaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (kemdikbud.go.id)

Sejarah kain tapis Lampung | blog sauted

Sejarah Kain Tapis Lampung | (wordpress.com)

Kain Tapis, Kemegahan Warisan Kriya Tekstil Tradisional Lampung - Indonesia Kaya


Rabu, 30 Agustus 2023

P10 Kondisi Alam dan Penduduk Negara Mesir

 

Sphinx Patung berkepala manusia dan berbadan singa di mesir
 sebagai lambang sosok Firaun yang memiliki badan perkasa
seperti singa dan pikiran cerdas seperti manusia


 

Judul / Tema

Negara Mesir

 

Identitas

Mata Pelajaran          : IPS

Kelas/Fase                : Kelas 9   

Materi                        : Negara Mesir   

Pertemuan ke            :  1   dari   1  (tatap muka ke 10)

Guru Pengampu        : Aprizal

Waktu Pembelajaran : Rabu   9A JP ke 9-10

 

KD

3.1 Menelaah perubahan keruangan dan interaksi antar ruang negara-negara Asia dan benua lainnya yang diakibatkan faktor  alam, manusia dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan manusia dalam ekonomi, sosial, pendidikan dan politik.

 Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem based Learning (PBL) peserta didik diharapkan dapat   mengamati permasalahan, menganalisis, menuliskan penyelesaian, dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas tentang :

·         Letak negara Mesir secara astronomis dan geografis.

·         Keadaan fisik negara Mesir.

 




Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

 

Apersepsi 

Alhamdulillah hari ini, kita bisa bertemu kembali dalam pelajaran IPS.

Semoga dalam proses pembelajaran kita diberi kemudahan dalam pemahaman. aamiin.

Sebelum kita memasuki materi hari ini, masih ingatkah kalian tentang  Australia.  Australia adalah satu satunya negara yang menghiasi dan menghuni benua Australia lho..

Hewan endemik khasnya adalah Kangguru, dengan suku aslinya Aborigin serta senjata tradisionalnya adalah Boomerang.  Tentu saja Austrlia memilik pada pasir dan cuaca yang ekstrim begitu juga negara Mesir yang tercata negara maju di benua Afrika.

Anak-anakku, pada kesempatan kali ini kaitan materi tersebut akan kita bahas dalam materi pertemuan kali ini dengan negara Mesir….

 

 

Materi Pembelajaran

Mesir terletak pada 25ºBT- 36ºBT dan 22ºLU–32ºLU.. Secara geografis, Mesir terletak di Afrika Utara dengan posisi sebagian negaranya menghadap Laut Mediterania dan Laut Merah. Negara ini berbatasan di utara dengan Laut Mediterania, di sebelah barat dengan Libya, di sebelah selatan berbatasan dengan Sudan, dan di sebelah timur dengan Laut Merah. Luas wilayah mencapai 1.500.000 km². 

Mesir memiliki Terusan Suez diresmikan pada tahun 1869 dan dibangun atas prakarsa seorang insinyur Perancis bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps. Terusan tersebut menghubungkan Pelabuhan Said di Laut Tengah dengan Suez di Laut Merah. Sebelum ada terusan ini, transportasi dilakukan dengan memindahkan barang dari kapal ke kendaraan darat dari Laut Tengah ke Laut Merah.

Posisi Mesir menjadi sangat penting karena adanya sebuah terusan yaitu Terusan Suez. Terusan tersebut memperpendek jarak dari Eropa ke negaranegara Asia dan Australia atau sebaliknya. Sebelum adanya terusan tersebut, perjalanan laut dari Eropa ke negara-negara Asia dan Australia atau sebaliknya harus mengelilingi Afrika melewati pantai barat Afrika dan lautan di selatan Afrika. Jarak tersebut tentu sangat jauh dan memerlukan waktu yang lama. Berikut ini beberapa data penting mengenai negara Mesir.

P10 Sosialisasi dalam Masyarakat

 


 

Judul / Tema              

Manusia sebagai Makhluk Sosial dan  Ekonomi  yang Bermoral

 

Manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi yang bermoral akan saling berinteraksi terhadap sesama dalam memenuhi kebutuhan sebagai homo socialis




Identitas


Mata Pelajaran                 : IPS

Kelas/Fase                       : Fase D kelas 7

Materi                               : Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi

Pertemuan ke                   :  1   dari   2

Guru Pengampu               : Aprizal

Waktu Pembelajaran        : Rabu  JP ke 4-5  di 7B dan 67 di 7A

 

CP

Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami dan memiliki kesadaran akan keberadaan diri serta mampu berinteraksi dengan  lingkungan terdekatnya. Ia mampu menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah dengan karakteristik masyarakat dan  memahami potensi sumber daya alam serta kaitannya dengan mitigasi kebencanaan . Ia juga mampu menganalisis hubungan antara keragaman kondisi geografis nusantara terhadap pembentukan kemajemukan budaya. Ia mampu memahami bagaimana masyarakat saling berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia mampu menganalisis peran pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.

Peserta didik juga mampu memahami dan memiliki kesadaran terhadap perubahan sosial yang sedang terjadi di era kontemporer. Ia dapat menganalisis perkembangan ekonomi di era digital. Peserta didik memahami tantangan pembangunan dan potensi Indonesia menjadi negara maju. Ia menyadari perannya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan dunia di tengah isu-isu regional dan global yang sedang terjadi dan ikut memberikan kontribusi yang positif

 

Tujuan Pembelajaran

Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat menjelaskan  hakikat manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi yang bermoral  dengan baik serta mempresentasikan di depan kelas menggunakan Canvas, PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan diferensiasi gaya belajar siswa.

 

 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

 

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

 

Apersepsi

Alhamdulillah hari ini, kita bisa bertemu kembali dalam pelajaran IPS.

Semoga dalam proses pembelajaran kita diberi kemudahan dalam pemahaman. aamiin.   

 

Sebelum kita memasuki materi hari ini, masih ingatkah kalian tentang Sejarah lisan. Budaya tradisi lisan sudah diturunkan dari masa lalu oleh nenek moyang. Cerita rakyat mulanya tidak dibuat untuk anak-anak. Namun, pada abad ke-19, cerita rakyat dibuat untuk bahan pendidikan bagi anak-anak. Tentu saja kebudayaan ini memiliki suatu tujuan dan perkembangan yang baik untuk manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi yang bermoral di abad 19 sesuai dengan perkembangan pendidik di era tersebut.

 

Saat ini kita akan menyambung materi selanjutnya yaitu  Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang bermoral.

 

 Yuksss simak yaaa

 

Materi Inti

Kids…

Sekarang kita akan membahas materi terakit hal diatas, Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang bermoral, simaks yaaaa.

 

A.     Manusia sebagai Makhluk Sosial

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain. Hal tersebut dikarenakan setiap manusia memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga harus melakukan kerja sama dengan orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial (homo socialis) yang bermoral berarti bahwa manusia merupakan makhluk bermasyarakat yang wajib untuk mematuhi nilai-nilai, norma, dan juga budaya, serta dapat menjunjung tinggi kerja sama. Dengan demikian, manusia pada hakikatnya senang untuk bekerja sama dengan manusia yang lainnya.

 

Adapun ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial yang bermoral, sebagai berikut:

ü  Berusaha untuk melaksanakan pengendalian diri atau inhibisi.

Sebagai contoh, yaitu: Tidak bermain pada waktu jam pelajaran sedang berlangsung Memperhatikan guru pada saat menjelaskan Datang ke sekolah tepat pada waktunya.

ü  Berusaha menjalankan serta senang bekerja sama dan saling tolong-menolong dengan sesama anggota masyarakat.

Sebagai contoh adalah: Menjaga kebersihan di lingkungan mana pun

 

B. Manusia sebagai Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia setidaknya mempunyai ciri-ciri:

ü  Melakukan tindakan yang rasional

ü  Fokus terhadap pemenuhan kebutuhan bagi kepentingan diri sendiri, tanpa

mengabaikan norma / nilai / aturan yang berlaku di masyarakat

ü  Pengambilan keputusan dalam rangka memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan

ü  Sulit untuk merasakan puas

ü  Terdapat preferensi pribadi untuk menentukan kegiatan pemenuhan kebutuhan

 

 

 

Evaluasi

1.  Jelaskan hakikat mahluk sosial  yang kamu fahami sesuai dengan lingkungan tempat tinggalmu?

2.  Jelaskan  minimal 4 contoh hakikat manusia ekonomi dilingkungan tempat tinggal mu?

 

Resume / Refleksi guru dan siswa ?

 

Kesimpulannya, manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral memiliki ciri khas dalam interaksi sosial kompleks dan partisipasi dalam aktivitas ekonomi. Kemampuan mereka untuk membentuk hubungan, menciptakan sistem ekonomi, dan bertindak secara moral menjadikan mereka agen yang berpengaruh dalam pembentukan masyarakat yang berfungsi dan berkelanjutan.