"Perubahan tidak dapat dimulai
dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba,
jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama."
(- Nadiem Makarim -)
Gerakan literasi sering diterjemahkan masyarakat sebagai gerakan membaca saja, membaca merupakan bagian dari literasi, membaca tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan. Membaca adalah jalan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang bijak mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Jika buku merupakan jendela dunia, membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia tersebut. Literasi memiliki banyak sekali manfaat, di antaranya yaitu dapat menumbuhkembangkan budi pekerti, meningkatkan pengetahuan, mengoptimalkan kerja otak, serta melatih kemampuan berpikir dan menganalisa. Selain itu literasi sejalan dengan AKM dan Kurikulum merdeka, yang mengedepakan perkembangan literasi anak dalam berkecakapan hidup dimasyarakat.
Gerakan literasi di SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung
selama ini sebenarnya sudah berjalan terutama pada saat awal kegiatan
pembelajaran tatap muka. Akan tetapi, dengan adanya pandemi, kegiatan literasi
warga SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung mengalami kemunduran. Hanya segelintir
siswa dan guru yang masih membudayakan membaca di sela-sela kegiatannya. Siswa
cenderung lebih memilih gawai / androidnya untuk bermai game online jika
dibandingkan untuk membaca. Tentu ini suatu hal yang memprihatinkan dalam dunia
pendidikan, terutama di dunia anak di masa remaja SMP. Seperti kita ketahui
bersama bahwa literasi ini sejalan dengan AKM dan Kurikulum merdeka saat ini,
sebab dalam literasi ini akan melatih murid untuk mempunyai kecakapan hidup
mampu tampil di forum umum atau berani dalam presentasi.
Situasi yang semakin cenderung mengarahkan siswa
menjadi malas menyentuh dan membaca buku, maka disela sela pembelajaran daring
tersampaikan saran dan usul dari siswa akan kejenuhan belajar daring
menggunakan HP, bahkan orang tua siswa pun merasa lelah mendampingi kegiatan daring
yang secara tidak langsung membuat anak anak menjadi malas membaca. Dalam satu
sesi tertentu tersampaiakan suatu kegitan untuk lebih variatif melaksanakan KBM
di sekolah dengan kegiatan kreatifitas siswa. Sehingga CGP melakakukan suatu
kegiatan bersama siswa berbentuk gerakan literasi menulis, yang kemudian siswa
merasa bahwa inilah suatu metode atau cara untuk merubah suatu pandangan bahwa
belajar menggunakan gawai tidak sepenuh baik. Dengan rasa antusia dan merasakan
pilihan bahkan siswa merasa kegiatan ini adalah milik mereka, tentu saja
membuat kegiatan ini menjadi suatu pilihan diantara kegiatan inovasi dalam
belajar di sekolah.
Untuk melancarkan kegiatan ini, tidak luput pula
dari memanfaatkan tujuh aset yang ada, sebagai contoh memanfaatkan fasilitas
fisik, sosial, politik dan manusia untuk
mengembangkan program gerakan literasi
ini. Di dasari dengan situasi diatas maka tercetus suatu progaram yang berpihak
pada siswa untuk memberikan suatu kebebasan bersuara, memilih dan merasa
memiliki sehingga mampu mengatasi kesenjangan yang ada serta mengatasi dan
menampung aspirasi siswa disekolah, program tersebut diberi nama Gelis
Bucin (gerakan literasi sekolah menulis buku cinta yang indah).
Ø
Tujuan Program Gelis Bucin
Gelis
Bucin (gerakan literasi sekolah
menulis buku cinta yang indah) bertujuan untuk :
v Memberikan
kesempatan pada murid untuk mengembangkan dan menggunakan pola pikir
posiitf dan merasakan emosi positif yang
terarah.
v Membudayakan
gemar menulis dan mebaca di SMP Al Al
Azhar 3 Bandar Lampung sebagai budaya positf.
v Menciptakan
interaksi positif murid terhadap lingkungan sekitar dalam rangka meningkatkan
literasi siswa.
v Menumbuhkembangakan
karakter kemandirian dan kreatifitas siswa dalam literasi menulis dalam bentuk
puisi.
v Mengekspresikan
pemahaman literasi para murid
Ø
Kelengkapan
rencana dalam struktur program
Target dalam rencana kerja pengembangn program
sekolah dalam kegiatan Gelis Bucin yaitu kelas 7-9 SMP Al Azhar 3 Bandar
Lampung. Gelis Bucin adalah program gerakan literasi yang membiasakan murid
untuk membaca dan menulis yang positif di setiap waktu kesempatan yang ada,
baik disela-sela waktu belajar atau dihari pengmenbangan diri siswa. Melalui
kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan murid untuk mebaca dan menulis hal
positif, mampu melatih siswa membuat dan menuangkan gagasan/ide dalam bentuk
karya tulis/karya literasi sehingga berdampak pada peningkatan prestasi
akademik dan non akademik.
Potensi tantangan dalam pelaksanaan porgram Geli
Bucin yaitu kurangnya minat murid dalam membaca dan menulis. Dengan membaca dan
menulis murid dapat memenukan wawasan baru serta mampu menemukan solusi sendiri
terhadap pemasalahn belajarnya.
Rencana solusi untuk menghadapi tantangan tersebut
adalah dengan meberikan motivasi kepada murid, menyediakan berbagai buku bacaan
yang menarik. Selain itu murid diberikan
pemahaman bahwa buku adalah gudang ilmu pengetahuan dengan membacanya adalah
kuncinya.
Ø Kemitraan dan keterlibatan komunitas
Sumber daya aset yang digunakan dalam program Gelis Bucin adalah
Modal manusia (murid, guru
kepala sekolah) Modal sosial (kolaborasi dengan warga sekolah), modal fisik
(perpustakaan, pojok baca, halaman sekolah dan lain-lain), mdoal finasial (dana
operasional untuk pengadaan buku cbacaan dan sumber lain)
Program Gelis Bucin merupaka salah satu program yang berdampak positif bagi murid, yaitu dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid/student agency dengan cara memberikan kesempatan bagi murid umtuk mengemukakan suara/voice, diberikan suatu pilihan/choice serta ditanamkan dan ditumbuhkan rasa kepemilikan/ownwership. Sebagai pemeran utama dalam program ini adalah murid.
Ø Rencana Evaluasi Program
Program Gelis
Bucin merupakan suatu program yang diharapkan membawa dampak postif pada murid.
Program ini terdapat beberapa karakteristik lingkungan yang ingin dikembangkan
untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid/student agency.
Pengelolaan program ini dapat dilakukan dengan
menggunakan BAGJA (buat pertanyaa, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana
dan atur eksekusi). Pada prosesnya murid
diberikan kesempatan untuk mengemukakakn suara, pilihan dan ditanamkan rasa
kepemilikian.
Saat murid dieberikan kesempatan untukmengemukakan
suaranya, mereka dimintai gagasan/ide terakit penataan, pemilihan buku bacaan, termasuk juga pemilihan ruang dan
tata letak fasilitas pendukung lainnya.
Murid menentukan pilihan dalam mengeksplorasi semua
buku bacaan yang belum mereka baca, memilih jenis buku sesuai minat mereka
serta mendesain ruang baca/pojok baca dikelas mereka dengan tema yang dsukai.
Untuk menenamkan rasa kepemilikan murid diajak dan
dilibatkan untuk menata ruang baca/pojok baca literasi dikelas sesuai dengan
keinginan mereka, memajang hasil karya tulis mereka di mading kelas atau
sekolah, agar kegiatan literasi mereka menyenangkan, menanamkan pesan bahwa
ruang baca adalah dunia kita, untuk kita dan milik kita.
Evaluasi program harus dilakukan, yaitu untuk
mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan program sehingga dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan ke depanya. Linimasa evaluasi program Gelis bucin
dilaksanakan setiap akhir bulan untuk memaksimalkan karya anak.
Sumber data untuk bahan evaluasi adalah observasi
atau kegiatan langsung berdialog dengan murid-murid, rekan guru, kepala sekolah
terkait pelaksanaan program gelis bucin. Selain itu dapat dilakukan melalui
wawancara dengan murid tentang program yang sedang berjalan. Hasil evaluasi
akan didiskusikan dengan rekan guru dan kepala sekolah.
-----Terima
kasih---
Jangan
lupa bahagia
Tergerak
bergerak menggerakkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar