Bab 1: Keheningan yang Menggantung
Lampu senter menari-nari di dinding berdebu, menerangi wajah-wajah pucat yang diliputi kelelahan dan ketegangan. Pak Guru, dengan napas terengah-engah, menyeka peluh di dahinya. Di lantai kayu yang lapuk, tergeletak sebuah buku harian tua dengan sampul kulit yang mengelupas. Di sampingnya, sehelai kain ungu yang familiar bagi mereka semua.
"Jadi... ini akhirnya?" bisik Nabila, suaranya bergetar.
Viskca mengangguk lemah, matanya masih terpaku pada buku harian itu. "Sepertinya begitu. Semua petunjuk mengarah ke sini."
Sheza memeluk dirinya sendiri, tatapannya kosong. "Tapi... Davie?"
Keheningan kembali menggantung di udara, lebih berat dari sebelumnya. Mereka telah menemukan jawaban atas misteri yang menghantui mereka selama beberapa jam terakhir di rumah megah namun terbengkalai milik keluarga Van Sterlling. Namun, kelegaan bercampur dengan kekhawatiran yang mendalam. Davie hilang.
Bab 2: Malam yang Terurai
Beberapa menit sebelumnya, suasana di ruang kerja lantai dua masih dipenuhi dengan perdebatan sengit. Regina menunjuk sebuah lukisan keluarga Van Sterlling yang tampak aneh, dengan sosok seorang wanita yang wajahnya sengaja dicoret.
"Lihat ini! Pasti ada sesuatu yang disembunyikan tentang wanita ini," serunya.
Rasha menggeleng. "Jangan terburu-buru, Regina. Kita belum tahu apa-apa."
Saat itu, Tomi sedang mencoba membuka sebuah laci terkunci di meja kerja. Setelah beberapa kali mencoba, laci itu akhirnya terbuka, memperlihatkan sebuah kotak musik kecil. Ketika Tomi membukanya, alunan melodi yang lirih dan menyayat hati memenuhi ruangan.
Tiba-tiba, lampu padam. Kegelapan menyelimuti mereka, diikuti dengan teriakan tertahan dari Casand. Ketika lampu senter dinyalakan kembali, Davie sudah tidak ada di ruangan itu. Hanya buku harian terbuka dan kain ungu yang terjatuh di dekat meja.
Bab 3: Jejak yang Semakin Renggang
Sebelum kegelapan menyergap, mereka berpencar di lantai dua rumah Van Sterlling, mengikuti petunjuk yang mereka temukan di ruang tamu. Pak Guru menemukan sebuah surat tua yang tersembunyi di balik rak buku. Surat itu berisi tentang perselisihan antara dua bersaudara Van Sterlling, Adrian dan Julian, terkait warisan keluarga.
Casand dan Sheza menjelajahi kamar tidur utama yang dipenuhi dengan perabotan kuno yang ditutupi kain putih. Mereka menemukan sebuah kotak perhiasan yang terkunci. Setelah berhasil membukanya, mereka menemukan sebuah kunci kecil dan selembar foto seorang wanita cantik dengan gaun ungu.
Sementara itu, Regina dan Rasha menemukan sebuah lorong rahasia yang tersembunyi di balik sebuah permadani besar di ruang keluarga. Lorong itu mengarah ke sebuah ruangan kecil yang dipenuhi dengan buku-buku kuno dan catatan-catatan yang ditulis dengan tangan.
Viskca dan Tomi memeriksa ruang makan yang dingin dan sunyi. Di atas meja makan yang panjang, mereka menemukan sebuah piring yang tampak belum selesai dimakan, seolah seseorang tiba-tiba pergi. Di bawah meja, mereka menemukan sebuah ukiran kecil berbentuk burung gagak.
Davie, dengan rasa ingin tahu yang besar, menjelajahi loteng berdebu. Di sana, di antara tumpukan barang-barang lama, ia menemukan sebuah lukisan potret seorang pria dengan tatapan dingin dan sorot mata yang tajam. Di bagian belakang lukisan, tertulis nama: Adrian Van Sterlling.
Bab 4: Bisikan dari Masa Lalu
Sebelum mereka berpencar, Pak Guru mengumpulkan murid-muridnya di ruang tamu yang luas dan dingin. Mereka baru saja tiba di rumah Van Sterlling, sebuah bangunan tua yang terkenal angker di sudut kota. Kabarnya, rumah itu dulunya milik keluarga kaya raya yang menghilang secara misterius berpuluh-puluh tahun yang lalu.
"Ingat, anak-anak," kata Pak Guru dengan nada serius, "kita di sini untuk tugas sekolah, mencari tahu tentang sejarah lokal. Jangan ada yang bertindak gegabah dan selalu bersama kelompok kalian."
Casand, yang paling antusias dengan cerita-cerita hantu, sudah tidak sabar untuk menjelajahi setiap sudut rumah. Regina, dengan sikap skeptisnya, lebih tertarik pada nilai sejarah bangunan ini. Rasha, yang pendiam, hanya mengamati sekeliling dengan tatapan waspada.
Davie, si pemberani, sudah membayangkan akan menemukan harta karun tersembunyi. Nabila, yang sedikit penakut, terus menggandeng lengan Viskca. Viskca sendiri berusaha terlihat tenang, meskipun jauh di lubuk hatinya ia merasa sedikit merinding.
Sheza dan Tomi, yang selalu bersama, saling berbisik tentang cerita-cerita seram yang pernah mereka dengar tentang rumah ini.
Bab 5: Undangan yang Misterius
Beberapa hari sebelum kunjungan ini, Pak Guru menerima sebuah surat anonim yang mengundangnya dan murid-muridnya untuk meneliti rumah Van Sterlling. Surat itu menyebutkan bahwa ada rahasia tersembunyi di dalam rumah tersebut yang perlu diungkapkan.
Awalnya, Pak Guru ragu. Namun, rasa ingin tahu dan dorongan dari murid-muridnya akhirnya membuatnya setuju. Ia melihat ini sebagai kesempatan yang baik untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan menarik bagi mereka.
Bab 6: Legenda yang Menghantui
Sebelum surat itu datang, mereka hanya mendengar desas-desus tentang rumah Van Sterlling. Konon, keluarga Van Sterlling adalah keluarga yang kaya dan berpengaruh di masa lalu. Namun, suatu malam, mereka menghilang tanpa jejak, meninggalkan rumah mereka kosong dan tak terurus.
Banyak cerita yang beredar tentang alasan kepergian mereka. Ada yang mengatakan mereka melarikan diri karena bangkrut, ada yang percaya mereka dibunuh, dan ada pula yang meyakini bahwa rumah itu dikutuk.
Bab 7: Kedatangan yang Sunyi
Siang itu, matahari bersinar redup di balik awan kelabu saat rombongan Pak Guru tiba di depan gerbang rumah Van Sterlling. Rumah itu tampak megah namun suram, dengan cat yang mengelupas dan jendela-jendela yang kotor. Halaman depannya dipenuhi dengan rumput liar dan pepohonan yang tumbuh tidak teratur.
Sebuah papan kayu lapuk bertuliskan "Keluarga Van Sterlling" tergantung miring di atas gerbang besi yang berkarat. Suasana di sekitar rumah itu terasa sunyi dan mencekam, seolah waktu telah berhenti di tempat ini.
Bab 8: Rasa Ingin Tahu yang Membara
Beberapa minggu sebelumnya, saat pelajaran sejarah lokal, Pak Guru menceritakan tentang keluarga Van Sterlling dan rumah mereka yang misterius. Cerita itu langsung menarik perhatian murid-muridnya, terutama Casand dan Davie yang memang menyukai hal-hal yang berbau misteri dan petualangan.
Mereka mulai mencari informasi tentang keluarga Van Sterlling di perpustakaan dan internet. Semakin banyak yang mereka temukan, semakin besar rasa ingin tahu mereka tentang rahasia yang tersembunyi di balik dinding rumah tua itu.
Bab 9: Awal dari Segalanya
Semuanya berawal dari rasa ingin tahu seorang guru dan sekelompok murid yang tertarik dengan sejarah kelam sebuah rumah tua. Mereka tidak pernah menyangka, kunjungan mereka ke rumah Van Sterlling akan membawa mereka ke dalam sebuah misteri yang lebih dalam dan berbahaya dari yang pernah mereka bayangkan.
Sekarang, di tengah keheningan yang mencekam di ruang kerja lantai dua, mereka hanya bisa berharap Davie baik-baik saja dan misteri di balik rumah Van Sterlling segera terungkap sepenuhnya. Namun, satu pertanyaan besar masih menggantung di benak mereka: siapa sebenarnya yang mengundang mereka ke rumah ini, dan apa motifnya?
(Cerita akan berlanjut dengan mengungkap misteri hilangnya Davie dan rahasia keluarga Van Sterlling melalui penemuan-penemuan selanjutnya dalam alur yang tetap mundur.)
Disclaimer :
(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar