Welcome

<< Mulai dengan cerita yang menarik>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Kamis, 24 April 2025

Certa fiksi : hari ulang tahun ku yang ku lupakan

 

kulupa hari spesialku


Hari yang 'Biasa' Dimulai

Pagi itu, aku bangun dengan perasaan... biasa saja. Tidak ada yang aneh, tidak ada yang spesial. Aku meregangkan tubuh, menguap, dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke kantor. Seperti hari-hari lainnya.

Di kantor, kesibukan langsung menyambutku. Tumpukan dokumen, rapat yang padat, dan email yang tak ada habisnya membuatku lupa akan segalanya. Bahkan, aku melewatkan makan siang karena terlalu fokus pada pekerjaan.

"Hari ini benar-benar gila," gumamku sambil memijat pelipis.

Kejutan yang Terlewat

Saat sore menjelang, aku menerima telepon dari Ibu. "Halo, Nak? Bagaimana kabarmu?"

"Baik, Bu. Ibu sendiri?" jawabku sambil mengetik di komputer.

"Ibu baik. Oh ya, Ibu cuma mau bilang... hati-hati di jalan ya. Sudah sore ini," kata Ibu.

"Iya, Bu. Ini aku mau siap-siap pulang," sahutku. Aku sama sekali tidak menyadari nada bicara Ibu yang sedikit berbeda.

Setelah menutup telepon, aku melanjutkan pekerjaan. Tiba-tiba, Rina, teman sekantorku, menghampiriku.

"Kamu lembur lagi?" tanyanya.

"Sepertinya begitu. Banyak sekali yang harus diselesaikan," jawabku lesu.

"Ya sudah, semangat ya! Aku duluan," kata Rina sambil tersenyum aneh. Aku mengernyit, tapi tidak terlalu memikirkannya.

Malam yang 'Sepi'

Akhirnya, aku sampai di rumah. Rumah tampak sepi seperti biasa. Aku membuka pintu, menyalakan lampu, dan menghempaskan diri ke sofa.

"Akhirnya... istirahat juga," gumamku.

Aku menyalakan TV dan mencari acara yang menarik. Tiba-tiba, aku merasa lapar. Aku membuka kulkas dan hanya menemukan beberapa potong sayuran dan telur.

"Sepertinya aku harus pesan makanan," pikirku.

Saat sedang mencari menu di aplikasi pesan makanan, aku menerima pesan dari sahabatku, Andi.

"Bro, jadi futsal kan malam ini?"

"Futsal? Malam ini?" tanyaku bingung. Aku membuka kalender di ponselku. Kosong. Tidak ada catatan apa-apa.

"Iya, lah! Masa lupa? Kan tiap Sabtu kita futsal," balas Andi.

"Oh... iya! Maaf, aku lupa banget. Kayaknya aku nggak bisa ikut deh. Aku capek banget hari ini," jawabku.

"Ya sudah, nggak apa-apa. Istirahat aja. Lain kali kita atur lagi," kata Andi.

Aku merasa sedikit bersalah karena membatalkan janji dengan teman-temanku. Tapi, rasa lelahku lebih besar. Aku mematikan TV dan bersiap untuk tidur.

Pesan Tengah Malam

Tepat tengah malam, ponselku berdering. Aku meraihnya dengan mata setengah terbuka. Ada pesan dari operator seluler yang mengucapkan selamat ulang tahun.

"Ulang tahun?" Aku mengernyit. Aku membuka kalender di ponselku lagi. Dan kemudian... aku tersadar.

"Ya Tuhan... hari ini ulang tahunku!"

Aku tertegun. Bagaimana bisa aku melupakan hari ulang tahunku sendiri? Aku merasa sangat bodoh.

Tiba-tiba, ponselku berdering lagi. Kali ini dari Ibu.

"Halo, Nak? Kamu sudah tidur?"

"Belum, Bu. Ini... ini aku baru ingat kalau hari ini ulang tahunku," jawabku dengan suara serak.

"Iya, Ibu tahu. Makanya Ibu telepon. Selamat ulang tahun ya, Anakku sayang. Maaf Ibu cuma bisa telepon. Tadi Ibu kira kamu sibuk, makanya Ibu nggak mau ganggu," kata Ibu dengan suara lembut.

Air mataku menetes. Aku merasa sangat terharu. "Terima kasih, Bu. Maaf aku lupa..."

"Nggak apa-apa, Nak. Yang penting kamu sehat dan baik-baik saja. Ibu selalu mendoakanmu," kata Ibu.

Setelah menutup telepon, aku membuka media sosialku. Banjir ucapan selamat ulang tahun dari teman-teman, keluarga, dan kenalan. Aku merasa malu sekaligus terharu. Mereka semua ingat, tapi aku lupa.

Pelajaran yang Berharga

Aku merenung. Hari ini adalah pelajaran yang berharga. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas sampai melupakan hal yang penting. Aku melupakan diriku sendiri. Aku melupakan orang-orang yang menyayangiku.

Aku berjanji pada diri sendiri, aku tidak akan pernah melupakan hari ulang tahunku lagi. Aku akan lebih menghargai waktu, lebih memperhatikan orang-orang di sekitarku, dan lebih bersyukur atas setiap momen dalam hidupku.

Mungkin ulang tahunku kali ini tidak dirayakan dengan pesta meriah, tapi aku mendapatkan hadiah yang lebih berharga: kesadaran diri. Dan itu, bagiku, adalah hadiah ulang tahun terbaik.




Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)

Tidak ada komentar: