Welcome

<< Mulai dengan cerita yang menarik>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Rabu, 16 April 2025

cerita fiksi : Jejak Terakhir di Rumah Van Sterlling (Bagian 2)

 

Novel Misteri 

Bab 10: Jejak Kain Ungu

Sebelum keheningan yang menggantung menyelimuti mereka, Viskca meraih kain ungu yang tergeletak di lantai. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh tentang kain itu, bukan hanya karena familiar, tapi juga karena terasa dingin saat disentuh.

"Kain ini... aku pernah melihatnya," gumam Viskca, mengerutkan kening. "Di lukisan wanita yang wajahnya dicoret."

Regina yang sedari tadi memeriksa buku harian, mendongak. "Maksudmu lukisan di ruang kerja ini?"

Viskca mengangguk. "Ya. Tapi... kenapa kain ini ada di sini?"

Pak Guru mengambil kain itu dengan hati-hati. "Mungkin ini petunjuk. Kita harus mencari tahu siapa wanita di lukisan itu dan apa hubungannya dengan keluarga Van Sterlling."

Bab 11: Melodi yang Membawa Petunjuk

Beberapa saat sebelum Davie menghilang dalam kegelapan, Tomi masih memegang kotak musik kecil yang baru saja ia buka. Melodi lirih yang keluar dari kotak itu terasa familiar bagi Sheza.

"Tunggu," kata Sheza, mencoba mengingat. "Aku pernah mendengar melodi ini sebelumnya. Rasanya... seperti lagu pengantar tidur yang sering dinyanyikan ibuku."

Tomi memutar kembali kotak musik itu. Melodi itu memang terdengar sederhana namun menyayat hati. Mereka bertukar pandang, menyadari bahwa melodi ini mungkin memiliki makna yang lebih dalam terkait dengan rumah Van Sterlling.

Bab 12: Kegelapan dan Pengakuan

Sebelum lampu padam, Casand merasakan sentuhan dingin di bahunya. Ia menoleh dan melihat siluet samar-samar di kegelapan. Ia tidak yakin siapa itu, tapi firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia hendak berteriak, namun tiba-tiba lampu padam dan semuanya menjadi kacau.

Dalam kegelapan, Nabila mendengar bisikan lirih di dekat telinganya. Bisikan itu menyebutkan sebuah nama, nama yang terasa asing namun entah mengapa membuatnya merinding. Ia tidak sempat melihat siapa yang berbisik karena kepanikan melanda.

Bab 13: Surat dari Adrian

Sebelum mereka menemukan kotak musik, Pak Guru sedang membaca surat tua yang ia temukan di balik rak buku. Surat itu ditulis oleh Adrian Van Sterlling kepada seseorang yang bernama Eliza. Dalam surat itu, Adrian mengungkapkan kemarahannya kepada adiknya, Julian, yang menurutnya telah merebut hak warisnya. Adrian juga menulis tentang sebuah kutukan keluarga yang akan menimpa siapa saja yang berani mengkhianati garis keturunan Van Sterlling.

Pak Guru mengerutkan kening. Kutukan? Apakah ini hanya legenda atau sesuatu yang nyata?

Bab 14: Foto dan Kunci

Sebelum lampu padam, Casand dan Sheza berhasil membuka kotak perhiasan dengan kunci kecil yang mereka temukan. Di dalamnya, mereka menemukan selembar foto seorang wanita cantik dengan gaun ungu. Wajah wanita itu sangat mirip dengan wanita yang wajahnya dicoret di lukisan ruang kerja. Di belakang foto, tertulis nama: Eliza.

Mereka menyadari bahwa Eliza pasti memiliki peran penting dalam misteri ini. Apakah ia wanita yang dikhianati oleh keluarga Van Sterlling sehingga menimbulkan kutukan?

Bab 15: Lorong dan Catatan Tersembunyi

Sebelum kegelapan menyergap, Regina dan Rasha berhasil memasuki lorong rahasia di balik permadani. Di ruangan kecil itu, mereka menemukan banyak buku kuno dan catatan-catatan yang ditulis dengan tangan. Sebagian besar catatan itu berisi tentang ritual-ritual kuno dan kepercayaan mistis. Namun, ada satu catatan yang menarik perhatian mereka. Catatan itu menceritakan tentang seorang wanita bernama Eliza yang dituduh membawa kesialan bagi keluarga Van Sterlling dan akhirnya diasingkan.

Bab 16: Ukiran Gagak dan Piring yang Terlupakan

Sebelum mereka berpencar di lantai dua, Viskca dan Tomi memeriksa ruang makan. Ukiran gagak kecil di bawah meja makan terasa aneh. Tomi ingat pernah membaca tentang gagak sebagai simbol kematian dan pertanda buruk dalam beberapa mitos kuno.

Piring yang belum selesai dimakan di atas meja juga menimbulkan pertanyaan. Siapa yang sedang makan dan mengapa ia tiba-tiba pergi? Apakah ini ada hubungannya dengan hilangnya keluarga Van Sterlling puluhan tahun yang lalu?

Bab 17: Potret dan Nama

Sebelum mereka memasuki rumah, Davie menemukan lukisan potret seorang pria di loteng. Tatapan dingin dan sorot mata tajam pria itu membuatnya merasa tidak nyaman. Ketika ia membalik lukisan itu, ia menemukan tulisan "Adrian Van Sterlling".

Davie merasa ada sesuatu yang mengganjal tentang potret itu. Mengapa lukisan ini tersembunyi di loteng? Apakah Adrian memiliki peran penting dalam misteri ini?

Bab 18: Pertemuan di Loteng (Mundur)

Sebelum mereka semua berkumpul di ruang tamu, Davie adalah orang pertama yang memasuki rumah Van Sterlling. Ia langsung tertarik untuk menjelajahi loteng yang tampak gelap dan misterius. Di sana, di antara barang-barang lama, ia menemukan sebuah peti kayu terkunci. Ia mencoba membukanya, namun peti itu terlalu kokoh. Ia kemudian menemukan lukisan Adrian dan menyembunyikannya di balik tumpukan kain tua, berencana untuk memeriksanya lebih lanjut nanti.

Bab 19: Kebenaran Terungkap (Mundur)

Beberapa saat setelah mereka tiba di rumah Van Sterlling, sebelum Pak Guru memberikan pengarahan, Davie menyelinap kembali ke loteng. Ia berhasil membuka peti kayu yang terkunci dengan sebuah penjepit rambut yang selalu ia bawa. Di dalam peti itu, ia menemukan sebuah buku harian tua – buku harian yang kini tergeletak di lantai ruang kerja.

Davie mulai membaca buku harian itu dengan saksama. Buku itu ternyata milik Eliza, wanita yang fotonya mereka temukan. Dalam buku hariannya, Eliza menceritakan tentang cintanya kepada Julian Van Sterlling dan pengkhianatan Adrian yang menuduhnya sebagai pembawa kutukan keluarga. Eliza juga menulis tentang ritual yang ia lakukan untuk melindungi Julian dan keturunannya dari kutukan tersebut, sebuah ritual yang melibatkan kain ungu dan melodi khusus.

Davie menyadari bahwa kutukan keluarga Van Sterlling bukanlah kutukan supranatural, melainkan sebuah rencana jahat yang diwariskan dari generasi ke generasi untuk melindungi rahasia keluarga dan harta mereka. Orang yang mengirimkan surat anonim kepada Pak Guru adalah keturunan Eliza yang ingin kebenaran tentang keluarga Van Sterlling terungkap.

Saat Davie sedang membaca buku harian itu, ia mendengar langkah kaki mendekat. Ia panik dan menyembunyikan buku harian itu di bawah meja kerja, tidak menyadari bahwa kain ungu miliknya terjatuh di dekatnya. Kemudian, lampu padam...

(Cerita akan terus mundur, mengungkap siapa sosok di balik padamnya lampu dan apa yang sebenarnya terjadi pada Davie setelah ia menemukan buku harian Eliza. Misteri kutukan keluarga Van Sterlling akan semakin terkuak seiring berjalannya waktu mundur.)


Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)

Tidak ada komentar: