Welcome

<< Mulai dengan cerita yang menarik>> << SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA >>

Selasa, 08 April 2025

Fiksi : Libur telah usai kawan......

 

Bagian 1: Senja di Dermaga Bakauheni (Kini)

Debur ombak Selat Sunda terasa lebih berat malam ini. Kang Ijal, dengan sarung lusuh melingkar di leher dan kopiah hitam sedikit miring, berdiri di ujung dermaga Bakauheni. Aroma asin laut bercampur dengan bau solar dari kapal feri yang baru merapat. Matanya menerawang ke arah kejauhan, ke lampu-lampu Bandar Lampung yang mulai berpendar. Libur telah usai.

Ia menghela napas panjang. Perjalanan dari Palembang, Sumatera Selatan, terasa begitu singkat saat berangkat, namun kini, saat kembali, setiap kilometer terasa mengulur waktu. Di benaknya, potongan-potongan kenangan liburan menari-nari.

Bagian 2: Riuh Rendah Pasar 16 Ilir (Beberapa Hari Lalu)

Beberapa hari sebelumnya, suasana riuh rendah Pasar 16 Ilir Palembang begitu kontras dengan kesunyian dermaga malam ini. Kang Ijal, ditemani istrinya, Teh Minah, dan kedua anaknya, Risa dan Rio, berdesakan di antara lautan manusia. Tawa Risa saat mendapatkan es kacang warna-warni, celotehan Rio yang takjub melihat Jembatan Ampera dari dekat, semua masih terngiang jelas di telinganya.

"Ayah, belikan Risa pempek lagi ya?" rengek Risa sambil menarik-narik ujung bajunya.

Kang Ijal tersenyum dan mengangguk. Liburan ini memang didedikasikan untuk membahagiakan keluarganya. Setelah setahun penuh berkutat dengan sawah di Lampung, inilah saatnya mereka menikmati hasil panen.

Bagian 3: Malam di Rumah Nenek (Seminggu Lalu)

Kilatan lampu petir memecah keheningan malam di sebuah desa di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Kang Ijal duduk di beranda rumah kayu sederhana milik ibunya, ditemani secangkir kopi pahit. Hujan deras mengguyur, mengingatkannya pada masa kecilnya di kampung halaman ini.

"Ijal, sudah lama kamu tidak pulang," suara ibunya terdengar lembut dari dalam rumah.

"Iya, Mak. Panen kemarin lumayan, jadi sekalian ajak anak-anak ziarah dan ketemu keluarga," jawab Kang Ijal.

Malam itu, mereka bercerita banyak hal. Tentang perkembangan Risa dan Rio, tentang hasil panen, dan tentu saja, tentang kenangan masa lalu. Kang Ijal merasa damai berada di tengah keluarga besarnya.

Bagian 4: Pantai Pasir Putih Lampung (Awal Liburan)

Kembali ke awal liburan, Kang Ijal mengingat betapa antusiasnya anak-anak saat pertama kali menginjakkan kaki di Pantai Pasir Putih, Lampung. Hamparan pasir putih yang luas, deburan ombak yang tenang, dan langit biru yang cerah menyambut kedatangan mereka.

Risa dan Rio langsung berlarian menuju bibir pantai, membangun istana pasir dan bermain air sepuasnya. Teh Minah tertawa melihat tingkah polah kedua buah hatinya, sementara Kang Ijal duduk di bawah pohon kelapa, menikmati semilir angin laut.

"Alhamdulillah, bisa melihat anak-anak bahagia seperti ini," gumamnya dalam hati.

Mereka menghabiskan beberapa hari di Lampung, mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Taman Nasional Way Kambas dan Danau Ranau. Setiap momen terasa berharga dan menciptakan kenangan indah.

Bagian 5: Perjalanan Pulang yang Panjang (Kini)

Kang Ijal kembali tersadar dari lamunannya saat suara klakson kapal feri memecah keheningan malam. Ia melirik jam tangannya. Sebentar lagi kapal akan berangkat menuju Pelabuhan Merak. Perjalanan pulang ke rumah di Lampung masih panjang.

Di dalam kapal, ia duduk di dekat jendela, memandangi kegelapan malam yang hanya diterangi oleh lampu-lampu kapal. Rasa lelah mulai menyerang, namun di balik itu, ada rasa syukur yang mendalam. Liburan kali ini telah memberikan energi baru untuk kembali bekerja dan berjuang.

Bagian 6: Kenangan di Tanah Sriwijaya (Kilasan Balik)

Terlintas kembali di benaknya saat mereka mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang. Risa dan Rio tampak tertarik dengan berbagai koleksi peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya. Kang Ijal menjelaskan kepada mereka tentang kejayaan masa lalu tanah leluhur mereka.

"Lihat, Nak, dulu Palembang ini kota yang sangat besar dan terkenal," ujarnya sambil menunjuk sebuah peta kuno.

Ia berharap, dengan mengenalkan sejarah kepada anak-anaknya, mereka akan lebih mencintai tanah air dan menghargai warisan budaya.

Bagian 7: Pagi di Rumah Sederhana (Masa Depan)

Kang Ijal membayangkan pagi esok hari. Ia akan disambut oleh ayam berkokok dan aroma kopi yang diseduh Teh Minah. Risa dan Rio pasti akan langsung bercerita tentang pengalaman liburan mereka kepada teman-teman di sekolah.

Meskipun libur telah usai, kenangan indah yang mereka ciptakan akan terus membekas di hati mereka. Kang Ijal tahu, kehidupan akan kembali berjalan seperti biasa, dengan rutinitas sawah dan tanggung jawab keluarga. Namun, ia juga tahu, semangat liburan akan menjadi penyemangatnya untuk terus bekerja keras demi masa depan keluarganya.

Bagian 8: Kembali ke Dermaga Bakauheni (Kini)

Kapal feri mulai bergerak perlahan meninggalkan dermaga Bakauheni. Lampu-lampu Bandar Lampung semakin menjauh. Kang Ijal kembali menarik napas dalam-dalam. Libur memang telah usai, namun cerita dan kebersamaan yang terjalin selama liburan akan menjadi bekal berharga untuk menghadapi hari-hari ke depan. Di matanya, terpancar harapan untuk liburan berikutnya, dengan cerita dan petualangan yang lebih seru lagi. Malam semakin larut, dan Kang Ijal siap untuk kembali ke rutinitasnya, membawa serta kehangatan liburan di hatinya.




Disclaimer :

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)

Tidak ada komentar: