Bab 10: Jejak Kain Ungu
Nabila menunjuk kain ungu yang tergeletak di lantai. "Kain ini... aku ingat Davie memegangnya tadi."
Viskca mengerutkan kening. "Benar. Dia menemukannya di loteng, di samping lukisan pria itu."
Ingatan mereka mundur ke beberapa saat sebelum lampu padam. Davie, dengan wajah sedikit berdebu, turun dari loteng sambil membawa kain ungu yang tampak usang. Ia memperlihatkannya kepada yang lain dengan rasa ingin tahu.
"Lihat, apa ini? Seperti potongan gaun," katanya.
Sheza menyentuh kain itu dengan ragu. "Warnanya aneh... seperti warna ungu yang pudar."
Regina, yang saat itu sedang mengamati lukisan keluarga, menoleh. "Mungkin ini milik wanita yang wajahnya dicoret di lukisan itu?"
Mereka semua kembali melihat lukisan di ruang kerja. Sosok wanita di tengah keluarga Van Sterlling memang mengenakan gaun berwarna gelap, dan meskipun wajahnya telah dirusak, samar-samar terlihat siluet gaun yang mungkin berwarna ungu.
Bab 11: Melodi Terakhir
Tomi mengingat kembali saat ia membuka kotak musik. "Melodinya... sangat sedih. Seperti lagu pengantar tidur yang menakutkan."
Casand menambahkan, "Dan tepat setelah itu, lampu langsung mati. Apa mungkin ada hubungannya?"
Mereka mencoba mengingat detail-detail saat kotak musik itu berbunyi. Apakah ada yang melihat sesuatu yang aneh? Apakah ada bau atau suara lain yang menyertai melodi itu?
Rasha, yang sejak awal terlihat gelisah, tiba-tiba berkata, "Aku merasa ada yang mengawasi kita sejak kotak musik itu berbunyi."
Pak Guru mencoba menenangkan mereka. "Jangan panik dulu. Mungkin hanya kebetulan lampu mati." Namun, jauh di lubuk hatinya, ia merasakan firasat buruk.
Bab 12: Surat yang Tersembunyi
Sebelum kegelapan dan kotak musik, Pak Guru sedang membaca surat yang ia temukan di balik rak buku. Cahaya senternya kembali menyoroti tulisan tangan yang mulai pudar itu.
Saudaraku Julian,
Kau sungguh keterlaluan! Bagaimana bisa kau berencana untuk mengambil seluruh warisan keluarga? Ayah pasti akan kecewa dengan tingkahmu. Ingatlah, Violet juga berhak atas bagiannya.
Aku tidak akan membiarkanmu melakukan ini. Aku akan mengungkap kebusukanmu kepada semua orang.
Jangan pernah berpikir kau bisa lolos dari keadilan.
Dengan amarah,
Adrian.
Pak Guru merenungkan isi surat itu. Ada nama "Violet" yang disebutkan, nama yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Mungkinkah Violet adalah wanita dengan wajah yang dicoret di lukisan? Dan apa hubungan antara perselisihan warisan ini dengan hilangnya keluarga Van Sterlling?
Bab 13: Kunci dan Foto
Casand dan Sheza mengingat saat mereka menemukan kotak perhiasan di kamar tidur utama. Kunci kecil yang mereka temukan berhasil membukanya. Di dalamnya, selain beberapa perhiasan kuno, terdapat selembar foto seorang wanita cantik dengan gaun ungu yang anggun. Wajah wanita itu sangat mirip dengan siluet wajah yang dicoret di lukisan keluarga.
"Jadi, ini Violet?" bisik Casand.
Sheza mengangguk. "Gaunnya... warnanya sama dengan kain yang Davie temukan."
Mereka menyadari, penemuan ini semakin menguatkan dugaan bahwa Violet adalah sosok penting dalam misteri keluarga Van Sterlling. Namun, mengapa wajahnya dicoret dari lukisan keluarga?
Bab 14: Lorong Rahasia
Regina dan Rasha kembali mengingat penemuan lorong rahasia di balik permadani. Ruangan kecil yang mereka temukan dipenuhi dengan buku-buku tua dan catatan-catatan yang ditulis dengan tangan. Mereka ingat melihat banyak simbol aneh dan gambar-gambar yang tidak mereka pahami.
Salah satu catatan yang sempat mereka lihat sekilas berisi kalimat, "Gagak akan membawa kegelapan pada keluarga ini." Mereka juga melihat sketsa ukiran burung gagak yang mirip dengan ukiran yang ditemukan Viskca dan Tomi di ruang makan.
Bab 15: Ukiran Gagak
Viskca dan Tomi mengingat saat mereka menemukan piring yang belum selesai dimakan di ruang makan. Suasana di ruangan itu terasa sangat dingin dan sunyi, seolah penghuninya baru saja pergi beberapa saat yang lalu.
Di bawah meja, mereka menemukan ukiran kecil berbentuk burung gagak yang terbuat dari kayu gelap. Mereka tidak terlalu memikirkannya saat itu, namun sekarang, setelah melihat sketsa gagak di catatan dalam lorong rahasia, mereka merasa ada makna yang lebih dalam di baliknya.
Bab 16: Potret di Loteng
Davie, sebelum menunjukkan kain ungu, menceritakan tentang lukisan yang ia temukan di loteng. Potret seorang pria dengan tatapan dingin dan sorot mata yang tajam. Ia ingat ada perasaan aneh saat melihat lukisan itu, seolah pria dalam lukisan itu sedang mengawasinya.
Ia juga ingat melihat beberapa barang lain di loteng, termasuk sebuah kotak kayu tua yang terkunci dan beberapa gulungan kertas yang tampak rapuh. Namun, ia tidak sempat memeriksanya lebih lanjut karena ingin segera memberitahu yang lain tentang kain ungu yang ia temukan.
Bab 17: Perpecahan di Ruang Tamu
Sebelum mereka berpencar untuk menjelajahi rumah, suasana di ruang tamu terasa tegang. Ada sedikit perdebatan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencari informasi. Casand dan Davie ingin langsung menjelajahi tempat-tempat yang dianggap angker, sementara Regina lebih tertarik pada dokumen-dokumen sejarah.
Pak Guru akhirnya memutuskan untuk membagi mereka menjadi beberapa kelompok kecil agar bisa mencakup seluruh rumah dengan lebih efisien. Ia mengingatkan mereka untuk selalu berhati-hati dan tidak terpisah dari kelompok masing-masing.
Bab 18: Instruksi Terakhir
Saat mereka baru tiba di rumah Van Sterlling, Pak Guru sekali lagi mengingatkan mereka tentang tujuan kunjungan ini. Ia menekankan pentingnya mencari fakta dan bukti sejarah, bukan hanya terpaku pada cerita-cerita hantu.
Namun, ia juga tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya sendiri tentang misteri yang menyelimuti rumah ini. Ia berharap, melalui penelitian ini, mereka bisa menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui kota mereka.
Bab 19: Surat Anonim Terbaca
Beberapa hari sebelum kunjungan, Pak Guru menerima surat anonim yang ditulis dengan tinta hitam di atas kertas perkamen yang terasa kasar.
Kepada Bapak Guru yang terhormat,
Saya tahu Anda tertarik dengan sejarah rumah Van Sterlling. Ada rahasia kelam yang tersembunyi di dalamnya, sebuah kebenaran yang selama ini terkubur oleh waktu. Jika Anda berani mengungkapnya, datanglah bersama murid-murid Anda ke rumah itu pada tanggal yang telah ditentukan. Cari petunjuk di setiap sudut ruangan. Kebenaran akan terungkap, namun hati-hati, karena kegelapan juga mengintai.
Seorang Pengagum Sejarah.
Pak Guru masih ingat keraguannya saat membaca surat itu. Namun, kata-kata tentang "rahasia kelam" dan "kebenaran yang terkubur" telah memicu rasa ingin tahunya. Ia merasa ada sesuatu yang penting yang perlu diungkapkan tentang keluarga Van Sterlling.
Bab 20: Desas-desus yang Terlupakan
Sebelum surat misterius itu datang, mereka hanya mendengar cerita-cerita samar tentang keluarga Van Sterlling. Ada yang mengatakan bahwa Adrian adalah seorang pengusaha yang kejam dan tamak, sementara Julian adalah seorang seniman yang eksentrik. Violet, menurut desas-desus yang beredar, adalah seorang wanita cantik yang menjadi korban tragedi di rumah itu.
Beberapa cerita bahkan menyebutkan tentang kutukan yang menimpa keluarga Van Sterlling karena keserakahan dan perselisihan di antara mereka. Namun, semua itu hanyalah desas-desus tanpa bukti yang jelas.
Sekarang, berdiri di tengah keheningan rumah Van Sterlling setelah hilangnya Davie, Pak Guru dan murid-muridnya menyadari bahwa mereka telah memasuki sebuah misteri yang jauh lebih kompleks dan berbahaya dari yang pernah mereka bayangkan. Setiap penemuan membawa mereka semakin dekat ke kebenaran, namun juga semakin jauh ke dalam kegelapan yang mengintai di rumah tua itu. Mereka harus terus bergerak mundur, mencari jejak terakhir Davie dan mengungkap rahasia kelam keluarga Van Sterlling sebelum terlambat.
Disclaimer :
(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar